Pisah?

1.9K 84 28
                                    

Jangan lupa sebelum baca vote dulu ya gais. Dan setelah baca sempetin untuk komen tentang cerita Ayezha. Thank u 🥰

*maaf lama ga up, aku lupa kalo lagi buat cerita hehe

Happy reading 🤍

Sesampainya di kediaman mereka berdua, Ayezha membanting tasnya ke sofa yang ada disana. Gavin yang baru saja melihat itu langsung menegurnya "Naruh apa-apa itu jangan dilempar"

"Bodoamat gue gabutuh nasehat lo yang ga penting unfaedah itu"

"Sopan sih mulut lo! kaya gapernah diajarin sopan santun anjing" kesal Gavin.

Ayezha melirik sinis suaminya itu, "Asal banget mulut itu kalo sama istrinya. Coba sama Sahira hadeu lemah lembut ya? ketawa ketawa terus bahagia banget"

"Kalo lo emang ga mau sama gue kenapa lo terima perjodohan ini? kenapa lo nikahin gue kalo lo sayangnya sama Sahira! KENAPA GA LO NIKAHIN DIA AJA VIN!"

"Lo ngomong apasih? siapa yang mau sama dia, gue cuma nganggep dia temen. Galebih"

Wanita itu terkekeh pelan "Lucu ya cuma temen tapi pernah buat hubungan kita sampe putus. Lo mau itu keulang lagi?"

"Kalo iya, gapapa kita pisah sekarang dari pada lo terus terusan ada di hidupnya Sahira selalu jadi support sistem buat dia padahal lo ada gue.. gue juga butuh. Dari pada gue terus terusan sakit mendingan sekalian aja sakitnya Vin. Cerai in gue, gue gabutuh suami yang gabisa ngehargain perasaan istrinya"

"Gue mending sendiri, gue bisa jaga anak ini sendiri tanpa bantuan lo tapi, inget jangan berharap lo bisa ketemu sama anak ini" ucapnya mengeluarkan unek-unek di hati dengan kondisi menangis.

Gavin mencoba menenangkan wanita di depannya "Ca gue mohon jangan bawa-bawa kata pisah, cerailah. Itu kata-kata sampah dan gue gak bakal ngelakuin itu ke lo"

"Oh jadi lo milih untuk terus ngebuat gue sakit?"

"Ngga gitu, kali ini gue janji ga bakal ketemu sama Sahira secara sengaja. Sumpah gue lebih baik kehilangan dia, daripada kehilangan lo" kata Gavin.

Ayezha meragukan ucapan suaminya "Gue gak percaya, itu omong kosong lo doang gue yakin. Gue gabutuh janji Vin, tapi kali ini oke gue bakalan coba percaya. Tapi kalo ini terjadi lagi, untuk yang ke berapa ribu kalinya jangan harap gue bakalan tetep sama lo"

Lelaki di depannya yang mendengar ucapan itu mengangguk, dan meminta maaf atas semua yang ia lakukan selama ini kepada Ayezha. Hal hal yang membuatnya sakit.

Tok tok.

Gavin langsung membuka pintu itu dan melihat ternyata yang berkunjung adalah orang tua dari Ayezha.

Berbeda pada anak seperti umumnya yang bahagia jika dikunjungi orang tuanya, raut wajah Ayezha malah tak suka ketika 2 orang paruh baya itu memasuki rumahnya, "Mau ngapain lagi?" tanya Ayezha.

"Ca!" tegur Gavin, menurutnya itu sangat tidak sopan apalagi yang di depannya itu adalah orang tua kandung dari istrinya.

"Maaf, kami cuma kangen sama kamu Ca" lirik mama nya.

Ayezha yang mendengar kata-kata itu matanya langsung berkaca-kaca. Karena sebelumnya tidak pernah orang tua ia mengucapkan kata seperti itu, "Mama minta maaf Ca, karena selama ini mama dan papa udah jahat sama kamu. Kamu gasalah kalo udah ga nganggep Mama dan Papa ini orang tua kamu, karena benar sikap kami ke kamu selama ini bukan seperti orang tua ke anak"

"Papa juga nak, sekarang.. papa baru tau kalo anak kandung papa sebenernya itu kamu bukan Sahira"

"Maksudnya Pa?" tanya perempuan itu.

Papanya menghela nafas terlebih dahulu, lalu menjelaskan semua nya.

"Jadi kami mengadopsi Sahira itu karena sebenernya kamu punya kembaran Ca, dan terpisah saat kebakaran di rumah sakit 18 tahun yang lalu. Papa dapet info dari temen Papa kalo di panti asuhan itu ada juga bayi yang terpisah dari orang tuanya pas kejadian itu. Jadi Papa adopsi dia, dan untuk perlakuan Papa yang ga adil selama ini karena —

"Karena menurut Papa Sahira adalah anak yang kurang beruntung yang harus dapet kasih sayang lebih dari kami, dia udah terpisah dari kita sejak dia baru lahir nak"

Ayezha langsung mematung terdiam mendengar penjelasan dari orang tuanya, "Tapi.. Sahira bukan kembaran kamu, kembaran kamu yang sebenernya belum ketemu Ca"

Hati Ayezha setelah mendengar itu menjadi lega bukan main, walaupun ia masih bingung kalau ia ada kembaran. Kembarannya sekarang dimana?

"Kamu mau maafin kami, kan?" tanya Mamanya lagi.

Wanita itu mengangguk, lalu mereka berpelukan disana. Suasana haru tercipta karena Ayezha belum pernah berpelukan hangat dengan kedua orang tuanya.

Kalau pun pernah mungkin itu pas bayi, "Sekalian, mama Papa juga mau pamit pergi ke Colombia, Papa ada urusan disana jadi mama juga ikut"

Perasaan Ayezha mendadak tidak karuan, ntah kenapa ia tidak ingin kedua orang tuanya pergi kesana "Gabisa di tunda Pa? jangan hari ini"

"Gabisa Ca, tenang aja cuma seminggu kok. Nanti Papa bawa oleh oleh yang spesial buat kamu"

Ayezha (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang