7

1.2K 104 66
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

"STAGNARO menginginkan kematian Luciano, aku menyetujui undangannya untuk join dalam operasi pembersihan Familia di New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"STAGNARO menginginkan kematian Luciano, aku menyetujui undangannya untuk join dalam operasi pembersihan Familia di New York. Luciano dan Duillio adalah target Familia, aku ingin Outfit fokus pada Luciano." Romeo duduk di ujung meja bundar, dua pisau dan satu revolver berada di atas meja di hadapannya, keseluruhan pakaiannya berwarna hitam, wajah kerasnya tanpa ekspresi. Ia menjelaskan tujuannya mengumpulkan sepuluh soldier terbaik Outfit di meeting room back office Little Vegas.

"Aku memilih kalian di sini karena aku tahu kalian yang terbaik dan mampu membalaskan darah dua puluh soldier kita yang mati di tangan Luciano." Tangan Romeo di gagang pisau mengetat seolah siap memakan korban. Bara api berkilat di iris hijau zamut Romeo mengingat darah para soldier-nya, rahangnya menegang mengingat box yang dikirim Familia belum lama ini.

Mereka tidak hanya terbaik, mereka loyal.

Mereka yang duduk di sini adalah supporter Romeo yang siap mati untuknya, meskipun Romeo bersumpah ia takkan membiarkan hal itu terjadi. Outfit punya banyak silent traitor, mereka bukan salah satunya.

Primo, underboss Kansas city berdeham, "Kau yakin operasi pembersihan ini bukan jebakan Denzell untuk membersihkan kita?" tanyanya.

"Salvatore Archangelo menjamin operasi pembersihan ditujukan untuk Luciano dan Duillio dan para pengikut mereka." Damien yang menjawab.

Romeo mengangguk, "Denzell memberi jaminan," katanya, as usual, mengetuk-ngetuk pisau ke atas meja. Kali ini, pisau yang ada dalam genggaman tangannya bukan pisau lipat kecil, melainkan pisau daging yang membuatnya sebelas dua belas dengan Lucifer bertanduk dua.

"Dan jaminannya adalah adikku, Tasanee Vittuci." Cesare tersenyum getir, menonton ujung pistol di tangannya. Semua mata mengarah padanya, Cesare menikmati tangannya mengelus pistol kesayangannya, "Denzell memberi jaminan terbaik mengatur operasi pembersihan Outfit, one way to another," lanjut Cesare, melirik Romeo.

Romeo menoleh pada Cesare di sisi kanannya, memberi tatapan tajam, "Kematian Attilio menjadi alasan Luciano berkhianat, itu bukti cukup untukku tahu Denzell menginginkan kematian Luciano."

Iris biru mencela Cesare tak lepas dari iris hijau tajam Romeo, tidak peduli iris Romeo mengirim sinyal peringatan padanya, "Archangelo adalah traitor Familia, Denzell punya alasan tidak mempercayakan seluruh strategi Familia pada Salvatore. Luciano berkhianat, itu bukan urusan kita, Familia bisa menyelesaikannya sendiri. Mengapa perlu mengundang Outfit? Konyol kau mengambil keputusan datang ke teritori Familia dengan tiga belas melawan sekelompok Familia. Aku tidak meragukan kemampuanmu, tidak meragukan kemampuanku, tidak juga soldier kita...." Iris Cesare berlayar pada para kepala dalam ruangan, "... tapi keputusan ini terdengar seperti keputusan bunuh diri untukku." Cesare geleng-geleng kepala.

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang