"Jika kita menikah, apa kau siap meninggalkan dunia entertainment ini? " Tanya Bright membuat win memblalakan kedua matanya.
Win menatap Bright dalam dan penuh makna. Ia sedikit tahu alasan Bright berpisah dengan Gigie karena Gigie lebih memilih kariernya dan melepaskan Bright, tentu saja ia tak sebodoh Gigie tapi meninggalkan apa yang ia sudah jalani 5 tahun ini tidak mudah.
Sudah banyak pengalaman dan kenikmatan yang ia rasakan selama menjadi seorang selebriti dan ia tak mudah meninggalkannya begitu saja meskipun jauh di lubuk hati nya, ia tetap ingin kembali menggapai mimpinya. Hatinya berkecamuk memikirkan apa yang harus ia jawab saat ini, win tak akan melepaskan Bright hanya karena lelaki itu tak menyukai profesinya meskipun ia tak tahu alasan lelaki itu apa dan ia butuh waktu perlahan untuk pelan - pelan pergi dari dunia yang sudah membuatnya bertemu dengan lelaki yang ia cintai dengan segenap jiwanya.
Terlihat konyol memang jika di bandingkan rasa yang ia pendam 10 tahun untuk Nani dengan perasaan yang baru saja tumbuh dihatinya untuk lelaki yang selalu tersenyum sambil mengecup tangan nya itu nyatanya lebih besar. Win merasa mereka sudah sangat melengkapi satu sama lain meskipun hubungan mereka masih bisa di bilang seumur jagung, sangat baru dan masih panjang perjalanan mereka dimana begitu banyak cobaan dan ujian untuk mereka di kedepannya.
Win merasa bisa ia lewati jika ia bersama lelaki yang bernama Bright Vachirawit. Win meletakan satu tangannya yang bebas ke pipi Bright satunya lagi dengan senyum cantiknya. Ia memajukan wajahnya dan mengecup lembut bibir Bright cukup lama.
"Aku sungguh - sungguh tak ingin kehilanganmu p' bai" win tersenyum sambil membelai lembut wajah lelaki tampan di hadapannya yang sedang tersenyum.
Bright tahu ini bukan jawaban yang tepat tapi ia semakin yakin bahwa ia juga tak ingin kehilangan wanita ini. Ia sangat menginginkan win menemaninya sampai akhir ia menutup matanya, meskipun ia harus mengenyampingkan keinginannya untuk membuat win melepaskan pekerjaannya saat ini. Ia sungguh tak ingin menjadi egois buat win meskipun ia sungguh tak ingin memiliki seorang pendamping yang akan menghabiskan waktunya lebih banyak di luar.
la takut win akan seperti ibunya kelak, namun ia menangkis pikiran jeleknya bahwa win tak akan pernah meninggalkannya.
"Lupakan saja! Aku hanya bercanda, aku juga sungguh tak ingin kehilanganmu. Berjanjilah kau selalu disisku? " Seru Bright dengan berat hati ia harus membiarkan win menjalani hidupnya seperti apa yang ia inginkan karena Bright sungguh tak ingin lagi kehilangan wanita yang ia cintai, bahkan saat ini ia lebih yakin memiliki perasaan yang lebih kuat saat ia menjalani hubungan ini bersama win.
Win tersenyum, jika memang Bright mengingkan nya untuk meninggalkan karirnya, ia berniat akan meninggalkannya untuk Bright meskipun tidak dalam waktu dekat, namun ternyata Bright tak sungguh - sungguh mengingkan itu membuat nya sedikit bernafas lega meskipun ia sedikit kecewa, tapi ia meyakinkan hatinya bahwa suatu saat nanti ia benar - benar akan meninggalkan dunia ke artisannya dan lebih memilih menghabiskan waktunya lebih banyak dengan Bright.
"Apa kau sungguh - sungguh hanya bercanda? " Win mencoba memancing Bright dengan senyum menggodanya, meyakinkan dirinya bahwa Bright sungguh hanya bercanda dengannya.
"Ya, lakukan semuanya sesukamu, Asal kau tak pergi dariku! " Bright menciumi kedua tangan win sebelum akhirnya ia berdiri dan mengecup puncak kepala win.
"Kau istirahatlah, ini sudah malam! Besok kita akan menghabiskan waktu seharian dan aku sungguh tak sabar kau akan mengajakku kemana! " Ledek Bright karena sebenarnya ia sangat malu dengan wanita mungil ini yang lebih dulu mengajaknya berkencan dan memutuskan tempat kencan mereka.
Win hanya mengangguk dan ia segera berdiri lalu mengantar Bright sampai depan pintu kamarnya, wanita itu sengaja bergelayutan di lengan Bright seperti anak kecil yang sedang bermanja, membuat Bright tertawa melihat wanitanya yang ternyata semakin hari semakin manja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"