17. PELUKAN TERNYAMAN

148 6 5
                                    

🍫🍫🍫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍫🍫🍫

"Oh ya, Kakek lo juga nanyain hubungan kita, gue jawab kita emang udah deket lumayan lama dan kita sekelas, dia seneng banget waktu gue bilang kayak gitu." Laura dengan sengaja menekan kata senang di depan Caramel. Ia menunjukkan bahwa Caramel tidak ada apa-apanya di bandingkan dirinya yang mempunyai koneksi dengan keluarga Kenzie, terlebih Xander yang merestui hubungan keduanya.

Caramel terdiam, yang awalnya somay terasa enak di mulutnya kini makanan itu terasa hambar, mungkin karena perkataan Laura barusan. Perkataan Laura membuat Caramel tersadar bahwa gadis itu memang jauh unggul darinya. Apa yang harus di harapkan darinya?

"Kakek lo juga nyuruh kita makan bar-" ucapan Laura terhenti oleh perkataan dingin dari Kenzie.

"Shit-up Laura, berhenti ngomongin yang nggak penting." Kata Kenzie menatap tajam gadis itu. Kenzie merasa aneh dengan Laura, apa gadis itu lupa dengan ancamannya kemarin untuk tidak menggangu dirinya terlebih dengan Caramel, dan lihat sekarang? Gadis itu dengan sengaja mendekatinya seolah-olah tidak terjadi apapun dan itu membuat Kenzie muak. Di tambah lagi dengan pertemuan gadis itu dengan Kakeknya, Kenzie yakin setelah ini Kakeknya pasti sedang merencanakan sesuatu yang buruk.

"Tenang Laura, ini masih awal. Lambat laun Kenzie bakal luluh sama lo." Batin Laura menenangkan hatinya. Ia tersenyum manis.

"Kenapa? Lo gamau? padahal Kakek lo pengen banget kita berdua makan malam dirumahnya."

Arka melihat Kenzie mengepalkan kedua tangannya, rahang cowo itu mengeras tanda tidak suka. Suasana di sini mendadakan tegang seketika, hal itu sebabkan oleh aura Kenzie yang tidak bersahabat.

"Woy anjir kuenya enak banget, thanks ya Ra" Laura menoleh menatap Arka yang tengah tersenyum kepadanya. Cowo itu dengan sengaja membuat suasana agar kembali rileks dan santai.

Aldo yang mengerti pun menyeletuk. "Coklatnya kerasa banget, ga terlalu manis tapi pas di mulut. Siapa sih yang bikinnya? pengen minta resepnya deh."

Lucas terkekeh. "Malah jadi review makanan."

"Yeh lo belum cobain, nih enak tau Buluk. Di jamin ga bakal nyesel." Aldo memberikan satu potong kue coklat itu pada Lucas, cowo itu terdiam menikmati kue tersebut ternyata memang benar, sangat enak.

"Enakkan?" Lucas mengangguk.

"Azka nanti kita ke Singapura yu? buat beli kue ini terus kita jual lagi di sini lumayan duitnya." Azka menatap malas kembarannya.

"Ogah, lo aja sana." Ketusnya. Arka cemberut. Membuat mereka terkekeh pelan, Aldo menepuk pundak Arka. "Sabar, orang sabar di sayang Tuhan."

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang