4

1.2K 104 38
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

 Please be aware

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG

Romeo melempar gelas wine mengenai kaca bundar yang menjadi dekorasi cantik di ruang tamu. Pecahan kaca berserakan di atas meja hingga lantai, seolah belum cukup, ia akan melempar botol wine mengenai guci antik berisi stick holder yang dipercaya Juliet membawa energi positif ketika bunyi ting lift menunda aksinya.

Juliet berdiri di depan pintu lift dengan mata melebar horor.

"Oh my Sera's God, guci itu aku beli dari Bali dan memerlukan dua puluh empat jam untuk ke pulau itu!" Juliet menghampiri guci mungil kesayangannya, mengelus tubuh guci, memastikan tidak ada surface yang lecet.

Romeo meneguk isi botol wine. Kehadiran Juliet setidaknya menghalanginya merusak botol wine mahal yang dibelinya dari Paris, "Get the fuck out jika kau ingin merengek soal barang milikmu di sini, Juli," ucapnya jengkel.

"Oh!" Juliet berkacak pinggang, "Tidak membiarkanku tahu kau membuat perjanjian idiot dengan Familia, melarangku datang ke pernikahan my lovely sissy, hampir merusak guciku, sekarang mengusirku keluar dari sini. What a lovely brother!" Suara dramatis Juliet mengisi kesunyian luxury penthouse di downtown Illinois.

"Aku melindungimu dari bahaya. End of story," jelas Romeo malas.

Juliet berjongkok, mengambil serpihan kaca di ujung high heels-nya, "Bagaimana story dengan ini?" tanyanya, mengangkat serpihan ke udara, "Rome!" panggilnya, terburu-buru menyusul Romeo yang hendak naik tangga.

Romeo tidak menghiraukan panggilan Juliet, menanjak satu per satu tangga dengan cepat tanpa menoleh.

Juliet berhenti di anak tangga nomor tiga,  "Okay, aku akan bertanya pada Cesare," katanya, tersenyum ketika Romeo berhenti melangkah.

Satu tarikan napas, Romeo menoleh, "Stay fucking here. I'll kill him if I know you fuck him."

"Apa yang terjadi di pernikahan Tasanee?" tanya Juliet lagi.

Romeo mengernyit muram. Harinya sudah cukup panjang menghadapi Familia, duo Stagnaro, Vittuci dan keposessifan dalam dirinya, "Let's talk about fucking weather," sahutnya kasar, merasa terbakar mengingat Denzell nyaris mencium Serena. Apinya bahkan sudah menyala saat Serena dengan polos meminta Denzell menikahi gadis itu.

"See." Juliet mengangkat satu tangan ke udara, "Aku punya alasan ke mansion Vittuci."

Romeo menarik napas sekali lagi, menuruni satu per satu tangga hingga berhenti di satu tangga lebih atas dari tempat Juliet berpijak, "Stay. Fucking. Here." Romeo menekan satu per satu kata, "Paham?!"

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang