13. BUNGA EDELWEISS

166 10 7
                                    

🍫🍫🍫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍫🍫🍫

Kenzie menyimpan mangkuk berisi bubur itu di atas meja, lalu menatap Laura tidak percaya dengan perkataan yang barusan keluar dari mulut gadis itu.

"Jadi ini alasan lo bersikap kayak tadi?" Tanya Kenzie tak habis pikir.

"Lo kayak anak kecil tau gak Ra!?" lanjut cowo itu kecewa.

Laura mengangguk. "Iya, gue ga peduli lo mau bilang apa, gue lakuin apa yang menurut gue benar."

Kenzie terkekeh sinis menatapnya, Laura bukan seperti temannya yang dulu. "Kalau bukan karena Tante Liana yang suruh, gue males ketemu sama lo." Sungguh perkataan Kenzie sangat menyayat hatinya, kedua mata Laura berkaca-kaca.

"Apa lo gabisa pura-pura peduli sama gue Ken?" Tanya Laura sendu. Laura hanya ingin Kenzie memperhatikannya, apa itu salah?

"Apa lo juga gabisa hargai Caramel yang khawatir sama kondisi lo?" Tanya Kenzie balik, menghunus kedua retina gadis itu.

Laura menggeleng. "Dia mau rebut lo dari gue Ken, gua gabisa pura-pura baik di depannya!"

"Dari awal gue bukan milik lo Ra, berhenti bersikap kayak gini atau gue bakal benci lo."

Laura menatap Kenzie tak percaya. "Lo belain dia segitunya Ken? LO UDAH BENER-BENER CINTA SAMA DIA HAH!? JAWAB KENZIE!" Teriak Laura, air matanya entah kapan sudah mengalir deras, ia terisak hebat. Tidak peduli dengan rasa sakit di kepalanya, percayalah hatinya jauh lebih sakit.

"IYA GUE CINTA SAMA DIA!" Jawab Kenzie dengan nada tinggi. Jawabannya berhasil membuat Laura menggeleng lemah. Cowo itu menghela nafas kasar, sudah tau Kenzie gampang emosian apalagi di pancing seperti ini.

Laura terisak hebat, seperti banyak ratusan duri yang menancap di hatinya. Ia sakit, sangat sakit sekarang.

Kenzie beranjak dari kursi samping ranjang, menatap datar Laura yang tengah menangis tersendu. "Gue pulang." Pamit Kenzie.

Saat hendak membuka pintu tiba-tiba sepasang tangan melingkar di perutnya erat. "Jangan tinggalin gue Ken." lirih Laura. Laura rela melakukan apapun asal Kenzie selalu berada di sisinya.

"Lepas!" Ujar Kenzie dingin, dia tidak mau menyakiti Laura lebih dalam, emosi sudah benar-benar menguasai dirinya, ia tidak ingin Laura menjadi sasaran amukannya. Kenzie butuh obat sekarang, dan Caramel adalah obatnya. Hanya dengan berada di dekat gadis itu, Kenzie bisa tenang.

Laura menggeleng. "Gue bakal lakuin apapun demi lo, asal jangan tinggalin gue Ken." Laura menangis. Tidak peduli dengan keadaannya yang sangat berantakan. Laura hanya menginginkan Kenzie di sisinya.

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang