Matahari pagi sudah memasuki kamar win lewat jendela besar yang tepat berada di depan ranjang ukuran king milik nya. Sepasang mata sudah mengerjap - ngerjap sebentar sebelum akhirnya ia membuka kedua matanya.
Bright tersenyum saat melihat win masih terlelap di sebelahnya, lebih tepatnya masih dalam pelukannya. Ia memang memutuskan untuk menginap kembali di kondo win, ia sengaja menemani wanitanya itu agar tak kesepian di saat masalah hubungan awal mereka terkuak. terlebih atas insiden kemarin, ia hanya ingin memastikan kalau win akan baik - baik saja.
Bright mengambil ponselnya di samping nakas ranjang win dan tanpa ia lihat lagi layar ponselnya, Bright segera mematikan ponselnya begitupun ponsel milik win . Hari ini hari libur bagi keduanya dari aktifitas yang sering mereka jalani dan ia mengingkan satu hari ini full hanya dengan win tanpa gangguan dari siapapun sebelum akhirnya ia akan pergi ke Jepang lusa nanti.
Bright kembali menghadap tubuh win yang masih terlelap karena ia sungguh lelah setelah syuting yang berakhir dini hari. Bright membelai wajah kekasihnya itu sebelum membawa win kembali ke pelukannya. Bright memutuskan untuk kembali memejamkan matanya menemani win yang masih tertidur pulas.-------
Dew yang semalaman menghabiskan waktunya untuk minum minum bersama temannya harus menerima tamparan keras dari sang ayah saat ia tiba dirumahnya dengan pakaian kucel dan rambut berantakan, membuat ibunya terkejut dan mencoba melindungi putranya itu dari amukan sang suami yang kesal dengan putra semata wayang mereka."Kau terlalu memanjakannya sehingga anak ini tidak tahu di untung! Mau jadi apa kau jika kerjaanmu hanya bermain - main tidak jelas?" Maki sang ayah saat melihat Dew yang hanya diam dibalik tubuh sang ibu.
"Sudahlah. Dew baru saja pulang dan biarkanlah ia istirahat dulu. Nanti kita bicara lagi ketika ia sudah lebih baik "ibu Dew mencoba menenangkan suaminya dan membawa anaknya masuk ke dalam kamarnya.
Dew hanya diam dengan tatapan kosongnya membuat ibunya tak ingin menanyakan apa yang sedang terjadi pada putra satu - satunya itu.
"Kau istirahatlah!ibu akan bicara pada ayahmu, jika sudah lebih baik temui ibu dan kita akan bicara" Seru ibu Dew lembut sambil membelai wajah putranya itu saat Dew sudah duduk di pinggir ranjangnya,lalu membiarkan putranya beristirahat lebih dulu.
----
Kini win yang lebih dulu terbangun dari tidurnya dan ia langsung menoleh ke arah wajah Bright yang tepat berada di sampingnya. Ia tersenyum dan melepaskan tangan Bright dari tubuhnya, ia berusaha bangun pelan - pelan agar tidak mengganggu tidur Bright yang sangat pulas itu.Sebelum meninggalkan kamarnya, win melihat lebih dulu wajah Bright yang tertidur pulas sebelum akhirnya ia mengecup keningnya dan ia segera beranjak keluar kamarnya untuk menyiapkan makanan yang akan mereka makan siang ini.
Suara ramai di dapur membuat Bright terganggu hingga akhirnya ia membuka matanya dan ia sudah tak melihat win berada di sebelahnya. Ia terkekeh kecil sebelum akhirnya ia melangkah keluar kamar dan melihat sang kekasih tengah sibuk di dapur sambil membaca majalah resep.
Win sebenarnya cukup bisa memasak, tapi hanya beberapa menu makanan khas Thai yang sering ia masak. Kali ini ia ingin mencoba memasakan Bright menu baru yaitu makanan khas Jerman bernama gulaschsuppe yang akan disajikan bersama dengan roti empuk yang sudah win sajikan.
Bright tertawa melihat dapur yang sangat berantakan karena ini pertama kalinya win memasak masakan yang tak pernah ia masak. Ia lalu berdiri di belakang win dan memeluknya dari belakang, meletakan kepalanya di curuk tengkuk win sambil menghirup aroma tubuh win yang sudah menjadi kesukaan nya.
"Aku belum mandi " Seru win saat sadar Bright sudah menciumi tengkuk dan leher nya.
"Aku suka aroma apapun pada tubuhmu, bahkan aroma telor dan tomat busuk pun aku suka! " Ledek Bright yang membuat win terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"