Part 16

7.8K 608 13
                                    

"Terusin yang tadi."ucap Rayno saat merasakan teman nya hanya diam saja sejak tadi. Pemuda itu yakin bahwa sekarang teman nya itu sedang marah.

"Terus gue sama dia berangkat ke taman. Kayak nya ini semua sudah dia rencanain dia mateng-mateng jadi langsung aja bawa gue ke taman. Pas udah selesai beli makan dia ngajakin gue naik bianglala yaudah gue iyain aja tuh terus kami diem karena masing-masing sibuk makan terus pas gue udah selesai makan dia tiba-tiba manggil gue, minta perhatian gue bentar karena mau ngomong nah lu tau dia nyatain cinta nya sama gue anjir, huaaaa!"

Rayno langsung menatap teman nya itu dengan tatapan datar, karena suara teriakan Ivan mereka jadi pusat perhatian di kantin.

"Kalian kenapa liat-liat kita? Suka? Sorry kalian bukan selera kita."ucap Rayno dengan mulut pedas nya membuat Ivan geleng-geleng kepala melihat kelakukan absurd teman nya itu. Pantas saja mereka temanan ternyata sifat nya sama.

"Jadi kalian pacaran dong. Wih yang udah punya pacar uhuy!"ucap Rayno dengan menatap Ivan dengan senyuman menggoda yang sial nya tidak membuat Ivan tersenyum malu.

"Muka lu kayak orang lagi sang*e anjir, senyum senyum gaje gitu."ucap Ivan sebelum lanjut makan bakso milik nya membuat Rayno mendengus.
__

"Lu mau tau cerita gue gak?"tanya Rayno setelah mereka selesai makan bakso milik mereka membuat Ivan menganguk dengan cepat, pemuda itu sangat penasaran apa alasan yang membuat teman nya menangis semalam.

"Kemarin pas gue baru pulang dari kampus. Daddy sama Papa gue bilang mau bicara sebentarkan yaudah gue turutin mereka sama penasaran juga sih mereka mau bicarain apa sama gue. Lu tau Daddy gue bilang kalo kemarin, siang nya ada seorang pria datang kerumah buat ngelamar gue. Gue kaget dan juga syok secara bersamaan hingga rasanya pengen pingsan. Lu bayangin aja gue yang mencoba buat jadi normal tiba-tiba dilamar seseorang gila kan.
Papa gue juga bilang kalo orang yang datang kerumah kemarin itu baik, kelihatan dari tata cara dia bicara dan juga tatapan dia nya. Gue bingung sampe gue jujur sama mereka kalo gue mau jadi normal dan menikah dengan wanita nanti nya sampe mereka mikir kalo gue sebener nya gak suka sama mereka gue langsung sangkal itu semua dengan mengatakan kalo gue emang pengen jadi normal biar gak perlu sembunyi-sembunyi kayak mereka kalo pengen bermesraan. Kayak nya mereka menghargai keputusan gue itu, mereka bilang hari minggu nanti mereka bakalan suruh orang yang ngelamar gue datang kerumah dan bicara langsung sama gue."ucap Rayno dengan sangat panjang menceritakan kejadian yang ia alami semalam.

Membuat Ivan terdiam sejenak untuk berpikir.

"Gue gak tau sih kalo lu mikir nya jauh banget gitu. Kalo gue sendiri gak ngurus tatapan mereka nanti nya yang terpenting gue bahagia gitu aja. Mereka juga gak bisa kan kasih kita kebahagiaan seperti ini karena mereka bisa nya cuman mengomentari perbuatan kita. So kita hanya bisa menjalani, yang akan menilai kita cuman yang diatas dan manusia yang lain nya cuman bisa mengomentari kita gitu aja sih."

Rayno menganguk dengan samar mendengar penjelasan dari Ivan. Diri nya juga masih bingung pada diri nya sendiri. Dia memang normal, gay atau bisex?

"Jadi menurut lu gue harus gimana?"tanya Rayno setelah mereka sama-sama terdiam beberapa saat.

"Menurut gue lu cari tau dulu semua tentang dia nya. Takut nya lu udah nolak dia, malah nanti lu sendiri yang sakit hati. Kalo emang cocok lu terima dia dengan kasih kesepatakan kalo lu butuh waktu buat cinta sama dia."ucap Ivan yang terdengar seperti mengajarkan sesuatu yang salah tapi itu lah yang sekarang ada dipikiran pemuda itu.

"Baiklah, gue bakal usahain buat cari tau tentang dia dulu sebelum menerima semua nya. Lagi pula besok dia bakalan dateng kerumah jadi gue bisa langsung tau dia siapa, siapa tau gue kenal sama dia kan."jawab Rayno dengan senyuman membuat Ivan ikut tersenyum.
.

.

.

.

.
Hari minggu siang. Rayno tengah berada didalam kamar nya dengan perasaan gelisah. Tadi Papa nya menyuruh diri nya menunggu didalam kamar selagi menunggu orang yang melamar diri nya beberapa hari yang lalu datang dan tadi Rayno mendengar suara mesin mobil berhenti dihalaman rumah nya yang langsung saja membuat pemuda itu gelisah.

"Kok rasa nya menebarkan gini. Udah kayak mau nikah aja anjir."
___

Dengan langkah pelan Hans berjalan kearah teras rumah pemuda yang sangat ia cintai. Hari ini pria itu membawa mobil nya sendiri karena Zani izin tidak bisa masuk alhasil Hans membawa mobil yang lain nya kesini karena mobil yang biasa ia bawa bersama dengan Zani sebagai sopir berada dirumah Zani.

Jujur Hans merasa sedikit takut dengan semua ini. Diri nya takut semua nya tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan sehingga nanti akan membuat diri nya sakit sendiri. Tapi jika ia tidak mencoba nya maka diri nya tidak akan tau bagaimana kelanjutan cinta nya selama sepuluh tahun ini.

Setelah membunyikan bel beberapa kali Hans mulai berjalan masuk karena melihat pintu utama terbuka sangat lebar. Hingga dipertengahan jalan diri nya bertemu dengan pria cantik yang beberapa hari kemarin menyambut kedatangan diri nya juga kesini.

"Syukur kalo kamu masuk sendiri soal nya tadi saya sibuk masak."ucap Ano dengan senyuman kecil membuat Hans ikut tersenyum sebagai jawaban dan juga tanda terima kasih dari diri nya.

Pria itu mengikuti langkah kecil Ano dari belakang hingga sampai diruang keluarga yang sudah ada Rafa disana.

"Selamat datang kembali Tuan Hans."ucap Rafa dengan mempersilahkan Hans untuk duduk membuat pria itu menganguk sebelum mengambil tempat duduk yang sudah disediakan.

"Terima kasih karena anda bersedia datang kembali kerumah saya."ucap Rafa dengan menyesap teh yang baru saja Istri nya bawakan membuat Hans menganguk.

"Beberapa hari yang lalu kami mengatakan semua nya tentang anda, selain dari anda yang sudah mencintai dia selama sepuluh tahun lebih. Biarlah nanti waktu dan juga keadaan yang memberitahu diri nya. Terus dia ingin bertemu dengan anda secara langsung maka dari itu saya mengirim anda pesan agar anda bisa mempertimbangkan semua nya dan syukur nya anda mau datang kesini lagi."ucap Rafa dengan menatap Hans dengan perasaan tidak enak.

Membuat Hans tersenyum maklum.

"Sayang."panggil Rafa pada Ano yang tengah berada didapur membuat pria cantik itu segera mendekat kearah sang Suami yang memanggil diri nya tadi.

"Panggilkan Rayno untuk segera turun."ucap Rafa dengan menatap Istri nya itu dengan senyuman membuat Ano menganguk sebelum beranjak dari sana.

Bersambung..

Votmen_

#awali pagimu dengan baca cerita saya😭. Selamat bermalas-malasan hari ini

CINTA HANS REVIANO {END}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang