73. Kepercayaan/Kejujuran??

878 42 20
                                        

"Hari ini sekolah kerasa beda ya dari hari biasanya." Cetus Syila memulai perbincangan di meja berisi 4 orang itu.

"Kangen banget sama Dhea yang dulu..." Kata Aqeela menyahut sembari menghela nafas berat.

"Eh, tapi katanya orangtuanya Dhea udah ngurus surat pindah ya?" Kata Azi menimpali, sembari makan siomay miliknya. Karena mereka saat ini sedang makan siang di kantin sekolah.

"Dengar-dengar sih gitu, Dhea mau balik sekolah di Bandung lagi kan." Kata Nio menanggapi dengan santai.

"Kasian ya Dhea, gak nyangka gue orang selugu itu dapat masalah seberat ini." Lanjutnya mengimbuhi

"Kawan Lo tuh brengsek, sampai detik ini gue masih jengkel banget sama Harsya deh sumpah." Kata Aqeela menggerutu kesal.

"Mending Lo kasih tau deh kawan Lo itu yang bener No, Lo kasih masukan dakwah-dakwah terbaik deh kalau perlu biar bisa sadar gitu pikirannya." Ujar Syila terdengar begitu sengit membahas perihal Harsya dan Dhea.

"Tuh anak otaknya isi udang rebon apa gimana sih, heran gue. Gak ada sadar-sadarnya setelah buat kesalahan besar begini." Lanjut Syila menggerutu.

"Ya mau gimana lagi emang dasar Harsya anaknya keras kepala, mana pernah dia mau dengerin omongan kita segampang itu Syil."

"Orangtuanya yang ngomongin aja kadang di sepelein, di dengerin juga engga sama dia." Tukas Nio yang sudah pasrah.

"Sumpah ya guys, gue kangen banget momen-momen dimana kita bolos bareng, nyebat bareng sambil ngumpet-ngumpet di belakang. Akhir-akhir ini semua terasa berat deh..." Kata Azi mengeluh dramatis.

"Iya loh, gue aja sampai lupa kapan terakhir kali kalian di hukum hormat bendera di lapangan, lari keliling lapangan di tengah hari bolong, bahkan kadang sampai harus bersihin toilet sampai sore haha..." Aqeela jadi tertawa sendiri mengingat momen-momen nakal sahabat lelakinya itu.

"Semuanya berubah semenjak ada Dhea, iya gak?" Ceplos Syila.

"Ada benarnya sih, cuma ya berubahnya gak dalam versi yang negatif juga. Banyak hal positif yang kita dapet setelah ada Dhea disini, sampai kita lupa sama hal-hal negatif yang dulu kita lakuin." Kata Nio menanggapi ucapan Syila.

"Gue sedih banget kalau keinget Dhea..." Gumam Syila dengan lesu, bahkan dia sudah berulang kali membuang nafas berat ketika nama Dhea disebut.

"Kapan ya Dhea sadar? Dalam keadaan dia yang sekarang lagi koma kegini, kira-kira sukma nya Dhea lagi ngapain ya?" Pertanyaan konyol keluar dari mulut Aqeela.

"Lagi duduk di sebelah Lo kali, ngeliatin kita ngobrol sekarang." Sahut Azi menjawab asal sembari menunjuk kursi kosong di sebelah Aqeela.

Aqeela melirik kursi tersebut dengan sendu, "Andaikan aja iya..." Gumamnya

"Eh iya, Syil itu kemaren Rey gimana kabarnya? Lo jadi nyari dia gak sih?" Nio teringat akan hal yang sempat dia lupakan sesaat.

"Emang Rey kenapa?" Azi yang tidak tau apa-apa pun jadi bingung dan penasaran.

"Itu kemarin ceritanya Rey pulang duluan ke Jakarta naik kereta, terus Syila dapat kabar katanya Rey di rumah sakit. Terus gak tau deh gimana kelanjutannya, makanya ini gue nanya." Tukas Nio menjelaskan sedikit kepada Azi yang ketinggalan berita.

HarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang