Part 15

512 53 42
                                    

Gigie menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, ia hanya diam terpaku beberapa menit hingga pintu ruang kerja Nani terbuka. Nani terkejut melihat Gigie tengah berdiri disamping meja kerjanya dengan sebuah foto wanita ditangan nya. Nani segera menghampiri Gigie dan mengambil foto itu dari tangannya.

"Sejak kapan phi? " Gigie menatap Nani yang menunduk enggan menatap nya saat ini.

"Maafkan aku. Aku mengambil fotomu diam - diam saat itu" Seru Nani masih enggan menatap Gigie.

"Ini fotoku saat masih kuliah. Kenapa kau bisa mendapatkan fotoku phi? " Gigie tak percaya dengan semua ini. Ia tak menyangka lelaki yang mulai berani menatapnya ternyata menyimpan rasa untuknya bahkan dimulai saat mereka tak saling mengenal, bukankah ini aneh  Batin Gigie tak percaya.

"Mungkin kau lupa saat itu kau menolongku. Tiga tahun yang lalu, kau menolongku saat aku mencoba menyelamatkan anak kecil, tapi justru aku yang terluka karena sebuah motor menyerempetku dan kau yang menolongku saat itu. Mungkin kau lupa " Nani tersenyum tipis membuat Gigie mencoba mengingat kembali kejadian tiga tahun silam.

Nani sedang menelpone seseorang saat tengah beranjak dari coffe shop, obrolannya cukup serius saat itu. Saat ia hendak memuju mobilnya, mata nani menangkap seorang anak kecil tengah

bermain dipinggir jalan sambil bercanda dengan salah satu temannya. Nani sempat tak memperdulikannya namun saat ia mendengar suara beberapa motor yang sedang trek - trekan di jalan dengan beberapa gengnya, ia kembali melihat anak - anak kecil itu yang sedang ingin menyebrang, ia segera menumpahkan satu cup coffinya lalu berlari menghampiri anak kecil itu untuk menyelamatkan anak itu agar terhindar dari motor - motor yang sedang main aksi kebut - kebutan.

Ia akhirnya mendorong anak kecil itu yang akhirnya ia harus mengorbankan dirinya terserempet motor ugal-ugalan hingga mengakibatkan ia terjatuh dengan luka di tangan dan kakinya yang sepertinya ter kilir.

Gigie yang sedang berjalan menuju kampusnya itu terkejut saat melihat kecelakaan di depan matanya saat ini , dan ia segera berlari menghampiri anak -anak kecil yang sedang menangis karena kaget akan aksi nani yang mendorongnya. Beberapa orang disana sudah membantu menenangkan anak - anak kecil itu dan mata Gigie kini tertuju kepada lelaki dengan kemeja merah bata tengah meringis kesakitan.

Gigie segera berlari menghampiri nani dan melihat beberapa luka di tangan dan wajah nani.

"Kau baik - baik saja?Aahh - Kau berdarah? kau harus ke rumah sakit. Aku akan mengantarmu " Gigie segera berdiri dan

menghentikan taksi lalu ia segera membopong Nani masuk ke dalam taksi dan mengikutinya. Nani menatap Gigie yang duduk disampingnya sambil memainkan ponselnya itu, tanpa ia sadari wanita itu telah mencuri perhatiannya bahkan membuat nani merasakan hal yang aneh pada jantungnya Saat mereka tiba di rumah sakit, ia segera di tangani dokter.

Tiga puluh menit nani ditangani dokter di ruang UGD dan dokter segera menemui Gigie yang berdiri tak jauh dari ranjang nya.

"Kau kekasih lelaki itu? " Tanya dokter saat nani sudah selesai di tangani.

"Bukan . Aku hanya menolongnya saja . Apa lukanya parah  " Tanya Gigie yang melirik sedikit ke arah Nani yang masih saja menatapnya.

"Dia baik - baik saja, hanya saja kami harus menjahit luka sobek di tangannya dan kakinya yang terkilir harus di pasang gips untuk beberapa minggu ke depan " Seru dokter berwajah tegas itu kepada Gigie, sedangkan Gigie hanya mengangguk tanda mengerti .

Setelah menjelaskan apa saja obat yang akan di berikan ke Nani, dokter itu pamit dan meninggalkan Gigie serta Nani yang masih merebahkan tubuhnya di tempat tidur UGD . Gigie menghampiri

SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang