Gigie dan win sudah berdiri berdua di samping jendela besar yang menampilkan pemandangan kota Bangkok. Sedangkan bomi sudah menunggu Gigie di bawah dan Tam menunggu win di ujung ruangan dimana mereka sedang berbicara.
"Aku sudah tak ingin basa - basi denganmu! Kau masih mencintai Bright? " Seru win membuka suaranya lebih dulu. Gigie menoleh menatap win saat mendengar pertanyaan win, ia tak menyangka kalau win sudah mengetahui masa lalunya bersama Bright.
Sejujurnya ia tak ingin menyangkalnya, tapi tentu saja semua itu akan mempengaruhi hubungannya dengan win kedepannya yang akan berubah menjadi kaku jika ia mengatakan yang sebenarnya.ia menarik nafas panjangnya dan tatapannya kembali keluar jendela.
"Aku sudah tahu kau mantan kekasih Bright" Lanjut win karena menurutnya diamnya Gigie merupakan jawaban bahwa apa yang ia katakan adalah benar.
"Maaf p'win, aku pun tahu hubungan kalian. Bisakah aku memastikan sesuatu?" Gigie kembali menatap win. Win menoleh menunggu apa yang akan di ucapkan Gigie padanya.
"Apa hubungan kalian benar nyata saat ini?" Lanjut Gigie membuat win mengerutkan keningnya, ia memang pernah mendengar pembicaraan Gigie dengan Nani dimana Gigie memang sudah mengetahui semuanya.
"Ya , hubunganku dengan Bright sudah nyata saat ini " Jawab win datar dan ia juga melihat cairan bening itu keluar dari kedua mata Gigie.
"Apa kau mencintainya p'win? " Gigie mencoba tegar saat ini, ia tahu pertanyaannya ini akan menambahkan sakit hatinya jika sampai win mengatakan apa yang memang menjadi kenyataannya sekarang.
"Ya - Aku sangat mencintainya" win masih menatap Gigie datar. Rasanya win enggan untuk berurusan dengan mantan kekasih Bright ini.
"Apa Bright sudah memintamu keluar dari duniamu ini?" Gigie seperti sedang mengintrogasi win, apa maksud dari semua pertanyaan Gigie? Win tak mengerti sama sekali dan ia mencoba memalingkan wajahnya enggan menatap Gigie yang sudah menangis.
"Bright sudah memintanya, tapi ia mengatakan bahwa ia tak serius. Ia mengijinkanku melakukan apa yang aku suka" win menjadi bingung dengan ini semua, apa Bright tak benar - benar mencintainya sehingga ia tak memaksa nya untuk melepaskan apa yang menjadi pekerjaan nya? Ia menjadi ragu saat ini, apakah dirinya hanya pelampiasan Bright dari wanita yang sedang terkekeh ini? Batin win sungguh berperang dengan kerja otaknya yang memikirkan hal buruk tentang hubungannya .
Gigie berdiam dan menunduk, ia sangat yakin Cinta Bright berbeda saat ia menjalani hubungan dengannya. Bright justru merelakan apapun untuk win. Gigie sangat tahu Bright, ia begitu menginginkan wanita yang selalu memiliki waktu untuknya dan ia tak memperlakukan itu untuk win.
Bright justru mengorbankan dirinya untuk win, mengorbankan waktu dan perasaannya. Nyatanya saat ini nana benar benar sudah kalah dari win, wanita ini istimewa di mata Bright.
"Kuharap kau bahagia p'win" Gigie segera meninggalkan win, ia berjalan menunduk menutupi kesedihannya. Cintanya sudah berakhir, andai waktu bisa ia putar ia justru akan mengorbankan dirinya untuk lelaki bernama Bright itu. Gigie berhenti sejenak di lorong yang sepi di kantor managementnya, ia menyandar diri pada tembok seraya memegangi dadanya yang sangat sesak.
Gigie sudah melepaskan Bright saat ini, sekuat apapun ia mencoba membuat Bright mengingat kenangan mereka selama tiga tahun itu tak akan membuatnya kembali padanya. Bright sudah benar - benar terperangkap oleh cintanya pada win, wanita yang awalnya hanya kekasih pura - puranya dan kini wanita itu yang membuat Bright tak akan bisa menjauh darinya.
Sepasang mata dari ujung lorong melihat Gigie yang begitu rapuh dengan air mata yang terus saja mengalir, ia bahkan tak bisa menahan kesedihannya dan ia segera pergi meninggalkan Gigie disana sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"