🍫🍫🍫
Caramel menuruni anak tangga satu persatu. Hari ini hari Minggu ia akan menghabiskan waktunya dirumah dengan bersantai.
"Kara sini." Panggil Ashana yang tengah duduk di sofa sambil menonton tv. Caramel tersenyum lalu menghampiri Bundanya.
"Tumben udah mandi?" tanya Ashana, karena biasanya hari libur Caramel paling malas untuk mandi. Apakah kalian juga begitu? Malas mandi di hari libur. Benarkan?
"Kan biar wangi Bun hehe." Ashana tersenyum lalu mengusap surai rambut anak gadis satu-satunya.
"Gimana di sekolah kamu, lancar kan?"
Caramel langsung teringat dengan Kenzie, cowo yang beberapa hari lalu mengisi pikirannya semenjak masuk sekolah.
Caramel tersenyum, lalu mengangguk. "Lancar Bun, Kara punya temen yang super baik banget, namanya Annastasia." Kata Caramel antusias.
"Oh ya? Bunda mau dong di kenalin."
Caramel mengangguk. "Nanti Kara ajak main kerumah deh."
"Oh iya, Ayah sama Bang Vano kemana Bun?" tanya Caramel. Pasalnya sejak tadi ia tidak melihat keberadaan Ayah dan Abangnya itu. Kalau Aziel sih Caramel tau, cowo itu masih tidur pulas di kamarnya. Padahal udah siang. Dasar kebo.
"Ayah sama Bang Vano ada urusan di kantor, tadi pagi udah berangkat." Kata Ashana. Tidak heran lagi Bapa dan anak satu itu memang paling disiplin. Padahal hari libur. Tetapi tetap saja bekerja. Kadang Ashana bingung, apa mereka berdua tidak kelelahan.
"Padahal hari libur loh, tapi masih aja kerja. Gak cape emang ya?" kata Caramel heran.
Sekalipun hari libur Abangnya ada di rumah, cowo itu tetap berkutat pada laptopnya. Entah itu di kamar, ruang tamu, bahkan dekat kolam renang pun Caramel sering memergokinya. Pernah sekali Caramel bertanya "Abang gak bosen kerja terus?" Vano menggeleng dengan senyuman yang terpatri di wajah tampannya cowo itu menjawab. "Sama sekali enggak. Abang senang dengan pencapaian Abang sekarang. Ga ada kata bosan untuk terus mencapai mimpi Kara. Masih banyak yang belum Abang wujudin, selain untuk banggain orang tua. Abang juga mau menata masa depan agar lebih cerah dan terjamin nantinya. Seiring berjalannya waktu kamu pasti akan mengerti."
Lihatlah, suatu hari nanti Caramel pasti iri dengan perempuan yang akan bersanding dengan Abangnya, perempuan beruntung yang berhasil menaklukkan hatinya, dan perempuan yang berhasil mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari seorang Alvano- Abangnya. Caramel akui ia tidak rela bila Alvano akan menikah suatu saat nanti, meninggalkan dirinya dan tinggal bersama Istrinya. Caramel belum siap akan hal itu. Ia sudah dicintai begitu besar oleh Kakak-kakaknya terlebih Alvano, jadi untuk melepaskannya pasti sedikit sulit. Tapi mau tidak mau Caramel harus mengikhlaskannya, Abangnya berhak bahagia dengan pilihannya sendiri. Mulai sekarang Caramel akan belajar menerima dan mendukung pilihan Abangnya itu suatu saat nanti. Alvano benar, seiring berjalannya waktu Caramel akan mengerti. Dan dia juga akan mengalami fase dimana suatu hari nanti akan ada seorang laki-laki yang meminta izin pada Ayahnya untuk meminang dirinya, membawa Caramel pada lembaran baru hidupnya dan menciptakan banyak kebahagiaan yang tak terujung. Siapapun itu, Caramel berharap orang itu mencintai dirinya begitu besar seperti Ayah dan kedua Kakak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIE
Teen Fiction[ ON GOING ] [ SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA GAISS ] ========== ========== Kenzie altezza xander lelaki yang nyaris sempurna hidupnya, ketampanan, kepintaran serta kekayaan cowo itu tidak perlu di pertanyakan lagi. Terle...