|•|CUE 15 🍪

29.6K 1.6K 52
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee.

Jangan jadi silent readers👀.

Happy Reading 💗.




•🍪•

Itu kan, mobil Gus Zayyan. Elza mengucapkannya di dalam hati dengan mata yang terus menatap ke arah mobil tersebut.

"El, ayo. Ngapain bengong di situ?" pekik Athar yang ternyata sudah berada jauh di depannya.

"I-iya bang." Elza segera menyusul Athar dan bunda di depan.

Di dalam cafe, keluarga Gus Zayyan tampak menunggu seseorang. Namun, Ning Naila tiba-tiba merasa mules. Ia pun izin kepada abah dan umma untuk pergi ke toilet sebentar.

"Umma, Naila kebelet ini. Izin ke belakang dulu ya." Ning Naila terus memegangi perutnya.

"Kamu gapapa nak? Ya udah kalau gitu cepet ke toilet," perintah umma.

Ning Naila mengangguk dan langsung ngibrit ke toilet. Sesampainya di toilet, Ning Naila segera menuntaskan urusannya. Takut keluarganya menunggu lama, ia lalu buru-buru kembali ke tempat keluarganya berada. Namun karena Ning Naila kurang memperhatikan jalan, ia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.

"Aduh, lo bisa jalan yang bener ga sih?!" pekik seseorang itu.

"Afwan kak, tadi buru-buru soalnya. Aku yang salah kak," ucap Ning Naila.

Seseorang itu pun menoleh ke arah Ning Naila setelah membersihkan bajunya. Betapa terkejutnya Ning Naila melihat siapa yang ia tabrak. Orang yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Kak Daisha," lirih Ning Naila.

"Siapa ya?" Daisha bingung karena ia merasa tidak mengenal orang yang ada di depannya itu.

"Aku Naila kak, adik mas Zayyan. Sahabat kecil kakak," tutur Ning Naila.

Daisha terkejut mendengarnya. Ia mencoba untuk mengingat sesuatu. Tak butuh waktu lama, ia telah mengingat kenangan indah masa kecilnya bersama seseorang yang bernama Zayyan.

"Lo? Lo Naila adiknya Zayyan? Sejak kapan lo ke sini? Zayyan mana?" beribu pertanyaan Daisha lontarkan kepada Ning Naila.

"Maaf kak, tapi aku ada acara. Aku harus segera balik, maaf ya kak," tolak Ning Naila lembut.

"Tunggu, acara apa?" Daisha mencekal tangan Ning Naila ketika ia ingin pergi.

"Keluarga kami akan membahas tentang pernikahan mas Zayyan dengan keluarga calon istrinya mas Zayyan."

Daisha kaget bukan main mendengar penuturan Ning Naila. Dadanya terasa sangat sesak, matanya seperti menahan bulir-bulir air agar tidak jatuh. Ia sangat tidak menyangka bahwa orang yang selama ini ia kagumi akan segera menikah.

Cinta Untuk Elza | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang