Part 22

6.3K 470 48
                                    

Sekitar jam istirahat Rayno berjalan keluar lebih dulu dari ruangan bimbingan setelah jam bimbingan selesai, berjalan keluar dari ruangan dengan cepat membuat Ivan yang kebetulan berada didalam satu ruangan dengan Rayno segera beranjak juga untuk melihat apa yang dilakukan teman nya itu.

Apa lagi melihat Rayno berjalan dengan cepat ke lantai dua membuat Ivan semakin bertanya-tanya, bukan kah kemarin teman nya itu baru saja bertunangan kenapa sikap nya menjadi aneh seperti ini?

Saat sedang sibuk mengikuti langkah Rayno tiba-tiba saja Ivan berdiri dengan kaku di tengah tangga melihat adegan yang baru saja terjadi. Didepan sana, lebih tepat nya di ruangan bimbingan tempat Aluna belajar dengan berani nya Rayno mencium bibir gadis itu sehingga membuat beberapa orang memekik dengan kaget melihat apa yang baru saja terjadi.

"Lu sekarang milik gue, pacar gue."ucap Rayno dengan menatap Aluna dengan tatapan dalam membuat gadis itu tersenyum sebelum memeluk Rayno dengan erat nya.

Dan itu semua tidak luput dari tatapan Ivan yang terlihat sangat syok serta kecewa. Dengan cepat Ivan langsung berjalan turun dari tangga, pemuda itu memutuskan untuk membiarkan apapun yang Rayno lakukan karena semua yang ia katakan sama sekali tidak teman nya itu hiraukan.

Sedangkan Rayno menatap sekilas tubuh Ivan yang mulai berjalan menuruni tangga, membuat Rayno menatap Aluna sejenak.

"Gue kesana sebentar ya." setelah mengatakan itu Rayno langsung berjalan menuruni anak tangga untuk segera menemui Ivan dan menjelaskan semua nya agar kesalahpahaman yang terjadi segera selesai.
___

Setelah cukup lama mencari akhir nya Rayno menemukan tempat dimana Ivan berada sekarang.

"Kenapa lu kesini? Gak lanjut ciuman disana? Gue gak bakalan ngelarang apapun kok, lu bisa melakukan apapun yang ingin lu lakuin," ucap Ivan saat menyadari kedatangan Rayno. Sekarang pacar nya Mas Zani itu tengah berada di lorong yang sepi yang ada dikampus mereka membuat Rayno menghembuskan napas berat nya sebelum mengambil tempat duduk disamping Ivan.

"Banyak hal yang membuat gue mengambil keputusan ini. Maaf kalo keputusan yang gue ambil terkesan gak menghargai apa yang lu bilang," ucap Rayno dengan kedua tangan saling bertaut satu sama lain.

"Seenggak nya lu cerita ini semua sama gue, jangan cuman diem dan langsung mengambil keputusan kayak gini. Gue ngerasa kalo gue bukan temen lu kalo gini cara nya," jawab Ivan dengan menatap Rayno yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.

"Sorry. Lu tau kan kalo gue belum bisa mencintai dia oh ralat tapi gue emang gak bisa membuka hati gue buat dia karena keinginan gue menjadi normal itu sudah bulat. Namun disatu sisi yang berbeda ada Om Hans yang begitu mencintai gue tanpa memikirkan perasaan dia lebih dulu, dia memberi waktu lagi sama gue untuk memikirkan semua nya tapi jawaban nya tetep sama. Gue gak bisa membuka hati buat dia,"

"Jadi gue memutuskan untuk meresmikan hubungan gue sama Aluna sebelum gue menikah dengan Om Hans agar gue tetap yakin untuk menjadi normal, gue gak mau setelah menikah nanti semua yang gue usahain sejak dulu gagal begitu saja karena gue cinta sama dia juga," ucap Rayno dengan menunduk dengan dalam.

"Keputusan yang lu ambil ini sangat egois Ray, lu ngepentingin diri lu sendiri dari pada orang yang sudah melakukan apapun itu buat bersama dengan lu. Lu gak harus mementingkan pendapat masyarakat tentang hubungan kalian, yang terpenting ada seseorang yang sangat mencintai lu bersama dengan lu itu udah lebih dari cukup. Lu gak bisa menolak jika lu memang gak bisa menjadi normal dengan alasan pacaran sama Aluna dan itu bisa bikin lu jadi normal, gak sama sekali."

"Disini gue yakin lu juga bimbang dengan diri lu sendiri. Apakah lu bisa menjadi normal atau gak, tapi lu memaksakan kehendak lu dengan terus mewanti-wanti bahwa lu normal yang malah akan membuat diri lu sendiri dalam masalah nanti nya. Semua keputusan sudah lu ambil jadi lu tinggal jalani aja itu semua, sorry gue gak bisa bantu apa-apa karena semua nya sudah gue katakan dan lu gak memikirkan itu semua."balas Ivan sebelum menepuk punggung Rayno beberapa kali.

Ivan segera beranjak dari sana setelah mengatakan semua yang ingin ia katakan, meninggalkan Rayno sendirian dengan pikiran kacau.
.

.

.

.

.

.

Sekitar jam setengah empat Rayno berjalan masuk kedalam ruang tengah yang ada didalam rumah nya sebelum tatapan pemuda itu mengarah pada seorang pria yang dari bentuk tubuh nya Rayno sangat yakin jika itu Hans.

Dengan pelan pemuda itu mulai berjalan mendekat sebelum perkataan Daddy nya berhasil membuat pemuda itu berdiri dengan kaku.

"Rayno belum menunjukan reaksi apapun setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Saya juga bingung dengan cara berpikir dia yang memang sangat luas, saya tidak pernah merasa keberatan jika memang dia ingin menolak anda atau bahkan langsung membatalkan semua ini dari awal. Namun karena dia sempat setuju beberapa saat yang lalu saya kira memang dia ingin membuka hati nya,

"Namun nyata nya itu semua dia lakukan. kerena diri nya merasa kebingungan, saya sangat tau bagaimana diri nya dan sekarang saya mengatakan semua ini karena saya yakin bahwa anda bisa mengerti semua ini dengan jelas, dia masih sangat labil. Butuh banyak bantuan untuk itu semua, tapi saya bisa langsung menyimpulkan jika keterdiaman nya sekarang itu karena diri nya memang tidak ingin semua ini, tidak ingin pernikahan ini terjadi. Jadi dengan sangat berat saya memutuskan untuk membatalkan semua saja."

Rayno terdiam beberapa saat, kenapa Daddy nya langsung memutuskan semua nya tanpa berbicara lebih dulu dengan diri nya? Disaat ia ingin memikirkan semua nya lagi kenapa begitu sulit untuk itu?

Rayno langsung berjalan mendekat karena tidak ingin ada jawaban apapun dari Hans yang akan membuat diri nya menyesal nanti nya.

"Beri aku waktu sampai besok."ucap Rayno yang langsung mendapat tatapan bingung dari Hans dan juga Rafa.

"Ini sudah satu minggu lebih Ray, tapi kamu tidak memberi kejelasan untuk semua nya. Dari pada nanti nya kamu masih tetap menolak Hans mendingan dari sekarang kamu menjawab semua nya agar ia bisa belajar melupakan ku dan mungkin saja akan bertemu dengan orang baru?"ucap Rafa dengan menatap Rayno dengan tatapan serius milik nya membuat Rayno menggeleng dengan pelan.

"Rayno .... mau tapi...untuk saat ini Rayno belum bisa mencintai dia.."jawab Rayno dengan kedua tangan bertaut serta kepala yang terus menunduk membuat Rafa langsung menatap Hans dengan senyuman tipis.

Bersambung...

Votmen_

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang