19

805 62 17
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

ROMEO menggeser tombol merah pada layar ponsel, meletakkan ponsel di atas meja, lalu meraih tongkat bilyard dan menempatkan diri di sudut meja bilyard—posisi yang dirasanya sempurna untuk memecah lima belas bola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ROMEO menggeser tombol merah pada layar ponsel, meletakkan ponsel di atas meja, lalu meraih tongkat bilyard dan menempatkan diri di sudut meja bilyard—posisi yang dirasanya sempurna untuk memecah lima belas bola.

Damien yang menjadi teman hang out Romeo malam ini tidak sengaja melihat layar ponsel Romeo dan tersenyum jahil, "Bibinya menelepon, keponakan cantiknya menjadi wallpaper utama. Damn, bos, apakah semua perempuan Vittuci semenyenangkan itu sampai kau tidak bisa memilih satu di antara mereka?" 

Romeo melirik Cesare di sisi tengah meja bilyard, "Constantino can fuck whoever he want," sahutnya datar.

Damien ikut melirik Cesare yang stay cool di tempat, memuji lapisan kontrol Cesare seakan-akan mereka sedang membicarakan forecast weather Chicago dan bukan adik kecil pria itu.

"Apakah ada yang spesial dari Sara sampai kau selalu kembali padanya?" tanya Damien penasaran, memukul-mukul ujung tongkat pada telapak tangannya.

"Aku menghabiskan waktu lebih dari satu kali dengan chick yang bisa memuaskanku. Kau punya regular chick di Doll House, who's the name?"

"Siapa yang tahu? Sara termasuk Vittuci," sahut Damien ringan.

"Hanya idiot yang memilih memelihara singa betina dalam kandang. Serena adalah best choice untuk Constantino—submisif, penurut, tidak banyak menuntut, Oreste's real blood. Aku bisa tidur nyenyak tanpa cemas dia akan menusukku dari belakang dan tidak perlu full energy untukku membuatnya menghangatkan ranjangku," jelas Romeo, membungkuk, bersiap memukul bola.

"Kedengarannya hidupmu akan membosankan," kata Damien, mengedipkan mata pada perempuan yang lewat di depan meja bilyard mereka.

Tertarik dengan bunyi heels berdetak, Romeo menahan menyodok bola, mengikuti arah mata Damien, pada perempuan berbokong Kim Kadarshian yang lewat mengibas rambut di sampingnya.

Romeo melengkungkan sudut bibir,  "Serena bisa membuat kejutan dari yang bisa kau duga, she is more than sweet and pretty," katanya, memukul bola.

Melihat hasil pukulan bolanya, Romeo menyeringai lebar pada perempuan berbokong Kim Kadarshian di meja seberang yang juga memecah lima belas bola bersamaan dengannya.

Cesare menoleh ke belakang punggung, mengikuti sorot intens mata Romeo dan menarik napas,
"Good to know that. Semoga kau tidak mengembalikannya padaku setelah tahu bokongnya tidak sesuai seleramu," ucapnya, memukul bola.

"Hey, Damien." Romeo mendekat ke sisi Damien, mendekatkan bibir pada telinga Damien.

Cesare mengernyit melihat langkah kaki Damien, "Where the fuck is he going?"

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang