3

5.6K 272 3
                                    

"Keynaa, aku sedihhh."

"Ada apa Sarah ku sayang?" Ucapku seraya menyeruput kuah bakso.

"Aku putus dengan Dennis," Sarah menghembuskan napasnya lelah.

"Ada apa lagi? Bukankah kalian baik-baik saja selama ini?"

"Iya baik memang, tapi ternyata aku adalah selingkuhannya," Sarah memijat keningnya pelan.

"Apa? Kok bisa?"

"Hah, ternyata ia sudah memiliki kekasih sejak SMA, dan kemarin kekasihnya datang menghampiriku dan tiba-tiba saja menyiramku dengan jus jeruk."

"Pfttt... Kau serius?" Sial, aku bersusah payah menahan tawaku.

"Hei, teman macam apa ini yang tertawa saat temannya tertimpa musibah?" Sarah menatapku kesal.

"Maaf maaf, tapi aku tidak menyangka hahahahah."

"Sialan, ia datang tanpa pemberitahuan saat aku sedang rapat dengan adik tingkatku. Akkhhh aku sudah tidak punya wajah di hadapan adik tingkatku."

"Lalu apa respon adik tingkatmu?"

"Tentu saja mereka terkejut, ada yang menatapku kasihan dan juga ada yang menatapku seakan-akan aku menjijikan. Hey, aku juga korban disini kau tahu? Aku juga tidak tahu kalau Dennies sudah memiliki kekasih, aku juga tidak sudi menjadi simpanan. Dasar lelaki brengsek!"

"Yah aku juga tak paham dengan stigma masyarakat yang selalu menyalahkan wanita, padahal kalau dipikir-pikir bukankah lelaki yang memutuskan ia berkhianat atau tidak. Kalau memang ia lelaki setia ia tidak akan mencari wanita lain, kecuali wanita simpanan yang sudah tau kalau lelaki itu sudah memiliki kekasih itu baru wanitanya juga salah, itu menurutku."

"Hah, terimakasih aku masih punya teman yang bisa berpikir logis. Lihat saja akan kubuat perhitungan dengan Dennies sialan itu."

"Hahaha, iya iya tentu saja keluarkan kekuatan sabuk hitam taekwondomu, tendang ia sampai langit ke 7," Sarah tertawa lepas mendengar ucapanku.

Tawa kami terhenti saat seorang lelaki datang dan duduk di sampingku.

"Halo sayang," Lelaki itu memeluk pinggangku dan mengecup pipiku lembut.

"Ah, kau datang Marcell," Aku tersenyum kecil terkejut akan sikapnya.

"Tentu saja, aku tak bisa berlama-lama tanpamu," Ia menatapku lekat dengan senyum menggoda di bibirnya. Ah, itu dia kebiasaannya, ya kebiasaan kekasihku atau mantanku lebih tepatnya?

"Bukankah kalian sudah putus sejak pekan lalu?" Tanya Sarah menginterupsi.

"Kau bicara apa? Tentu saja kita berkencan lagi, iya kan Keyna?" Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya. Ketahuilah, sebetulnya kami telah putus karena aku memergokinya mencium wanita lain namun ia berdalih mengatakan wanita itu yang memaksanya dan berhubung aku masih menyukainya jadi aku mencoba memberinya kesempatan lagi.

"Hey Marcell, apa kau jadi ikut? Kami akan berangkat sebentar lagi," Ucap seorang lelaki yang datang menghampiri kami.

"Oh Rian? Oke aku akan menyusul," Jawab Marcell singkat yang dibalas anggukan oleh lelaki yang bernama Rian, ia pergi meninggalkan kami setelah mendapatkan jawaban dari Marcell.

"Sayang, aku mau main futsal dulu ya," bisiknya seraya mengeratkan pelukannya pada pinggangku. Refleks, aku menjauhkan diriku mencoba memberi jarak diantara kami. Jujur saja aku tidak biasa kontak intim dan ini membuatku risih.

"Eumm, hati-hati."

Aku tersenyum kecil melambaikan tangan mengiring kepergian Marcell. Lambaianku terhenti saat menyadari tatapan aneh Sarah padaku.

Hujan Untuk JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang