Bright dan win berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman parkir pemakaman. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan tersenyum bahagia, kini mereka sudah siap melangkah satu langkah lebih dekat untuk hubungan mereka.
Bright bahkan sesekali mencium kepada win tanda ia sangat bahagia wanitanya sudah menerima lamarannya dan ia berjanji akan menikahinya setelah ia pulang dari malaysia lalu mereka sepakat untuk menyiapkan pernikahan mereka. Saat asik berjalan mendekati mobil, mata Bright dan win menangkap seorang wanita yang tengah duduk menatap bukit hijau yang memang lokasi pemakaman ini di daerah bukit.
Wanita itu duduk sendiri menatap lurus ke depan melihat indahnya bukit hijau yang terbentang di hadapannya. Win sangat hafal dengan punggung wanita itu, ia semakin mencengkram tangan Bright seakan ia ingin Bright segera membawanya pergi dari hadapannya. Saat Bright dan win hendak meninggalkan wanita itu, wanita itu justru berdiri dan membalikan tubuhnya sehingga ia dapat melihat win dan Bright disana. Mata mereka bertemu membuat win membuang pandangannya tak ingin menatap ibu yang telah melahirkannya itu. Bright membungkuk hormat menyapa nyonya pam dan nyonya pam hanya tersenyum segaris.
"Bawa aku pergi!" Seru win meminta Bright membawanya pergi dari ibunya yang akhirnya menghampiri nya sebelum ia melangkahkan kakinya.
"Bisakah kita bicara?" Seru nyonya pam membuat win menatapnya lurus. Bright yang sebenarnya tak mengijinkan nyonya pam berbicara dengan win jika hanya untuk menyakitinya, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya lebih dulu dengan sebuah kode yang membuat nyonya pam tahu bahwa Bright tak ingin jika ia berbicara yang akan membuat win menangis.
"Nyonya "Bright menatap nyonya pam seakan memberinya peringatan. Nyonya pam hanya tersenyum menatap Bright yang akhirnya membuat Bright mengangguk mengerti.
"bicaralah dengannya! Aku akan menunggumu di mobil" Bright melepaskan tangannya dan mencium kening win sebentar lalu ia meninggalkan win dan nyonya pam berdua.
-----
Win hanya diberdiri menatap lurus ke depan enggan untuk menatap nyonya pam yang terus saja memandang putrinya yang sudah ia sia-siakan selama ini. Win yang memang sedang meletakan kedua tangannya di pagar pembatas kayu disana membuat sang ibu dapat melihat sebuah cincin yang sudah melingkar di jari manis sebelah kiri nya. Ia tersenyum kecil tak percaya kalau anaknya kini akan memulai hidupnya dengan lelaki yang sudah ia pilih."Ternyata kau sudah menerima lamarannya? Aha-Lelaki itu benar- benar membuatku kesal" Seru nyonya pam yang akhirnya membuka suaranya membuat win menoleh sebentar kearahnya.
"Apa maksudmu?" Win enggan berlama-lama menatap ibunya itu dan sekarang pandangan kembali ke depan.
"Kekasihmu itu menghubungi ibu dan mengajak ibu untuk bertemu. Dia meminta ijin untuk menikahimu. Kau tahu? Itu sangat memalukan, aku bahkan tak bersikap seperti ibu untukmu tapi lelaki itu tetap meminta restu padaku" Nyonya pam sadar bahwa sikap Bright yang tetap meminta ijinnya itu benar-benar membuatnya malu. Mendengar ucapan sang ibu membuat win tak percaya kalau Bright akan melakukan hal sampai sejauh ini, lelaki itu tetap menganggap wanita ini sebagai ibunya meskipun ia sudah menceritakan hubungan buruk antara ia dan sang ibu.
"Kuharap kau bahagia dengannya. Dia lelaki baik yang sangat mencintaimu. Bahkan dia mengancam ibu untuk tidak menemuimu jika hanya membuatmu terluka! Tapi dia mengijinkan ibu untuk menemuimu jika ibu ingin memperbaiki hubungan kita" Ucap nyonya pam dengan wajah datarnya, sebulan ini ia memikirkan perkataan Bright yang akan menjaga win selayaknya orangtua menjaga anaknya. Ia memang tak ingin bersama win tapi itu bukan berarti ia tak mengharapkan kebahagiannya.
Win hanya terdiam enggan membalas ucapan nyonya pam, entah kenapa hatinya sangat sedih mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut sang ibu.
"Ibu menemuimu saat ini karena ingin meminta maaf padamu. Ibu sadar kalau selama ini ibu tak bisa bersikap baik padamu dan juga ayahmu. Ibu ingin memulai hal baru dengan duniaku sendiri sampai kita berdua bisa memulai hal yang baik bersama. Kurasa kita berdua butuh waktu untuk memulai kembali dan setidaknya ibu bisa bernafas lega karena sudah ada seseorang yang menjagamu dengan sangat baik" Nyonya pam diam sebentar sebelum ia melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fiksi Penggemar" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"