🍫🍫🍫
Pak Nendra berdiri di podium dengan Microphone yang ia pegang, upacara hari senin ini baru selesai tetapi mereka semua belum di persilahkan untuk meninggalkan lapangan. "Buat yang merasa pakaiannya tidak lengkap, silahkan memisahkan diri!" Perintah Pak Nendra membuat mereka semua berdecak kesal, tetapi tetap menurut memisahkan diri karena seragamnya yang tidak lengkap.
"Yaelah guru botak itu banyak bacot." Kata Arka kesal, cowo itu masuk ke barisan orang-orang yang tidak berpakaian lengkap begitupun dengan teman-temannya yang lain.
"Diem ogeb! kalau kedengaran, hukuman lo bakal bertambah." Arka mendengus mendengar ucapan Aldo yang ada benarnya.
Pak Nendra melangkah menghampiri anak-anak yang tidak berpakaian lengkap, pria berkepala botak itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir sebagain dari mereka semuanya adalah anak Agreos—anak dengan segudang kenakalannya.
"Kenapa kamu ga pake dasi?" Tanya Pak Nendra pada Arka.
Arka mendesah lemah. "Ga punya ayang Pak jadi ga ada yang ngingetin." Jawaban asal cowo itu membuat Pak Nendra kesal lalu memukulnya dengan penggaris. Sedangkan teman-temannya hanya tertawa.
"Awss Bapak sakit!" ringisnya.
Kedua anggota OSIS yang tak lain adalah Bian dan Laura mencatat nama-nama orang yang tidak berpakaian lengkap untuk diberi sanksi.
Aldo menahan tawanya, Pak Nendra langsung menatap tajam ke arah cowo itu. "Kamu juga kenapa gak pake dasi?"
"Alasannya udah di jawab sama Arka Pak barusan." Pak Nendra memijit kepalanya yang pening, tidak mengerti lagi dengan anak-anak yang tidak tau aturan ini.
"Kamu kenapa gak bawa topi Azka?"
Azka mengangkat bahunya acuh. "Lupa," jawabnya. Pak Nendra menghela nafas, untuk manusia yang satu ini ia memang harus ekstra sabar menghadapi sikapnya yang kelewat dingin, melebihi kulkas dua pintu.
Aziel menaikan sebelah alisnya saat pak Nendra meneliti penampilannya. "Kenapa Pak?"
"Kamu kenapa baris di sini? Seragam kamu lengkap."
"Biar solid Pak." Jawab Aziel. Tawa mereka pecah saat melihat wajah Pak Nendra yang memerah seperti ingin mengamuk.
"Diam kalian semua! Bian, Laura, catat semuanya!" mereka berdua mengangguk. Laura sedikit mencuri pandang ke arah Kenzie. Tetapi cowo itu seperti tidak peduli dengan kehadirannya.
Kenzie mengedarkan tatapannya mencari seseorang yang tiga hari ini tidak ia temui. Dan jujur saja cowo itu merindukannya. Tepat di barisan kedua gadis itu berdiri dengan wajah yang merah karena kepanasan, Kenzie tersenyum saat tatapan keduanya bertemu tetapi tak lama gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain, seperti menghindarinya?
Pak Nendra menatap penampilan Kenzie dari bawah sampai atas yang bisa dikatakan sangat tidak rapih. Baju cowo itu keluar memperlihatkan kaos hitam yang ia pakai, tidak pakai dasi dan sabuk. Penampilannya lebih bisa dikatakan bukan seperti anak sekolahan, tetapi hal itu justru membuat perempuan menjerit melihatnya. "Seragam keluar, ga pake sabuk sama dasi. Kamu niat sekolah gak sih?" Tanya Pak Nendra saat di depan Kenzie, cowo itu lantas menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIE
Teen Fiction[ ON GOING ] [ SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA GAISS ] ========== ========== Kenzie altezza xander lelaki yang nyaris sempurna hidupnya, ketampanan, kepintaran serta kekayaan cowo itu tidak perlu di pertanyakan lagi. Terle...