Part 6

12.7K 991 34
                                    

Setelah mengantar Tuan nya pulang sekitar jam dua siang. Zani pamit keluar sebentar untuk mencari tempat makan karena pria itu terbiasa mandiri untuk mencari makan sendiri tanpa meminta ataupun makan langsung di Mension Tuan nya itu.

Mobil milik Hans melaju dengan kecepatan diatas rata-rata dengan Zani yang membawa mobil itu dengan santai.

Diri nya masih tidak menyangka bisa bekerja dengan seorang Hans Reviano selama kurang lebih sepuluh tahun ini. Dulu saat lulus sekolah Zani sempat mencari pekerjaan paruh waktu untuk membiayai kehidupan diri nya namun nyata nya itu semua tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari nya.

Karena pria itu harus membiayai kehidupan adik nya juga yang sekarang sudah berumur 11 tahun. Sedangkan pria itu sudah berumur 29 tahun dan belum menikah sampai sekarang.

Kedua orang tua pria itu sudah meninggal saat adik nya masih berusia satu tahun. Dan sekarang adik pria itu juga sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat serta pengertian dengan kesibukan kaka nya yang sering pulang malam dan juga pergi pagi-pagi sekali.

Setelah memarkirkan mobil nya pria itu segera keluar dengan merapikan sedikit kemeja milik nya untuk segera berjalan masuk kedalam untuk mengisi perut nya.

30 menit kemudian Zani keluar dengan berjalan santai kearah mobil yang sudah ia parkirkan tadi sebelum masuk kedalam.

Saat duduk dikursi kemudi tatapan pria itu tidak sengaja menatap seorang pemuda yang tengah menatap diri nya dengan intens. Pemuda yang terlihat menggemaskan dengan tatapan memuja kearah diri nya.
.

.

.

Setelah pintu lift terbuka, Hans berjalan dari lorong yang akan mengantarkan diri nya kedalam kamar milik nya dengan santai. Ditangan pria itu juga masih ada paper bag yang berisi banyak permen karena tadi Hans hanya memberi pemuda yang datang kepada diri nya sebagian karena belum terlalu yakin jika pemuda itu memang benar anak kecil yang dulu ia temui disana. Maka dari itu mulai besok pria itu akan selalu datang ke kampus untuk mencari tau semua nya selagi diri nya mempunyai waktu di Indonesia selama dua bulan lebih.

Setelah sampai didalam kamar milik nya, Hans merebahkan diri nya diatas ranjang besar milik nya. Pikiran nya kembali mengingat pertemuan diri nya dengan seorang pemuda yang membuat ia merasakan sesuatu yang aneh sama seperti dulu saat ia bertemu dengan seorang anak kecil yang berhasil mengambil seluruh hati milik nya.

Tatapan tajam pemuda itu saat sedang kesal sama persis dengan anak kecil yang dulu. Belum lagi cara pemuda itu memanggil diri nya 'Om' panggilan yang kurang enak sebenar nya karena pria itu belum memiliki istri ataupun anak. Tapi untuk pemuda itu Hans tidak masalah jika di panggil seperti itu.

"Sampai jumpa lagi besok, semoga perasaanku sekarang tidak salah jika memang itu dia."gumam Hans sebelum tertidur saking lelah nya.

.

.

Sekitar pukul tujuh pagi Hans sudah berada diruang makan dengan sarapan seadanya karena pria itu masih belum terlalu bernapsu untuk sarapan. Tapi karena kesehatan nomor satu jadi Hans menyempatkan diri untuk sarapan walau sedikit. Sebelum berangkat ke kampus sebentar lagi.

Pria itu juga kembali membawa paper bag yang berisi begitu banyak permen untuk menemui pemuda itu kembali nanti nya.

Setelah selesai sarapan Hans segera beranjak dari tempat duduk nya, berjalan kearah pintu utama yang Hans yakin sudah ada Zani yang menunggu diri nya disana.

Dan benar saja saat Hans sampai diluar, disana sudah ada Zani yang menunggu diri nya dengan sebuah koran ditangan pria itu.

"Langsung saja."ucap Hans membuat Zani langsung beranjak dari tempat duduk nya sebelum berjalan kearah mobil untuk membuka kan pintu untuk Tuan nya itu.

Sedangkan Hans sendiri langsung masuk kedalam mobil setelah Zani membuka kan pintu untuk diri nya, duduk didalam sana dengan tenang.

.

.

.

.

.

Seperti biasa sekitar jam kurang sedikit tujuh Rayno sudah berada diruang makan dengan Daddy nya berada disamping pemuda itu.

"Bagaimana kuliah kemarin?"tanya Rafa yang memang sangat jarang dirumah karena terlalu sibuk bekerja membuat Rayno langsung menatap Daddy nya itu.

"Baik, semua nya ramah semua."ucap Rayno dengan fokus makan sarapan yang sudah Papa nya siapkan membuat Rafa menganguk.

"Sudah ada incaran?"tanya Rafa seperti biasa selalu menanyakan sesuatu yang kurang enak untuk Rayno.

"Gak ada incaran."jawab Rayno lagi membuat Rafa menganguk dengan pelan.

"Kalo punya langsung bawa kesini aja biar kita tau."ucap Rafa tiba-tiba membuat Rayno langsung menganguk dengan malas.

Setelah sarapan Rayno segera pamit pada Daddy nya karena Papa nya lagi ke pasar pagi-pagi tadi setelah memasak.

"Ray berangkat dulu Dad."ucap Rayno dengan menatap Daddy nya yang tengah duduk diruang keluarga dengan sebuah koran berada ditangan pria itu.

"Iya, hati-hati."jawab Rafa dengan cepat, menatap anak tunggal nya yang tengah berjalan keluar dari dalam rumah.

Bisa pria itu jamin jika sebentar lagi suara anak nya itu akan menggema di seluruh rumah.
_____

"Ivan! Ivan! IVAN BERANGKAT YUK!"panggil Rayno dengan lumayan pelan di awal tapi karena tidak ada sahutan apapun pemuda itu semakin ngegas yang aneh nya itu semua tidak membuat tenggorokan pemuda itu sakit.

Sekitar satu menit setelah pemuda itu berteriak dengan sekuat jiwa dan raga, Ivan keluar dari dalam rumah dengan menenteng taa yang seperti nya tidak ada guna nya jika dua pemuda itu yang memakainya.

"Sabar asu, gue lagi makan keselek gara-gera suara lu."ucap Ivan dengan membawa motor nya keluar dari gerbang yang sudah dibuka oleh Rayno.

"Habis nya lu kebiasaan gak nyaut pas gue panggil jadi yaudah gue gas ae."jawab Rayno dengan santai nya membuat Ivan mengelus dada nya untuk sabar.

Motor yang dibawa oleh Ivan melaju dengan pelan membela jalan yang tidak terlalu macet.

"Betewe yang lu liatin kemarin, itu lu kenal dia gak sih?"tanya Rayno membuat Ivan yang sedang fokus mengendarai motor milik nya kurang ngeh dengan suara pemuda itu.

"Hah!? Lu bilang apaan?"tanya Ivan sedikit berteriak membuat Rayno menatap teman nya dengan tatapan datar sebelum memjawab.

"Om-Om yang lu liatin kemarin itu siapa? Lu kenal dia?!"ucap Rayno dengan kencang membuat Ivan menganguk seakan-akan mengerti dengan perkataan yang dikatakan Rayno.

"Kagak! Gue kagak tau, tapi semoga aja gue ketemu sama dia secara langsung nanti!."jawab Ivan membuat Rayno menganguk sebelum keheningan terjadi.

Kurang lebih perjalanan yang dibutuh kan untuk sampai ke kampus 15 menit kalau tidak macet.

Rayno segera turun dari boncengan Ivan, menunggu teman nya untuk parkir sebelum mereka mulai berjalan masuk namun tatapan Ivan mengarah pada seorang pria yang baru saja keluar dari mobil sebelum sedikit berlari membuka kan pintu untuk Tuan nya.

Itu pria yang ia kagumi kemarin!

"Anjir itu Mas-Mas yang gue liat kemarin."ucap Ivan membuat Rayno langsung menatap arah yang ditatap Ivan sebelum.

Deg!

Itukan Om-om yang ia mintain permen kemarin!

Bersambung...

Votmen.

#siapa yang nebak jika pria yang disukai Ivan itu Hans? Cung! Kalian salah🤣😭

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang