PROLOG

1.2K 264 453
                                    

🍫🍫🍫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍫🍫🍫

Gadis kecil dengan bandana hitam di rambut itu tengah duduk sendirian di taman kompleks rumahnya. Ditemani dengan permen lolipop. Ia tengah menunggu Bundanya membeli sesuatu di supermarket.

Ia mengayun-ayunkan kaki kecilnya ke bawah. Gadis itu sudah mulai bosan, sudah beberapa menit berlalu tetapi Bundanya belum kembali juga. Ia menyesal tidak ikut dengan Bundanya saja. Ditambah permennya sudah habis, membuatnya semakin membosankan.

Mata bulatnya menatap sekeliling taman itu, lalu tatapannya jatuh ke penjual gulali di sebrang jalan. Ia tersenyum, ia mau gulali. Gadis itu turun dari tempat duduknya lalu berlari ke arah penjual gulali.

"Awsss Bundaa sakit!" Gadis berumur 5 tahun itu menangis. Saat tidak sengaja tersandung batu ketika berlari. Ia terjatuh sampai lututnya berdarah, Bundanya pasti marah. Gadis kecil itu menangis terisak merasakan nyeri pada lututnya.

Anak laki-laki berumur 7 tahun itu berdecak, saat tidak sengaja melihat seorang anak perempuan terjatuh di sebrang jalan, dasar ceroboh. Ia lalu turun dari mobilnya, menghampiri gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Ayo!" katanya. Gadis itu mendongak menatapnya dengan mata bulat yang dipenuhi cairan bening. Hidungnya bahkan memerah karena menangis, its so cute.

Gadis itu menerima uluran tangannya. Lalu anak laki-laki itu mengajaknya untuk duduk di salah satu kursi taman. Gadis kecil itu masih terisak membuat anak laki-laki itu berdiri dan meninggalkannya. Ia kira anak laki-laki itu benar-benar pergi, nyatanya dia kembali dengan membawa kantong plastik yang berisi obat dan kapas.

Anak laki-laki itu berjongkok, menatap luka di lutut gadis kecil yang tengah menatapnya sendu. Lukanya tidak terlalu dalam, karena mungkin hanya tergores aspal. Syukur lah. Ia mulai mengeluarkan bethadine yang sempat di belinya tadi, lalu mulai mengobatinya.

"Aduhh sakitt ihss, pelan-pelan!" gerutu gadis kecil itu meringis, saat lukanya di tekan oleh kapas yang sudah diberi bathadine. Ia sudah tidak menangis lagi tetapi kedua matanya masih sembab.

"Makanya jangan ceroboh." Kata anak laki-laki itu dingin. Ia masih sibuk mengobati. Entah lah, dia merasa tidak suka saat melihat ada luka di tubuh gadis kecil yang baru ia temui ini.

Gadis kecil itu cemberut saat dibilang ceroboh. Ini bukan salahnya, tapi salah batunya yang membuat nya terjatuh, Ingat itu. Mata coklatnya memandang anak laki-laki yang tengah mengobatinya. Anak itu mempunyai wajah yang sangat tampan seperti Ayahnya. Tetapi, tetap saja Ayahnya yang paling tampan.

Terakhir anak laki-laki itu menempelkan plaster bermotif Spiderman di lututnya. Lalu ia duduk di samping gadis itu, menatap teduh mata coklatnya. Sangat cantik.

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang