Part 36

6.5K 494 20
                                    

Rayno menatap kearah bawah balkon saat merasakan sebuah senter kecil mengarah pada diri nya. Pemuda itu menatap dengan teliti sebuah senter itu sebelum ia tersadar satu hal jika itu merupakan kode dari daddy nya. Dulu saat Rayno pergi piknik bersama teman-teman sekolah nya daddy nya selalu datang diam-diam hanya untuk memastikan keadaan diri nya dengan membawa senter kecil. Sekarang pemuda itu yakin jika yang datang adalah daddy nya.

Sekarang yang ada didalam pikiran pemuda itu hanya satu, apa ia harus turun kebawah? Tapi itu akan sangat berbahaya karena ini ada di lantai 3 dari Mansion mereka.

Cukup lama Rayno terdiam mencari solusi hingga suara tembakan lagi terdengar sangat nyaring.

"Ray."

Tubuh kecil Rayno tersentak karena mendengar panggilan seseorang hingga secara refleks menoleh kearah belakang.

"Daddy?"tanya Rayno dengan tatapan terkejut melihat daddy nya sekarang berada dihadapan diri nya, bagaimana daddy nya itu bisa naik kelantai 3?

"Kau tau kan daddy juara panjat tebing yang curam, memanjat tembok mah gampang,"ucap Rafa dengan nada terdengar sangat pede membuat Rayno mendengus, mereka sekarang lagi di kondisi yang sangat menegang kan tapi daddy nya malah membuat lelucon!

"Baiklah, kau bawa ini."ucap Rafa dengan memberikan sebuah pisau yang terlihat sangat tajam membuat Rayno bertanya-tanya.

"Mungkin disana ada gadis itu, kau bisa berpura-pura tidak tau semua ini dan mendekati dia. Bunuh dia."ucap Rafa langsung karena pria paruh baya itu tidak terlalu pandai menyusun kata-kata yang bagus jadi langsung berbicara tentang inti nya.

Rayno menganguk dengan cepat sebelum mengambil pisau yang diberikan daddy nya. Mereka mulai berjalan keluar dengan Rafa yang berada didepan. Mereka masih harus turun menggunakan lift sebelum sampai ke lantai paling bawah.

Rayno berdiri dengan gelisah sebelum Rafa mengelus surai anak nya itu dengan lembut, membuat Rayno langsung menatap daddy nya dengan perasaan khawatir.

"Hans pasti bisa menghandel semua nya, kamu harus yakin pada suami mu sendiri."ucap Rafa sebelum pintu lift terbuka.

Rayno berjalan lebih dulu sebelum suara tembakan lagi terdengar.

"Aluna!"teriak seorang pria membuat Rayno langsung berjalan cepat untuk melihat apa yang terjadi hingga tatapan pemuda itu mengarah pada seorang gadis yang tengah menutup kedua mata nya dengan darah yang terus keluar dari tenggorokan nya.

"Sialan!"teriak Faker dengan keras, pria paruh baya itu menatap Hans dengan tatapan membunuh milik nya sedangkan Hans sendiri hanya memberikan tatapan datar milik nya.

Mendengar suara itu Rayno langsung mengalihkan tatapan milik nya dari Aluna kearah yang berbeda, pemuda itu mencari dimana Hans sekarang berada hingga tatapan milik nya jatuh pada seorang pria yang tengah berdiri didekat seorang maid yang terlihat sudah tidak bernyawa, lengan pria itu terlihat terus mengeluarkan darah yang sangat banyak.

Faker mengarahkan senjata nya kepada Hans, sedangkan Hans juga melakukan hal yang sama.

Rayno sendiri berdiri dengan kaku karena pemuda itu sangat membenci darah, ia takut darah.

Dor!

Dor!

Suara dua tembakan terdengar membuat Rayno menutup kedua mata nya sejenak agar rasa takut nya menghilang sebelum membuka kembali kedua mata bulat nya.

Tatapan Rayno langsung mengarah pada Hans yang tengah terjatuh dilantai, dengan cepat pemuda itu berlari kearah Hans sekarang berada untuk memastikan keadaan pria itu hingga saat Rayno datang pria itu tengah terbatuk-batuk dengan banyak darah yang keluar dari mulut nya.

"Ray..."panggil Hans dengan menatap Rayno dengan tatapan mata sayu nya, tangan pria itu yang penuh dengan darah mulai mengelus kedua pipi Rayno dengan pelan.

Sedangkan Rayno hanya bisa menangis melihat penampilan Hans sekarang. Wajah pria itu terlihat sangat pucat, akibat kehilangan banyak darah.

"Suuttt, istri..nya saya.. tidak boleh..menangis..saya tidak suka itu..uhuk.."ucap Hans dengan terbata-bata, napas pria itu terdengar sangat memburu.

"Om jangan banyak bicara...om harus segera kerumah sakit.."ucap Rayno dengan air mata yang jatuh dengan lancar nya. Sedangkan Hans hanya tersenyum dengan menatap pemuda itu.

"Ini..cukup menyakitkan.... tapi setelah uhuk... melihat wajah..kamu..saya merasa tidak ada rasa..apapun..mungkin..saya hanya..uhuk.. perlu istirahat sebentar..10 tahun..ini sangat melelahkan... Ray..sa..."

Kalimat yang akan Hans katakan terputus begitu saja karena pria itu sudah menutup kedua mata nya, dengan kondisi memeluk Rayno walau tidak bisa memeluk pemuda itu sepenuh nya.

Sedangkan Rayno hanya bisa menangis dengan kencang melihat apa yang sekarang terjadi pada Hans, pemuda itu berharap semua ini hanya mimpi buruk yang datang kepada diri nya.

"Rayno"ucap Rafa dengan berjalan cepat kearah Rayno karena tadi Rafa tengah sibuk membunuh beberapa anak buah yang dibawa Faker.

"Daddy...om..om Hans.."ucap Rayno dengan terbata membuat Rafa langsung menatap kondisi Hans sekarang.

Lengan pria itu terkena tembakan cukup dalam serta bagian dada nya juga terkena tembakan itu yang membuat pria itu sampai muntah darah tadi.

"Rayno tenang dulu, daddy sudah menelpon ambulans."ucap Rafa mencoba menenangkan anak nya walau itu akan percuma. Siapa yang bisa tenang saat melihat orang yang sangat mencintai diri nya terluka bahkan bisa saja meninggal, mungkin tidak akan ada.

"Om gak boleh..ninggalin Rayno...om bilang mau tunggu Ray 20 tahun..lagi kan? Jadi om..harus segara membuka mata om.."ucap Rayno yang masih terus saja menangis, mengabaikan bau tidak enak dari darah yang menempel dibaju nya.

Tidak mungkin kan pria itu menyerah begitu saja setelah menunggu diri nya selama 10 tahun? Apa Hans lelah? Lelah karena Rayno masih belum mencintai diri nya?

Hingga saat beberapa orang datang untuk segera membawa Hans kerumah sakit. Rayno pingsan karena tidak kuat merasakan semua ini. Pemuda itu berharap semua ini hanya mimpi, ya hanya mimpi. Om nya tidak mungkin meninggalkan diri nya karena pria itu tidak bisa jauh dari diri nya kan?

Bersambung..

Votmen_

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang