Part 1

33.7K 1.6K 123
                                    

Seorang pria baru saja keluar dari pesawat pribadi milik nya, dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung milik nya.

Pria itu berjalan turun dari tangga pesawat sebelum berjalan menghampiri sopir pribadi milik nya yang sudah menunggu lebih dari 30 menit disini.

"Tuan."ucap Zani sopir pribadi pria itu yang sudah bekerja untuk pria itu selama sepuluh tahun belakangan ini.

Zani membungkuk sebentar untuk menghormati kedatangan dari Tuan nya yang sudah beberapa bulan ini berada di Kota asal pria itu.

"Langsung pulang."ucap pria itu membuat Zani menganguk sebelum mengikuti langkah lebar milik Tuan nya itu.

Bekerja dengan seorang pria dingin serta susah untuk berbicara banyak itu sedikit susah untuk Zani tapi karena sudah menemani pria itu selama sepuluh tahun ini, Zani banyak mengerti jika memang seperti itulah pria itu.

Dingin serta susah untuk disentuh. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berkomunikasi dengan pria itu.

Setelah sampai diparkiran Zani langsung membuka kan pintu untuk Tuan nya, membuat pria itu langsung duduk dikursi menumpang sedangkan Zani segera berlari kecil untuk segera sampai dipintu yang satu nya dibagian depan sebelum masuk dan menyalakan mobil nya.

"Tuan hari ini akan pergi ke acara pernikahan Tuan Alexander?"tanya Zani karena diri nya mendengar banyak berita jika pengusaha yang terkenal di negara ini akan menikah hari ini.

"Iya."jawab pria itu, karena memang diri nya pulang ke negera ini hanya untuk menghadiri pernikahan teman semasa kuliah nya saja. Sekalian tinggal disini beberapa bulan lagi untuk menunggu takdir nya lagi, setiap tahun nya pria itu selalu menyempatkan datang ke Indonesia untuk menunggu sesuatu yang bisa dibilang tidak pasti. Tapi pria itu sangat yakin jika perasaan nya dan juga takdir selalu bersama.

Pria itu merupakan blasteran Amerika dan juga Indonesia. Perusahaan milik nya sukses di Amerika sedangkan di Indonesia ia hanya mendirikan sebuah Mall yang cukup besar di Negera ini.

Sepuluh tahun berlalu sejak diri nya pertama kali bertemu seorang anak kecil yang sekitaran umur delapan tahun dijalan saat pulang kuliah. Anak kecil yang sangat menggemaskan di mata nya.

Flashback

Setelah kuliah selesai sekitar pukul satu siang, seorang pemuda berjalan dengan santai keluar dari gerbang sendirian karena teman nya masih ada jadwal bersama dosen nya.

Pemuda itu berjalan dengan santai kearah parkiran hingga seorang anak kecil menabrak diri nya.

Bruk

"Aw! Ish pantat nya Ray sakit!"

Pemuda itu menunduk saat mendengar suara pekikan anak kecil. Terlihat anak itu terduduk dengan wajah cemberut membuat pemuda itu langsung berlulut untuk menyamakan tinggi mereka.

"Maaf."ucap pemuda itu, membuat anak yang terduduk tadi langsung mengangkat pandangan nya hingga tatapan mereka bertemu.

Deg!

Jantung pemuda itu berdetak dengan begitu cepat nya saat menatap mata anak itu. Mana bulat sedikit sipit, hidung kecil yang terlihat mancung dan jangan lupakan rona merah alami di pipi anak itu berhasil membuat pemuda itu terhanyut beberapa saat.

"Ish! Om raksasa kalo jalan itu yang bener dong! Kan Ray jadi jatuh."omel anak yang menyebut diri nya Ray itu dengan memanggil pemuda itu dengan sebutan Om raksasa membuat pemuda itu tersenyum tipis.

Padahal diri nya hanya berdiri saja tadi, anak itu lah yang menabrak diri nya tapi sekarang anak itu menyalahkan diri nya. Menggemaskan sekali.

Setelah pemuda itu perhatikan seperti nya anak itu baru pulang sekolah karena terlihat dari seragam yang anak itu pakai.

"Maaf."ucap pemuda itu lagi dengan mengulurkan tangan nya, membuat anak itu langsung saja menerima nya dengan dengusan yang terdengar sangat kasar.

Anak itu menatap pemuda dihadapan diri nya dengan tatapan permusuhan setelah mereka sama-sama berdiri.

"Maaf? Itu doang gak akan cukup! Karena bokong nya Ray sakit!"ucap anak itu dengan nada tidak santai.

"Jadi bagaimana?"tanya pemuda itu dengan terus menatap anak itu, terlihat anak itu berpikir sesaat sebelum kembali menatap pemuda tinggi dihadapan diri nya.

"Ray mau sebagai permintaan maaf, Om harus beliin Ray permen yang banyak kalo kita ketemu lagi soal nya sekarang Ray harus cepet-cepet pulang."ucap anak itu dengan cepat membuat Pemuda itu langsung menatap kembali anak yang seperti nya akan segera pergi itu.

"Nama kamu siapa?"tanya pemuda itu membuat anak itu menatap sebentar sebelum berlari.

"Rayno Om~"

Samar-samar pemuda itu bisa mendengar suara dari anak yang ternyata bernama Rayno itu sebelum anam itu masuk kedalam sebuah mobil yang terlihat sangat mahal.

Sejak pertemuan pertama itu. Mereka tidak pernah bertemu lagi padahal setiap hari nya pemuda itu selalu datang ditempat pertama kali mereka bertemu membawa permen yang sangat banyak.

Pemuda itu terus melakukan semua itu hingga lulus kuliah.

Teman satu-satu nya pemuda itu juga selalu mengatakan jika apa yang dilakukan pemuda itu seperti menunggu cinta nya kembali, disaat itu lah pemuda itu sadar bahwa ini bukan hanya perasaan suka terhadap anak kecil karena ia sangat menyukai anak-anak melainkan sesuatu yang berbeda.

Sebuah perasaan cinta sejak pertama kali bertemu, anak itu berhasil membawa seluruh cinta yang ada didalam diri pemuda itu.

"Lu gak mau cari tau tempat tinggal dia?"tanya Alexander membuat pemuda itu menatap sejenak teman nya itu sebelum menghembuskan napas cukup berat.

"Ini sudah tujuh tahun berlalu sejak pertemuan pertama itu, dan sampai sekarang gue gak pernah ketemu dia lagi. Gue ragu dia ada di kota ini apa gak."ucap pemuda itu membuat Alexander menatap teman nya itu sejenak.

"Lu percaya takdir?"tanya Alexander dengan menatap teman nya itu membuat pemuda itu menganguk.

Ia sangat percaya dengan takdir dan juga perasaan nya.

"Kalo memang kalian ditakdirkan sama-sama pasti ada jalan nya kalian bertemu, mau seberapa lama apapun itu."ucap Alexander yang saat itu baru berpacaran dengan Vian.

"Gue bakalan selalu menunggu selama apapun itu, karena cinta gue dibawa semua sama dia."ucap pemuda itu membuat Alexander menepuk Bahu nya dengan pelan sebagai penyenangat.

Flashback end.

"Kita sudah sampai Tuan."ucap Zani membuat pria itu tersadar dari lamunan milik nya.

Dulu saat pertama kali bertemu dengan anak itu, umur nya masih 18 tahun hingga sekarang saat umur nya sudah 28 tahun.

Pria itu keluar dari dalam mobil, dengan menatap Mension milik nya yang terlihat sangat sepi dari luar.

"Tunggu sebentar."ucap pria itu dengan melangkah masuk kedalam Mension membuat Zani menganguk.

Bersambung...

Votmen_

Lanjut gak nih? Kalo mau lanjut komen

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang