|•|CUE 30 🍪

13.9K 642 18
                                    

Jangan lupa vote yaa, syukur kalau komen juga 😻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote yaa, syukur kalau komen juga 😻.

Happy Reading 💗.

•🍪•

"Ga, dedeknya gamau dijenguk dulu."

Gus Zayyan terkejut mendengar jawaban Elza. Padahal dirinya hanya bercanda dan tidak bermaksud apa-apa. Eh, malah disalah artikan oleh Elza.

"Kenapa kamu berfikir sampai situ, hm?" Gus Zayyan menjitak kening Elza.

"Aduh, sakit tau mas. Ya,,, Diba ga tau kenapa bisa sampai situ," ucap Elza sembari mengusap-usap keningnya.

Gus Zayyan tersenyum menampakkan deretan pagar putihnya. Ia juga menggelengkan kepala karena tingkah istrinya itu. Seketika tangan Gus Zayyan mengusap lembut di tempat ketika ia menjitak kening Elza. Tanpa aba-aba Gus Zayyan memajukan wajahnya mendekati wajah Elza.

Cup.

Ia mendaratkan satu ciuman di kening Elza. Sudah dipastikan kondisi Elza sekarang sudah seperti kepiting rebus. Untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah, Elza mengambil bantal kecil yang ada di dekatnya lalu diarahkan ke wajahnya.

Karena Gus Zayyan suka ketika melihat Elza seperti kepiting rebus, ia mengambil alih bantal yang menutupi wajah Elza. Di buangnya bantal itu ke segala arah. Gus Zayyan lalu mencubit kecil pipi Elza yang memerah itu.

"Aduh mas.... Kenapa bantalnya dibuang sih. Mana pipi Diba dicubit lagi."

"Karena saya suka melihat pipi kamu memerah seperti tomat itu." Gus Zayyan menoel pipi Elza.

"Udah mas, Diba mau mandi." Elza pun beranjak dari ranjang dan beralih menuju kamar mandi.

Tak mau ditinggal, Gus Zayyan buru-buru mengikuti Elza ke kamar mandi. Menyadari ada yang membuntuti, Elza menoleh ke belakang dan mendapati Gus Zayyan yang tersenyum tanpa dosa.

"Mau apa?" tanya Elza dengan tangan berada di pinggang.

"Enggak, saya mau buang air kecil. Kamu mandinya nanti dulu ya?"

Malas untuk berdebat, Elza memilih untuk mengalah. Ia pun menunggu Gus Zayyan selesai urusan di kamar mandi dengan duduk di sofa dan memainkan handphone sejenak.

🍪🍪🍪

Malam hari pun tiba, Gus Zayyan dan Elza sedang menikmati indahnya suasana malam itu dari teras rumah. Bintang-bintang bak gula yang ditaburkan ke langit. Suara jangkrik dan suara daun yang bergoyang karena angin bersatu padu menjadi alunan yang syahdu. Ditemani oleh secangkir teh dan susu yang hangat, mereka berdua berbincang ringan.

"Mas, nama buat dedek bayi udah ada?" tanya Elza sembari mengelus perutnya itu.

"Sudah, saya sudah siapkan dua nama. Satu perempuan, satu laki-laki. Tinggal nanti dedek bayinya laki-laki atau perempuan."

Cinta Untuk Elza | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang