|•|CUE 26 🍪

13.7K 708 13
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee.

Jangan jadi silent readers 👀.

Happy Reading my cookie 💗.





•🍪•

Seorang pengemudi mobil lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Senyumnya berubah menjadi senyuman licik. Ia tak sabar dengan pemandangan yang akan dilihatnya nanti.

"ELZA! AWASS!"

Brak.

Tubuh Elza terjatuh karena menghindar dari mobil yang hampir menabraknya itu. Perutnya terasa sangat nyeri karena membentur aspal cukup keras. Keluarganya lalu menghampirinya karena khawatir.

"Sayang, bagaimana keadaanmu? Ada yang sakit?"

"Pe-perut El sakit, mas," ucap Elza sedikit merintih.

"Zayyan, kita bawa Elza ke rumah sakit sekarang," ucap abah.

Dengan perintah abah, Gus Zayyan menggendong Elza menuju mobil. Ia menjalankan mobil dengan kecepatan yang tinggi. Di perjalanan, Gus Zayyan terus berdo'a dalam hati agar istri dan calon anaknya baik-baik saja. Akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit. Dengan cekatan suster di sana membawa Elza ke ruang ICU.

🍪🍪🍪

Sudah hampir satu jam sang dokter belum juga keluar. Ulfa, Rendi, dan Ning Naila pulang terlebih dahulu karena umma dan abah yang memerintahkan mereka. Nanti jika ada kabar, umma atau abah akan mengabarkan lewat telepon. Dalam hati Gus Zayyan terus melafalkan berdo'a agar diberikan keselamatan bagi Elza dan calon buah hatinya.

"Dengan keluarga Elzaina?" Seorang dokter dengan jas putih kebanggaannya.

"Saya bu," sahut Gus Zayyan dengan cepat.

"Begini, karena benturan keras tadi saya akan menyampaikan bahwa..." Dokter itu tampak menjeda kalimatnya.

"Bahwa apa dok?" tanya Gus Zayyan penasaran.

"Bahwa janin yang ada di perut mbak Elza tidak bisa dipertahankan. Karena jika terus dipertahankan akan membahayakan mbak Elza sendiri dan calon buah hati kalian. Nantinya kalau sang anak lahir, akan merenggut nyawa salah satunya juga."

Jleb.

Bagai pisau yang ditancapkan ke hatinya, Gus Zayyan merasakan sakit yang teramat dalam. Rasanya ia tak percaya dengan ini semua.

Cinta Untuk Elza | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang