15

519 51 10
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

"APA yang bisa kau ingat, Serena?" tanya Dokter Franco

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA yang bisa kau ingat, Serena?" tanya Dokter Franco.

Mata tajam Romeo tidak lepas mengawasi wajah kebingungan Serena dari belakang punggung Dokter Franco. Kedua sudut bibir Serena yang tertarik nampak menahan ringisan. Kerutan dahi Serena membuktikan gadis itu susah payah mengingat.

Tidak ada jawaban.

"Sera." Tasanee menyentuh lembut pipi Serena, mencoba membantu observasi Dokter Franco.

Tangan Serena bergerak menyentuh tangan Tasanee sambil menatap kembarannya penuh harap, "Apakah Sam baik-baik saja?"

Romeo mengernyit muram, seketika melepas kedua silang tangannya. Itu jelas bukan words yang ingin didengarnya dari mulut Serena begitu bangun.

Tasanee melirik Dokter Franco, lalu memaksa senyum sambil tetap memegang tangan Serena dan menatap dalam mata kembarannya, "Itu sudah delapan tahun lalu, Sera. Sam is not make it."

Serena tercenung. Air mata kembali mengalir di pipinya dan Tasanee tetap menyodorkan tangan menghapus air mata Serena.

"Jangan menangis, Sera. Sam selalu tersenyum padamu dari atas langit," ucap Tasanee, meringis melihat air mata kembarannya.

Dokter Franco berdeham, memecah keheningan yang terjadi selama beberapa detik, lalu melanjutkan observasi, "Apa yang bisa kau ingat, Serena?"

Serena mengenggam tangan Tasanee, terlihat jelas tidak ingin jauh dari sentuhan Tasanee seakan-akan itu adalah pegangan hidupnya.

"Sera pergi ke gereja seperti biasa, Mom pulang lebih dulu karena Sam mengajak Sera makan ceri di taman belakang gereja. Sam melamar Sera dan memberi. . ." Serena menyentuh lehernya, lalu menyadari lehernya kosong.

Tanpa sadar, Romeo mencengkeram kalung di balik saku celananya. Ia berniat membuang kalung itu begitu diberikan padanya, tetapi memutuskan mempertahankannya untuk tidak membuat Serena beropini buruk tentangnya.

"Kami menganjurkan untuk melepas logam mulia di tubuhmu selama kau dirawat agar tidak mengganggu pendeteksi detak jantung," jelas Dokter Franco.

"Romeo menyimpan kalungmu," kata Tasanee.

"Apa yang bisa kau ingat ke depan sedikit dari momen itu?" tanya Dokter Franco begitu Serena terlihat tidak lagi mencemaskan keberadaan kalung.

Serena mengigit bibir. Gadis itu memusatkan perhatian pada kuku merah Tasanee, lalu memainkan cincin di jari manis Tasanee, "Sera dan Daddy bermain piano bersama di tengah malam, Daddy masih mencium Sera paginya dan malamnya Sera melihat news Daddy ditembak orang tidak dikenal," ucapnya, nadanya terdengar melemah di akhir kalimat.

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang