WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.
MERASA seseorang mengawasinya, Romeo mengangkat wajah dari touch screen I-pad di pangkuannya, menyipitkan mata pada Cesare yang berdiri di ujung pintu. Ia sudah menyadari langkah hati-hati Cesare sejak pria dengan setelan biru cerah itu membuka pintu ruangan, akan tetapi, ia sengaja mengabaikan kehadiran Cesare, memastikan dirinya tak menunjukkan diri menyadari kehadiran pria itu, meskipun ia ragu Cesare tak mengetahui betapa awas dirinya.
"Planning menembak kepalaku?" Romeo melipat kedua kaki dan tangan, tersenyum manis pada Cesare dengan binar mata predator. Ekspresinya mendekati terhibur dengan imajinasi berbagai gaya murder dalam kepalanya.
Cesare menutup pintu di belakang punggungnya.
"Aku takkan pernah mematahkan sumpahku pada Outfit," sahutnya.Romeo tertawa selama menyingkirkan tab silver dari pangkuannya, bergerak ke arah bar mungil di sisi kiri ruangan, menuang green juice ke dalam dua gelas tinggi anggur, "Cheers." Lalu menyodorkan satu gelas pada Cesare, "For your bullshit," katanya, menyeringai.
Cesare menerima gelas anggur tanpa ekspresi, mengerut ketika Romeo menyesap green juice seolah menyesap Gautier Cognac, anggur eksklusif dari Perancis.
"Tes pertama gagal." Romeo mengambil gelas green juice Cesare, meletakkannya bersama gelasnya di atas meja. "Katakan," perintahnya, tahu tangan kanannya punya sesuatu yang ingin disampaikan.
Cesare takkan berdiri di back office Little Vegas di pagi buta hanya untuk chit-chat.
Iris biru Cesare tak lepas dari tatapan tajam Romeo. "Aku menghubungi Santino memastikan safety pengiriman paket dari lab drugs Outfit ke New Hempshire...."
"Aku tidak tahu Outfit mulai mengirim drugs ke New Hempshire," sela Romeo tajam.
"... Stagnaro ingin menemui Tasanee di mansion," lanjut Cesare tenang.
Rahang Romeo mengetat, nada suaranya mendekati desisan ketika berucap, "Deal settled?"
Cesare mengangguk. "Empat miliar dolar, Romeo."
"Untuk menyetubuhi adikmu?" Leher Romeo menampakkan urat-urat nadi. Satu dari banyak imajinasi gaya murder terbayang di kepalanya—kaki di kepala, kepala di kaki, itu akan mempercantik bangunan Damen Silos di McKinley Park.
Cesare mengernyit muram. "Aku tidak tahu mengapa kau peduli, kau tidak pernah tertarik dengan Tasanee."
"Kau membuat keputusan di luar persetujuanku," desis Romeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)
Lãng mạn📳 UPDATE SETIAP MINGGU & SENIN (Sinopsis lengkap terdapat di dalam) Nonton trailer buku di sini! here https://youtu.be/OibC7DhkA4I 🔞 WARNING: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & violence. Please be aware...