"Kalau memakai hijab jangan seperti itu ya cantik. Nanti kalau anak perempuan kita menirukan gaya umi nya kan yang pusing abi nya."
⚠️ ALANGKAH BAIKNYA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU DAN MEMBERIKAN VOTE SETIAP CHAPTER⚠️
Ini tentang seorang gadis yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee.
Jangan jadi silent readers 👀.
Happy Reading my cookie 💗.
✅
•🍪•
"El, ini Naila udah bawa minum sama roti pemberian Farah kemarin saat kembali dari rumah-, astagfirullah. Mata Naila ternodai."
"Astagfirullah, Naila. Makanya kalau ingin masuk kamar orang ketuk pintu terlebih dahulu, diizinkan atau tidak." Gus Zayyan lalu melepaskan pelukannya karena terkejut dengan kedatangan Ning Naila.
"Hehe, maaf mas, maaf juga El," ucap Ning Naila yang masih stay di ambang pintu sambil membawa nampan.
"Ya sudah, sini minum dan rotinya."
Ning Naila lalu berjalan ke arah meja di samping ranjang dan menaruh minum serta roti untuk Elza. Setelah itu, ia keluar karena tidak ingin menjadi nyamuk diantara mereka berdua.
"Terima kasih Ning," ucap Elza setelah bangkit dari duduknya.
"Sama-sama, dimakan ya? Yang tadi jangan terlalu dipikirin, ga baik. Kalau gitu Naila keluar dulu ya? Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," balas Gus Zayyan dan Elza berbarengan.
Setelah kepergian Ning Naila, mereka berdua segera bersiap-siap untuk pergi ke luar. Saat Elza ingin memakai jilbabnya, tiba-tiba Gus Zayyan mendatanginya dengan membawa sebuah kain.
"Sayang, coba kamu pakai ini. Pasti kamu menjadi tambah cantik." Gus Zayyan menyodorkan kain yang ia bawa.
"Ini apa, mas?" ucap Elza sembari menerima kain yang Gus Zayyan berikan.
"Cadar, saya ingin melihat kamu memakai ini."
Elza lalu memasang cadar itu di wajah cantiknya. Setelah terpasang, senyum Gus Zayyan mengembang. Aura kecantikannya bertambah walaupun wajahnya ditutup dengan kain cadar.
"Gimana mas? Kok malah bengong sih?" Elza melambaikan tangannya di depan wajah Gus Zayyan.
"Mas? Mas Zayyan? Astagfirullah mass..." Elza sedikit berteriak karena kesal Gus Zayyan tidak segera sadar.
"Eh astagfirullah. Maaf sayang," ujar Gus Zayyan setelah sadar.
"Mas kok malah bengong sih? Gimana ini? Cocok?" Elza memutarkan tubuhnya agar Gus Zayyan menilainya.