22

565 61 16
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

SERENA membelai punggung Romeo, menikmati rasa otot-otot pria itu di tangannya sekaligus aroma maskulin musk Romeo yang menyatu dengan aroma  peluh keringat serta seks mereka selama Romeo memejamkan mata di atas tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SERENA membelai punggung Romeo, menikmati rasa otot-otot pria itu di tangannya sekaligus aroma maskulin musk Romeo yang menyatu dengan aroma  peluh keringat serta seks mereka selama Romeo memejamkan mata di atas tubuhnya.

Kejantanan Romeo masih tenggelam di dalam miliknya, Serena meresapi rasa penuh dan hangat Romeo. Andai ia tidak merasa sakit luar biasa, ia mungkin akan kembali turn on.

Mengangkat kepala, Romeo mencium lembut bibir Serena, "Apakah masih sakit?"

Sambil menahan ringisan, Serena tanpa sadar meremas selimut ketika Romeo dengan gentle menarik lepas kejantanan.

"Tidak seburuk saat—" Beranjak duduk, Serena mengigit bibir melihat darah yang menyelimuti kejantanan Romeo, berlumur di sepanjang pahanya dan meninggalkan big spot di selimut.

Gosh, how bad.

Romeo mengikuti tatapan Serena. Ekspresi terrified Serena membuatnya merasa bajingan, terutama ketika kejantanannya kembali berdiri tegak.

"I'll be back," kata Romeo, mengecup lembut dahi Serena sebelum beranjak turun dari ranjang dan menghilang ke dalam kamar mandi.

Serena menyorot bra-nya yang menyatu dengan underwear Romeo di bawah ranjang, tanpa sadar menyentuh puting payudaranya mengingat erangan Romeo.

"Aw." Serena meringis merasakan nyeri di antara kakinya begitu ia akan turun dari ranjang.

Romeo keluar dari kamar mandi dengan baskom dan handuk. Tidak ada lagi darah di kejantanan pria itu yang membuat Serena merasa horor, exactly Romeo sudah membersihkan diri menyadari emoticon terrified di wajahnya tadi.

"Kau lebih ketat dari yang kupikirkan. I break you too hard, angel. I should not play hard for your first times," ucap Romeo, melingkarkan handuk di pinggulnya.

"Sera tidak expect rasa sakitnya luar biasa, ternyata menjadi perempuan itu painful," sahut Serena.

"Percaya padaku, next times, takkan ada lagi rasa sakit. Kau hanya akan merasa sakit mungkin satu atau dua hari." Romeo berjongkok di bawah kaki Serena, meraih satu kaki Serena, menjalankan telapak tangan di sepanjang kaki Serena.

Serena menahan napas saat Romeo membuka kedua kakinya. Sorot tajam mata Romeo pada miliknya membuat darah Serena berdesir. Jika Romeo tahu betapa keras puting payudaranya, Serena mungkin akan menenggelamkan diri ke dalam air laut.

Romeo mencelup handuk ke dalam baskom, memeras extra air dari handuk, lalu dengan hati-hati mengompres milik Serena sambil menatap intens Serena, "You are wet, Serena."

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang