68. Terungkap

1.4K 98 25
                                        

Tok...tok...tok...

Zanva mengetuk pintu kamar rawat Dhea sebelum masuk ke dalam, dia bersama dengan Celline sepupunya yang ikut menemaninya.

Dia tidak datang bersama Zanva ke Rumah sakit tadi, karena di jalan Celline sibuk mengeluh perutnya mulas karena diare.

Alhasil Zanva menurunkan Celline di SPBU untuk menggunakan toilet dan dia jalan lebih dulu ke rumah sakit.

Barulah Celline menyusul setelah beres dengan urusan diare nya, jadi wajar bila dia tidak ada ketika Harsya dan Zanva tengah ribut di parkiran.

Kembali lagi, setelah mengetuk pintu dan mendengar sahutan dari dalam yang mempersilahkan mereka untuk masuk, akhirnya Zanva dan Celline masuk bersama ke dalam ruangan Dhea.

"Permisi..." Zanva menyapa dengan sopan ketika masuk ke ruangan.

"Zanva??"

Posisinya kedua orangtua Harsya berdiri di dekat pintu, mereka juga yang membukakan pintu ketika Zanva mengetuk tadi.

"Kamu ngapain disini?" Pertanyaan spontan yang keluar dari mulut Rahma, mamanya Harsya.

Memang terdengar tidak ramah, tatapannya nampak sinis dan jelas sekali bahwa dia tidak menyukai kehadiran Zanva disana. Atau mungkin memang sebenarnya dia tidak suka bertemu dengan Zanva.

"Maaf sebelumnya, saya kesini bukan untuk membuat keributan. Tapi saya ingin bertemu dengan Dhea, jika tidak keberatan saya mau melihat kondisi Dhea." ujar Zanva dengan cepat, dan tentu dengan cara yang sopan.

"Siapa itu Rahma?" Mita bertanya karena penasaran ketika melihat wajah Zanva yang masih asing baginya, belum lagi Celline juga.

"Ee.. engga bukan siapa-siapa." Jawab Mita sedikit berteriak, takut Mita tak bisa mendengar suaranya karena posisi mereka yang lumayan berjarak.

Kembali lagi ke Zanva, Rahma menatap laki-laki itu dengan tajam. "Dhea baik-baik saja, lebih baik kamu sekarang pergi dari sini."

Hasan yang penasaran pun mendekat untuk melihat situasi secara jelas, "Ada apa ini?"

"Maaf om, saya Zanva teman sekolah Dhea di jakarta. Dan ini sepupu saya, Celline." Ujar Zanva memperkenalkan dirinya dan Celline kepada Hasan, ayah Dhea.

Hasan mengangguk paham, "Oh, teman Dhea rupanya."

"Silahkan duduk dulu, supaya lebih enak ngobrolnya." Kata Hasan mempersilahkan Zanva dan Celline untuk duduk di sofa yang disediakan di ruangan VIP yang ditempati Dhea.

"Makasih om." Zanva dan Celline pun akhirnya duduk, bersama dengan Hasan juga yang ikut duduk bersama mereka.

"Dhea nya baru saja tidur setelah minum obat, jadi sepertinya kalian belum bisa mengajak Dhea bicara dulu untuk sekarang ini." Kata Hasan menjelaskan sedikit mengenai kondisi Dhea.

Zanva mengangguk kecil sembari tersenyum tipis, "Iya om gapapa, di izinkan untuk melihat keadaan Dhea seperti ini saja saya sudah berterimakasih." Ujar Zanva.

"Karena kebetulan disini ada om dan Tante, saya mohon izin. Jika berkenan, ada yang ingin saya sampaikan tentang Dhea." Ucap Zanva dengan sopan tanpa ragu bicara dengan Hasan.

HarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang