04. KHAWATIR?

369 117 145
                                    

🍫🍫🍫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍫🍫🍫

Kenzie menuruni anak tangga satu persatu. Biasanya Kenzie jarang sarapan di rumah. Tetapi, pagi ini Kenzie menyempatkan diri untuk sarapan pagi bersama Abraham - Daddy-nya. Yang semalam baru saja pulang dari luar negeri.

"Gimana kabar kamu?" Tanya Abraham. Lelaki paruh baya itu menatap anak tunggal satu-satunya.

"Baik, Daddy gimana kabarnya?" Kata Kenzie. Cowo itu kembali menyuapkan makanannya nya.

"Sama seperti mu, maaf bila Daddy jarang ada di rumah dan tidak sempat memperhatikan mu," kata Abraham merasa bersalah pada anaknya. Terlebih semenjak kematian Flora- Istrinya, Abraham lebih memilih mengurus perusahaannya yang ada diluar negeri. Karena tidak mau terbayang-bayang oleh almarhum istrinya yang sangat ia cintai.

Kenzie tersenyum tipis. Hal yang sangat jarang ia perlihatkan. "Gapapa Kenzie ngerti, Daddy ngelakuin ini semua buat Kenzie juga."

Abraham mengangguk. Walaupun begitu, Abraham tetap memperhatikan Kenzie dari jauh. Pria paruh baya tidak tanggung-tanggung membayar orang suruhannya dengan harga mahal hanya untuk mengawasi Kenzie. Abraham tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa anak semata wayangnya. Ia sudah berjanji pada mendiang istrinya untuk membahagiakan anak mereka.

"Pulang sekolah Kenzie mau kerumah Mama, Daddy ikut ya?" Kata Kenzie. Cowo itu sudah mengikhlaskan kepergian Mamanya setahun yang lalu. Walaupun sampai sekarang rasa sesak itu masih sangat terasa di hatinya. Tetapi ia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, demi Mamanya yang sudah tenang di sisi sang maha kuasa.

Abraham mengangguk. "Iya, kita kerumah Mama sama-sama."

🍫🍫🍫

Caramel mencium tangan Haikal- Ayahnya, yang pagi ini mengantarkan Caramel ke sekolah.

"Jangan nakal, pulang nya bareng sama kakak kamu." Kata Ayahnya.

Caramel mengangguk. "Siap kapten!" Gadis itu tersenyum lucu. Haikal terkekeh kemudian mencium kening Caramel lembut.

"Ayah hati-hati di jalan ya, jangan ngebut. Kalau ngebut Kara bakal rapor sama Bunda." Kata Caramel mengancamnya.

Haikal tersenyum. "Siap tuan putri!"

Sebagian orang menatapnya kagum pada interaksi Ayah dan anak itu yang terlihat sangat harmonis. Mereka ingin sekali menjadi Caramel yang dicintai begitu besar oleh Ayahnya.

Caramel melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Ia tersenyum sesekali menyapa orang di sekitarnya. Membuat sebagian orang terpana melihat senyum gadis itu yang sangat menawan.

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang