Tak banyak kegiatan yang di lakukan Bright pagi ini setelah ia resmi mengundurkan diri kemarin dari dunia balapnya. Ia hanya duduk di balkon kamarnya sembari menatap matahari yang mulai menampakan cahayanya. Satu per satu ia menggeser foto-foto kenangannya bersama motor merahnya dari memory tab miliknya, ia mengulum senyum ketika setiap foto itu kembali mengingatkan moment tersebut, bahkan ia sampai tak sadar kalau sedari tadi ada win di belakang tubuhnya. Sejujurnya win tak ingin membuat Bright bersedih, tapi jika kenangan pahitnya kembali Teringat, rasanya ia tak bisa membiarkan lelaki yang sangat cintai ini kembali terluka."Kau sudah bangun? Kenapa tidak membangunkanku?" Suara win sukses menyadarkan nya yang tengah asik sendiri. ia letakan tab miliknya di atas meja samping ia duduk. Lelaki itu mendangak kebelakang dan sudah melihat win yang berdiri masih dengan menggunakan baju tidurnya.
"Aku tak mau mengganggumu! Kemarilah, cuacanya begitu sejuk disini!" Ucap Bright santai. Win kemudian berjalan mendekati nya lalu ia justru duduk di lantai tepat di hadapan nya, wanita itu meletakan kepalanya di kedua paha nya seperti seekor kucing yang meminta di usap kepalanya.
"Kenapa kau tidur disini? Jika masih mengantuk masuklah kedalam sebelum yumi datang!" Bright pun mengelus-elus kepala istrinya itu lembut. Ia tersenyum melihat win yang masih saja sangat manja padanya meski mereka sudah memiliki seorang anak.
"Hanya sebentar, biarkan aku tidur di sini 10 menit saja!" Pinta win dan akhirnya ia pun membiarkan win untuk terlelap sebentar saja di pangkuannya sembari mengelus lembut kepala istrinya itu.
"Aku hanya minta tolong pada phi untuk menjaga yumi sebentar saja, apa apa keberatan?" Ucap win dari balik benda persegi yang kini sedang bertengger di samping telinganya.
"Kebetulan sekali hari ini jadwalku tidak padat! Baiklah aku akan menjemputan di panti nanti sore!" Tak pikir panjag, Nani langsung menyanggupi untuk membantu win menjaga yumi selagi wanita itu sedang memiliki keperluan lain meskipun entah apa keperluannya itu.
"Terimakasih phi, Aku akan menghubungimu lagi!" Win segera memutus panggilan teleponnya saat ia sudah melihat Bright sedang menuruni anak tangga bersama yumi di gendongannya.
"Siapa yang sedang bicara di telepon denganmu?" Tanya Bright dengan kening mengkerut karena win memang seperti sedang ketakutan saat ia melihat ia datang.
"Tam, katanya sore ini ia ingin membawa yumi makan ice cream!" Jawab win berbohong,
"Ouh- Kau mau ke panti bersamaku? Hari ini aku akan meeting bersama Guns untuk membicarakan pembalap baru yang akan aku latih" Cerita Bright setelah meletakan yumi di kursi meja makannya. Anak kecil itu hanya fokus menikmati sarapannya yang sudah di sajikan ibunya
"Tidak perlu! Aku bisa pergi naik taksi, kau pergilah duluan!" Win sesekali melirik Bright meskipun fokusnya kini sudah ke putri semata wayang mereka yang masih berumur tiga tahun lebih.
"Baiklah, aku akan pergi! Aku akan pulang malam karena setelah meeting aku akan ke sirkuit untuk berpamitan!" Bright berjalan menghampiri win, lelaki itu lalu mengecup kepala win dan yumi bergantian
"Daddy pergi dulu ya! Yumi jangan nakal bersama mama!" Perintah Bright pada putri kecilnya itu.
"Ya, Daddy! Hati-hati Daddy-" Suaranya yang lucu sukses membuat win dan Bright tersenyum kecil.
------
Kedua mata elang Bright menatap lelaki dengan wajah lugunya yang kini tengah duduk di hadapannya. Sesekali lelaki muda itu tersenyum kecil seakan ia sendiri gugup di tatap seperti itu oleh pembalap yang pernah menjadi nomor satu di dunia itu. Guns yang juga sedang berada disana pun hanya fokus membaca beberapa kontrak yang akan mereka tanda tangani jika Bright setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfikce" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"