18

485 61 26
                                    

WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.

 Please be aware

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TASA!"

Serena seketika melepas genggaman tangan Romeo, berlari begitu melihat Tasanee muncul di pintu arrival bandara O'Hare. Dari arah berlawanan, Tasanee juga lari dan meneriakkan nama Serena sehingga ekor Tasanee—Elias dan Rafael ikut berlari. Mau tidak mau, Romeo pun mengejar Serena.

Publik di bandara tidak diragukan melirik mereka dua kali. Romeo tidak bisa menyalahkan gadisnya sebab binar mata Serena lebih cerah dari mentari pagi Chicago saat melihat Tasanee.

Dan meskipun Romeo tidak benar-benar antusias menyambut Tasanee di Chicago, ia harus play cool karena keantusiasan Serena. Gadisnya sudah mengisi message, sleep call dan kencan mereka dengan topik  rencana yang akan dilakukan bersama Tasanee mendekati hari wedding.

"Constantino," sapa Rafael santai.

"Stagnaro." Romeo mengangguk dengan ekspresi wajah keras.

"Oi, calon adik ipar!" sapa Tasanee, menepuk keras lengan Romeo setelah melepas pelukan rindu pada Serena.

Mata Romeo melebar sepersekian detik, menahan geram sambil mengusap-usap lengannya, "Halo," balasnya, mati-matian menahan nada ketus dan ekspresi murderous menyadari Serena sedang mengamati wajahnya.

"Rafael," sapa Serena, tersenyum pada Rafael.

Begitu Rafael balas tersenyum manis, Romeo langsung memeluk pinggang Serena erat dan mengecup kepala gadisnya.

Menyadari alarm posesif Romeo, Serena mengalihkan mata dari wajah Rafael,  "Mr. Stagnaro tidak ikut?" tanyanya.

"Idiot itu sibuk dengan meeting A dan meeting Z. Bagus untukku, akhirnya aku punya waktu me time tanpa harus melayani idiot itu. Jangan khawatir, Sera, idiot itu akan menyusul, dia tidak bisa jauh-jauh dariku kurang dari sehari," jelas Tasanee.

Mulai jenuh berdiri di sini sejak menunggu Tasanee setengah jam lalu, Romeo berdeham, "Kalian bisa chit-chat di mobil by the way. Aku punya meeting, aku harus head off ke kantor sebelum lunch time."

"Romeo tidak perlu mengantar Sera. Ada Rafael dan bodyguard Tasa, Sera bisa naik taxi," kata Serena, menatap penuh pengertian Romeo.

Jelas Romeo takkan meninggalkan Serena bersama member Familia, terlebih lagi Rafael Stagnaro. Terakhir kali Serena bersama member Familia, bahkan dengan empat bodyguard darinya, kekasihnya berakhir di ranjang rumah sakit. Fuck, no.

THE DARKEST OBSESSION (The Darkest #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang