Part 7

11.3K 1K 23
                                    

Perjalanan menuju kampus diisi keheningan yang ada didalam mobil hingga mereka sampai di parkiran yang ada dikampus.

Zani segera keluar dari mobil untuk membuka kan pintu untuk Tuan nya itu. Rencana nya setelah mengantar Tuan nya kesini, Zani ingin pergi keluar sebentar untuk membeli makan karena dari tadi pagi pria itu hanya sempat memasak kan makanan untuk adik nya saja tanpa punya waktu untuk ikut sarapan bersama dengan adik nya itu.

Karena perjalanan dari rumah Zani ke Mension milik Hans lumayan jauh jadi pria itu tidak sempat untuk sarapan walau sebentar.
___

Setelah Zani membuka kan pintu untuk diri nya Hans segera keluar dari dalam mobil dengan tatapan mengarah pada dua orang pemuda yang tengah berjalan kearah diri nya membuat Hans bertanya-tanya kenapa mereka menghampiri diri nya.

Apa lagi saat melihat pemuda yang kemarin ia temui disini, ikut bersama pemuda satu nya yang Hans yakin bahwa itu teman pemuda itu.

"Hehe hai Om."ucap Rayno menatap Hans dengan berani membuat Ivan sedikit menyenggol lengan teman nya itu untuk tidak asal berbicara pada orang asing.

"Iya?"tanya Hans dengan ikut membalas tatapan dari Rayno membuat pemuda itu tersenyum senang.

"Lu pergi dulu sama, sekalian sama Om juga."ucap Rayno dengan menatap Ivan dan juga Zani bergantian membuat yang ditatap langsung menatap Rayno dengan tatapan bertanya.

"Gue mau bicara sama Om tinggi ini."ucap Rayno dengan menjawab tatapan teman serta teman Om-Om tinggi dihadapan diri nya.

Membuat Hans langsung memberi isyarat kepada Zani untuk pergi bersama dengan pemuda yang merupakan teman pemuda dihadapan diri nya yang sudah pergi lebih dulu.

"Saya permisi Tuan."ucap Zani dengan beranjak dari sana membuat Hans langsung menganguk sebagai jawaban.

Sehingga sekarang hanya tertinggal diri nya dan juga pemuda itu saja disini.

"Makasih ya Om buat permen nya kemarin."ucap Rayno setelah terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka membuat Hans menganguk.

"Kau suka permen nya?"tanya Hans dengan menatap mata bulat dihadapan diri nya dengan tatapan lembut milik nya.

"Iya dong, suka banget!"jawab Rayno dengan cepat membuat Hans tersenyum tipis melihat reaksi yang diberikan pemuda itu, sungguh sangat menggemaskan.

"Kau masuk jam pertama nya kapan?"tanya Hans saat melihat ini sudah lumayan siang.

"Jam sepuluh sih, masih lama."jawab Rayno dengan cepat, memang ia dan juga Ivan sering berangkat pagi hanya untuk berkeliling atau bahkan jajan saja sekali menunggu waktu karena bagi mereka dirumah kurang mengasik kan apa lagi mereka sama-sama anak tunggal. Tidak ada yang bisa diajak bicara ataupun bermain bersama.

"Bisa bicara sebentar?"tanya Hans dengan menatap pemuda kecil dihadapan diri nya.

"Bisa. Soal nya gue juga gabut, bingung mau ngapain."ucap Rayno dengan cepat membuat Hans tersenyum tipis melihat reaksi yang ditunjuk kan pemuda itu.

"Ikut saya sebentar."ucap Hans dengan beranjak dari sana. Untuk mencari tempat duduk yang pas untuk mereka berbicara,diikuti Rayno dari belakang.

Pemuda itu seperti seorang anak kecil yang tengah mengikuti Ayah nya, terlihat sangat kecil dan juga pendek jika bersama dengan Hans.
_

Saat sampai disebuah bangku yang dirasa cocok untuk mereka berbicara, Hans mengambil tempat duduk disana diiikuti Rayno yang duduk disamping pria itu.

"Om sering kesini yak?"ucap Rayno saat mengingat kemarin pria dihadapan diri nya datang kesini dan sekarang pria itu datang kesini lagi.

"Sering, setiap tahun nya saya selalu datang kesini."jawab Hans dengan tatapan mengarah pada pemuda disamping diri nya yang tidak menyadari jika ditatap pria itu.

"Ngapain?"tanya Rayno lagi, pemuda itu merasa sedikit aneh kenapa pria itu sering datang kesini tanpa sebab apapun. Jikapun pria disamping diri nya seorang dosen sudah pasti diri nya mengetahui pria itu bukan?

"Saya menunggu seseorang."jawab Hans dengan menatap mata bulat pemuda disamping diri nya. Pemuda itu menatap Hans seakan-akan menunggu cerita selanjut nya yang akan pria itu katakan.

"Nungguin siapa?"tanya Rayno dengan memiringkan kepala nya, mata bulat itu mengerjab menatap kearah pria itu.

"Menunggu seseorang yang ada datang mengambil permen yang ia inginkan saat saya dan dia bertemu nanti nya."

"Lu tau nama nya? Siapa tau gue bisa bantuin lu."ucap Rayno dengan menatap pria dihadapan diri nya.

"Saya hanya tau nama nya Rayno. Sudah sepuluh tahun yang lalu saya bertemu dengan dia."

"Buset udah lama yak, mungkin tuh anak lupa sama lu."ucap Rayno dengan menatap pria disamping nya dengan tatapan kasihan.

"Kau pernah bertemu dengan seseorang waktu kecil?"ucap Hans berusaha memancing pemuda disamping nya, sekaligus mencari tau apakah pemuda itu memang anak kecil yang ia temui dulu atau bukan.

"Pernah dulu tapi samar-samar anjir, seinget gue dulu sebelum pindah ke jerman gue ketemu Om-om tinggi kayak Om juga."ucap Rayno sedikit mengingat diri nya pernah bertemu dengan seorang pria.

Membuat Hans terdiam beberapa saat, jika pemuda itu memang anak kecil yang dulu berarti alasan diri nya tidak pernah melihat pemuda itu lagi karena pemuda itu pergi ke jerman.

"Dulu kau pernah mengatakan sesuatu pada orang yang kau temui?"tanya Hans setelah terjadi keheningan beberapa saat membuat Rayno berpikir.

Pemuda itu terdiam berpikir dengan keras, yang entah kenapa terlihat sangat lucu dimata Hans sekarang. Pipi pemuda itu yang terlihat memerah alami serta mata bulat yang tengah menerawang jauh membuat pemuda itu begitu menggemaskan.

"Pernah dulu, kek nya gue minta permen sama dia kalo kita ketemu lagi."ucap Rayno setelah sedikit mengingat perkataan pria yang dulu ia temui.

"Saya membawa permen itu."ucap Hans yang seketika saja membuat Rayno menatap pria itu dengan tatapan terkejut.

"Om raksasa?"tanya Rayno dengan memperhatikan wajah milik Hans dengan intens membuat pria itu tersenyum tipis, bahkan sangat tipis.

Pemuda itu terlihat sangat tidak percaya, terlihat dari tatapan terkejut nya.

"Ini beneran Om raksasa? Akhir nya ketemu lagi!"ucap Rayno dengan antusias nya membuat Hans tersenyum. Reaksi pemuda itu sungguh menggemaskan di mata nya.

"Iya ini saya. Saya sering datang kesini dengan membawa permen yang kau ingin kan dulu."ucap Hans dengan meletak kan paper bag ditangan nya pada pangkuan Reyno membuat mata bulat pemuda itu mengerjab sebelum membuka paper bag itu.

Dan betapa senang nya pemuda itu saat melihat begitu banyak permen didalam sana, benar-benar banyak bahkan sampai setengah paper bag itu.

"Ini buat gue semua?"tanya Rayno lagi dengan menatap Hans dengan tatapan senang. Setelah ini pemuda itu tidak perlu mengeluarkan uang jajan nya untuk membeli permen karena sekarang ia sudah mendapatkan begitu banyak permen.

"Iya, nanti saya bawakan lagi jika sudah habis."jawab Hans membuat mata bulat Rayno melolot dengan lucu nya.

"Jangan permen lagi, nanti Papa marah kalo gue banyak makan permen."ucap Rayno dengan membuka satu permen untuk dia makan.

"Mau nya apa?"tanya Hans dengan lembut membuat Rayno berpikir sejenak dengan pipi yang menggembung asik mengunyah.

"Apa aja deh."ucap pemuda itu membuat Hans menganguk sekaligus menahan rasa gemas melihat pemuda itu.

Bersambung..

Votmen_

Berikan banyak kasih sayang kalian!

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang