Part 14

8.2K 647 62
                                    

Setelah pembicaraan yang membuat Ivan susah bernapas, akhir nya pemuda itu pulang dengan kondisi jantung yang berdetak sangat kencang. Entah lah setiap berada didekat Zani, Ivan merasakan jantung nya berdetak dengan hebat dengan wajah yang memerah karena malu.

"Huaaa! Gue harus gimana!"teriak Ivan didalam kamar nya, untung nya kamar pemuda itu kedap suara jadi tidak akan terdengar suara apapun sekeras apapun ia berteriak.

Pemuda itu baru saja mandi sekarang, namun sial nya ia mengingat kembali perkataan Zani tadi yang seketika saja membuat diri nya malu dan juga gugup secara bersamaan. Biasa nya jika Ivan merasa seperti ini maka pemuda itu akan langsung menelpon teman nya agar merasa sedikit tenang mungkin itu yang harus Ivan lakukan sekarang.

Dengan cepat tangan kecil Ivan langsung mengambil handphone milik nya, menekan beberapa angka sebelum menunggu beberapa saat hingga panggilan itu terjawab, cukup lama membuat Ivan bingung sendiri. Namun kebingung pemuda itu terjawab saat panggilan nya tersambung.

"Kenapa anjir? Lu kan bisa langsung datang kerumah gue ege!"

Terdengar suara teman nya itu dari balik sambungan telpon, terdengar sangat serak.

"Gue tremor anjir plis lah ya, huaaa! Tuh mas-mas mau kesini anjir! Mau ajak gue jalan jam sepuluh nanti! Gue harus gimana? Bantuin gue."ucap Ivan langsung mengatakan apa yang terjadi pada diri nya.

"Loh kok bisa langsung diajak jalan gitu aja anjir? Kalian kan baru aja ketemu beberapa hari yang lalu kok langsung sat set sat set?"

"Gue kagak tau anjir, gue tremor. Ini lagi suara lu kenapa serak? Lu habis nangis ya!?"ucap Ivan saat baru menyadari jika suara teman nya itu berubah menjadi sangat serak.

"Besok gue ceritain sama lu. Sorry buat sekarang gue kagak bisa bantu lu dulu. Sorry ya Van."

"Gapapa gue paham. Lu tenangin pikiran dulu sekarang. Besok kita saling cerita apa yang terjadi sama kita oke. Gue matiin dulu."ucap Ivan karena sedikit mengerti apa yang terjadi pada teman nya itu, mungkin ada masalah keluarga yang tidak bisa diceritakan sekarang. Biarlah untuk sekarang ia sendiri yang akan menghadapi pria yang akan datang kerumah nya nanti.

____

Ternyata memang benar, sekitar jam sembilan malam lebih Zani sudah datang dan sekarang pria itu tengah duduk diruang keluarga dengan Ibu Ivan yang menemani pria itu.

"Kalo boleh tau anda siapa nya anak saya ya?"tanya Ibu Ivan dengan menatap Zani yang sejak tadi hanya diam, pria itu sedikit gugup sebenar nya.

"Mungkin bisa dibilang teman, Bu,"jawab Zani mencoba bersikap sesopan mungkin pada Ibu pemuda yang ingin ia ajak jalan malam ini.

"Teman doang?"tanya Ibu Ivan lagi dengan menatap Zani dengan tatapan memicing yang entah kenapa membuat Zani merasa sedikit terhibur. Pria itu yakin jika Ibu pemuda itu orang yang sangat baik.

"Untuk sekarang masih seperti itu,"jawab Zani dengan senyuman tipis milik nya membuat Ibu Zani tersenyum.

"Bisa lebih dong ya?"

"Loh Mas udah datang, maaf ya aku gak tau."ucap Ivan yang baru saja keluar dari dalam kamar milik nya, pemuda itu merasa lega karena diri nya keluar tepat waktu.

"Iya tidak papa."

"Bu, Ivan mau pergi sebentar ya, sama Mas Zani."ucap Ivan dengan menatap ibu nya dengan tatapan memohon serta mata kucing nya yang terlihat sangat memelas menatap Ibu nya itu.

"Kamu gak perlu izin sama Ibu. Nak Zani udah minta izin tadi sama Ibu, kalian boleh keluar tapi pulang nya jangan lebih dari jam satu loh ya."jawab Ibu Ivan sekaligus memperingatkan anak nya itu membuat Ivan menganguk dengan senyuman manis milik nya.

Setelah meminta izin untuk pergi, Zani berjalan kearah mobil yang sudah terparkir dengan baik dihalaman rumah Ivan. Membuka kan pintu untuk pemuda itu sebelum diri nya ikut masuk kedalam mobil juga.

Didalam mobil hanya ada keheningan terjadi karena baik Ivan maupun Zani masih sama-sama gugup untuk memulai pembicaraan satu sama lain nya.

Saat tiba disebuah taman yang cukup ramai, Zani memarkirkan mobil nya sebelum menatap kearah Ivan yang tengah menatap pria itu juga.

"Ayo."ucap Zani dengan keluar dari mobil diikuti Ivan yang membuka pintu mobil sendirian.

Mereka berjalan beriringan masuk kedalam sebelum Zani memesan dua tiket untuk mereka masuk kedalam.

"Naik bianglala mau?"tanya Zani dengan menatap Ivan yang tengah sibuk memperhatikan sekirar membuat pemuda itu menoleh sebelum menganguk.

Mereka membeli dua minuman serta makanan lebih dulu agar bisa dinikmati makanan nya diatas sana nanti sebelum ikut mengantri kedalam.

Cukup lama mereka mengantri hingga bagian mereka yang akan naik, Zani menggenggam tangan kecil Ivan lebih dulu untuk membantu pemuda itu naik sebelum diri nya juga ikut masuk kedalam tempat yang sama.

Waktu mereka dibianglala nya sekitar 30 menit paling lama, dan itu semua akan digunakan Zani untuk mengatakan apa yang beberapa hari ini mengganggu pikiran nya.

Mereka sempat terdiam beberapa saat untuk menikmati makanan serta minuman mereka dalam diam, sekalian menatap indah nya langit malam dari atas sini.

"Bisa saya bicara sebentar?"tanya Zani saat melihat Ivan sudah selesai memakam jajanan milik nya, membuat pemuda itu langsung menatap Zani dengan tatapan bertanya.

"Mungkin ini terdengar sangat aneh bahkan mustahil tapi itu lah yang saya rasakan sejak beberapa hari ini. Saya merasa nyaman saat menatap kamu walau cuman sesaat, saya gelisah saat tidak melihat kamu sebentar saja hingga rasa nya sangat frustasi saat tidak tau bagaimana kabar kamu. Sejak pertama kali bertemu saya merasakan sesuatu yang terjadi pada diri nya hingga beberapa hari yang lalu saya menyadari bahwa saya mencintai kamu. Cinta pada pertemuan pertama kali, maaf jika saya lancang dengan begitu berani nya menyatakan cinta saya kepada kamu tanpa sadar diri bahwa saya hanyalah seorang pria yang sudah sangat dewasa dibandingkan kamu, saya juga hanya seorang sopir biasa,"ucap Zani dengan mengatakan semua yang ia rasakan selama beberapa hari ini, membuat Ivan terdiam beberapa saat.

"Maafkan saya."ucap Zani dengan menunduk.

"Tidak. Mas tidak salah, cinta Mas pun tidak salah disini. Karena aku juga merasakan hal yang sama saat kita pertama kali bertemu. Dari saat itu aku merasa malu setiap kali bertemu dengan Mas entah kenapa hingga aku menyadari jika aku memang mencintai Mas juga, tapi aku tidak berani mengatakan nya secara langsung."jawab Ivan dengan menunduk, pemuda itu merasa sangat malu dan juga senamg disaat bersamaan karena cinta nya terbalaskan.

Zani tersenyum saat mendengar jawaban Ivan. Sebelum tangan pria itu menggenggam kedua tangan kecil Ivan sehingga membuat pemuda itu mendongak menatap pria itu.

Dengan sangat pelan Zani mencium kedua tangan kecil milik Ivan, membuat pemuda itu merasa sangat malu.

"Kita jalani dulu semua ini, nanti jika saya sudah mengumpulkan banyak uang saya akan langsung menikahi kamu."ucap Zani setelah mencium kedua tangan Ivan dengan lembut, membuat pemuda itu menganguk karena tidak bisa berkata-kata lagi.

Bersambung..

Votmen_

#full satu part buat Zanvan dulu ya, nanti part selanjut nya akan fokus pada pasangan selanjutnya.

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang