"Gimana? Udah ada kabar lagi belum dari Dhea?" Tanya Aqeela mendatangi teman-temannya yang berkumpul di ruang tamu rumah Reynan.
Semalam mereka menginap di rumah Reynan, kecuali Harsya dan Azi.
Azi sendiri tidak ikut menginap karena dia harus ikut ke Bali bersama keluarganya semalam.
"Hp Dhea masih gak aktif sampai sekarang." Jawab Syila dengan lemas.
Aqeela duduk di atas karpet di samping Syila yang tengah merebahkan tubuhnya, "Terus gimana dong, mau sampai kapan kita diem aja Kegini?"
"Ya sabar qeel, kita juga khawatir sama Dhea. Tapi kan kita gak tau mau cari Dhea kemana, kita gak tau dia pergi kemana kan." Sahut Nio sedikit kesal
"Ayo dong makanya cari informasi, biar Dhea cepat ketemu." Kata Aqeela menyemangati teman-temannya.
"Coba tanya Harsya Rey." Ceplos Syila
"Percuma, dia pasti gak tau keberadaan Dhea." Sahut Reynan dengan sedikit ketus.
"Ya terus kita mau nunggu Kegini sampai kapan anjing?" Syila mengusap rambutnya frustasi.
"Sabar loh sabar, di bilangin sabar dulu kenapa sih. Ini gue juga lagi nunggu kabar." Sahut Nio semakin geram karena mendengar keluhan dari Syila dan Aqeela yang tiada henti.
Nio meminta bantuan ayahnya untuk meminjam beberapa orang kepercayaan ayahnya untuk mencari informasi ke rumah sakit dan penginapan terdekat guna mencari keberadaan Dhea yang menghilang sejak semalam.
....
"Rencana Lo sebenarnya apa sih Va bawa dia kesini?" Celline mendatangi Zanva yang tengah merenung di dalam kamarnya.
"Ya gue mau dia aman, makanya gue bawa dia kesini." Sahut Zanva
"Lah kocak anjing, Lo pikir ini kantor polisi apa gimana sih? Justru malah gak aman kalau dia ada disini Va, Lo mau di tuduh penculik nanti sama keluarganya dia?" Kata Celline ada benarnya.
"Ya gak lah, kan gue gak culik dia."
"Tapi keluarganya kan gak tau kalau dia ada di sini sekarang, keluarganya juga pasti cariin dia lah setelah tau ceritanya. Lo gak kasihan apa sama keluarganya?" Kata Celline dengan sinis menegur Zanva demi kebaikannya juga.
"Ya bukannya gitu, gue juga lagi cari cara buat hubungi keluarganya Dhea. Masalahnya hp nya Dhea itu gak ada, Lo juga udah cek di kopernya gak ada kan hp nya?" Kata Zanva
"Ya emang gak ada sih..."
"Makanya, ini gue juga lagi pusing. Lo bantuin mikir kek, bantuin cari solusi gimana cara kasih tau keluarganya Dhea kalau Dhea ada disini sama kita. Jangan malah gerutu aja Lo nambahin beban pikiran gue aja..." Kata Zanva menggerutu sendiri.
"Yaudah lapor polisi aja lah, biar enak." Kata Celline dengan asal.
"Lapor polisi, Lo pikir dia orang hilang apa? Aneh banget Lo..." Cibirnya
"Ya kan siapa tau polisi bisa bantu Va cariin keluarganya Dhea." Kata Celline.
"Tapi gue gak yakin kalau itu pilihan yang tepat, gue masih ragu untuk melibatkan polisi disini."
"Ah, aneh Lo emang. Lo sama aja cari masalah Va kalau kegitu namanya mah." Kata Celline dengan kesal.
"Udah deh Lo ikutin aja apa kata gue, percaya deh. Dari pada nanti Lo kena masalah kan, niatnya mau bantuin tapi nanti malah justru kena getahnya gimana?"
"Keluarganya Dhea pasti nyariin dia Va sekarang, cepat atau lambat mereka pasti tetap lapor ke polisi kalau Dhea gak ketemu juga. Lo mau di tuduh jadi penculik? Kalau gue sih ogah ya..." Kata Celline memberi pengertian pada Zanva, sesuai dengan apa yang dia pikirkan saja.
Zanva mengusap rambutnya dengan kasar, dia juga bingung sekarang.
"Sebenarnya apa sih yang terjadi semalam?" Gumam Zanva frustasi.
"Ya mana gue tau, tanya sama gue lagi Lo. Kan yang bawa dia kesini itu Lo bukan gue, gimana sih malah tanya ke gue. Harusnya kan gue yang tanya ke Lo, tuh cewek kenapa memangnya ada masalah apa sampe pergi dari rumah kegitu?" Kata Celline menanggapi dengan sewot.
"Ssttt... Ya gak usah berisik dong, nanti Dhea kebangun gegara Lo. Dia masih butuh banyak istirahat, please lah..." Kata Zanva menegur Celline dengan sinis.
"Ya lagian kenapa sih gak Lo biarin aja dia di rawat di rumah sakit? Ngapain Lo bawa pulang sih Va anak orang etdah... Mana bermasalah gini lagi anaknya." Kata Celline tak habis pikir
"Ya masa gue mau biarin dia sendirian sih, gak mungkin lah gila kali Lo." Kata Zanva dengan sinis.
"Ya kan bisa aja dia nginep di hotel, apasih susahnya? Lo aja yang ribet, demennya cari perkara mulu heran gue." Kata Celline menyahuti
"Karena gue khawatir kalau dia sendirian, gue takut dia kenapa-kenapa lagi nanti. Kalau dia ada disini kan gue bisa jagain dia." Kata Zanva dengan sedikit ketus, lalu melenggang pergi keluar kamar meninggalkan Celline sendiri.
Selepas kepergian Zanva, celline menggerutu sendiri di dalam kamar Zanva.
"Apaan dah tuh orang, pacar bukan saudara juga bukan tapi peduli banget." Gumamnya, lalu menyusul Zanva yang ternyata pergi ke kamar Celline yang sementara ini di tempati Dhea.
Stop
.................Bagian ini sudah direvisi
Jadi
Jangan lupa
Vote
Comment
And
Follow#sc_
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsya (TAHAP REVISI)
Teen Fiction// FOLLOW DULU SEBELUM BACA// Menceritakan kehidupan anak remaja, yang labil, gampang tantrum, dan sedikit tidak waras. Dalam cerita ini banyak menggunakan kata-kata kasar dalam dialognya. Harsya adalah seorang remaja yang ingin kehidupan remajanya...