Gigie menunggu jawaban bomi yang masih menunduk bingung itu, bahkan Gigie tak percaya apa yang ia dengar dari bomi. Bright ada saat ia rapuh kemarin? entahlah Gigie tak tahu harus senang atau sedih.
"Jadi kemarin Bright yang mengantarku ke rumah sakit?" Tanya Gigie memastikan ucapan bomi. Bomi hanya mengangguk tak berani menatap Gigie. Gigie kembali meneteskan air matanya, Bright masih peduli padanya, Bright benar - benar tak melupakannya. Benarkah itu? Gigie nampak ragu dengan asumsinya.
"Benarkah Bright yang membawaku? Kenapa ia tak ada saat aku bangun?" Gigie menatap bomi yang kini mulai berani membalas tatapan nya.
"Win datang bersama P'nani, lalu win pulang bersama Bright" Bomi semakin menggenggam tangan Gigie, bomi yakin saat ini hati Gigie pasti begitu hancur.
"Bright hanya terpaksa menolongku. Dia benar - benar tak peduli padaku" Gigie meneteskan kembali air matanya meski tak begitu deras. Bright ternyata tetap memilih meninggalkannya dan pergi bersama win, Gigie pikir Bright masih memperdulikannya seperti dulu.
"Tapi dia menangis saat kau belum sadar, ia begitu khawatir padamu Gigie" Seru bomi membuat Gigie mengerutkan keningnya heran.
"Bright menangis?" Gigie semakin penasaran dengan cerita bomi. Benarkah Bright menangis untuknya? lelaki itu apakah masih menyukai nya? Tapi gigie segera menghilangkan pikiran itu, ia tak mau beranggapan bahwa Bright masih mencintainya. Jika memang Bright masih mencintainya, untuk apa ia berpacaran dengan win? Itulah yang membuat Gigie segera menarik diri dari dugaannya bahwa Bright masih mencintainya. Disaat itu jugal Nani datang dengan membawa sebuket bunga Mawar putih besar untuk Gigie.
"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu hari ini?" Nani menghampiri Gigie yang segera menghapus sisa air matanya, ia kemudian menatap Nani dengan senyum cantiknya.
"Aku sudah lebih baik. Kapan aku bisa pulang phi?"Gigie terus menatap Nani yang kini sudah berdiri tepat di samping ranjang nya sedangkan bomi masih dengan posisi duduknya.
"Jika kau sudah lebih baik kemungkinan besok kau sudah bisa pulang kata dokter, ini untukmu" Nani memberikan Gigie bunga yang sedari tadi ia pegang dan menyerahkannya, Gigie pun menerima bunga itu dengan senyum yang menampakan gigi rapihnya. Ia sudah lama sekali tak menerima bunga dari seorang pria.
"Terimakasih phi. Cantik sekali bunganya" Gigie tersenyum menatap bunga pemberian Nani itu, ia bersyukur bisa memiliki bos seperti Nani yang sangat perhatian padanya ..
"Waktu kau belum sadar. Aku melihat Bright disini! Apa kau mengenalnya?" Tanya Nani membuat Gigie dan juga bomi terkejut lalu saling menatap. Gigie menatap bomi lebih dulu lalu ia kembali menatap Nani yang berdiri di sebelah kirinya.
"Ya kami teman" Jawab singkat Gigie membuat Nani hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Baiklah. Mumpung kau disini aku ingin membeli sesuatu dulu sebentar! Phi tolong jaga Gigie sebentar ok" Bomi segera mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Gigie serta Nani, lelaki itu kini sudah memutari ranjang Gigie dan mengambil duduk di sisi kanan nya, tempat dimana bomi baru saja duduk.
"Kau tidak sibuk?" Tanya Gigie saat melihat atasannya itu sangat sering mengunjunginya semenjak ia dirawat di rumah sakit.
"Tidak. Bukankah saat ini juga aku tengah bekerja? Menjaga artisku" Seru Nani sambil mengembangkan senyum tampannya membuat Gigie tertawa mendengar ucapan Nani.
"Apa kau selalu perhatian seperti ini pada artismu? " Gigie meletakan bunga pemberian Nani di samping tempat tidurnya dan matanya kini hanya melihat wajah Nani dalam - dalam.
Tentu saja. Mereka semua asetku! Jika aku memperhatikan mereka sama saja aku memperhatikan masa depanku" Canda Nani membuat Gigie terkekeh dan kini ia sedikit melupakan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"