Jangan lupa vote dan komen ya bestiee.
Happy Reading 💗.
✅
•🍪•
Bunda menarik napas dalam-dalam sebelum mengatakan, "Oke, tapi Elza harus kuat ya?"
Entah mengapa perasaan Elza mendadak menjadi tak tenang. Ia makin penasaran karena bunda mengatakan hal tersebut.
"Iya, bunda. Elza siap."
"Elza, sebenarnya..." Bunda menjeda kata-katanya.
"Sebenarnya apa, bun?" tanya Elza penasaran.
"Sebenarnya..."
Brak.
"Assalamu'alaikum. Athar datangg." Teriak Athar setelah membuka pintu.
Bunda dan Elza beralih menatap ke arah pintu. Tanpa merasa berdosa, Athar berjalan dengan muka yang berseri-seri seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
"Athar mah! Ganggu aja," ucap Elza dengan kesal setelah Athar duduk di sofa.
"Lah? Emang lagi ngapain?" jawab Athar sambil menatap Elza dan bunda secara bergantian.
Saat pandangan Athar tertuju kepada bunda, ternyata ia juga menyadari bahwa bunda seperti habis menangis. Yang semula wajahnya berseri, kini berubah drastis menjadi wajah yang panik.
"Bunda? Bunda kenapa?" tanya Athar penuh kekhawatiran.
"Gue tadi tanya bunda. Bunda baru mau jawab, eh lo malah dateng tiba-tiba."
"Aduh, maaf Athar ga tau. Bunda kenapa bunda?" tanya Athar lagi.
Seketika bunda kembali menangis di dekapan Athar. Athar dan Elza kebingungan, tapi mereka tetap mencoba untuk menenangkan bunda. Setelah cukup tenang, kini bunda angkat bicara.
Bunda menatap Elza lekat. Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Elza setelah ini. Mungkin, mereka akan menangis bersama?
"Jadi, tadi dosen kamu datang ke sini. Dia menyampaikan sesuatu buat El."
"Apa, bunda?" Elza bertanya pada bunda.
Bunda menghela napas sejenak, "Kericuhan acara tadi ternyata karena juri keracunan, mereka mengadakan uji laboratorium, dan..." Bunda menjeda kata-katanya. "Ternyata racun itu di dalam makanan kamu nak," jelas bunda sambil meneteskan air matanya.
Elza mematung di tempat. Ia mencoba untuk mencerna kata-kata yang bunda ucapkan. Elza merasa telah memasak dengan benar. Ia tak mencampur makanannya dengan racun. Ini pasti ada yang tidak beres. Selama ini ia juga mengikuti lomba dengan baik, kenapa kali ini berbeda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Elza | End
Fiksi Remaja"Kalau memakai hijab jangan seperti itu ya cantik. Nanti kalau anak perempuan kita menirukan gaya umi nya kan yang pusing abi nya." ⚠️ ALANGKAH BAIKNYA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN MEMBERIKAN VOTE SETIAP CHAPTER⚠️ Ini tentang seorang gadis yang...