Win menyandarkan tubuhnya di sandaran kursinya , ia tak percaya Gigie adalah mantan kekasih Bright. Win hanya diam memandang lurus kedepan mencoba untuk tenang, apa yang harus ia lakukan sekarang? Senang? Tentu, setidaknya ia pernah melihat bahwa Gigie pernah datang mengunjungi Bright disaat Bright tengah bersamanya. Tentu saja win dapat menebak bahwa Gigie masih menyimpan perasaan terhadap Bright, tapi kejadian di rumah sakit kembali mengingatkan win bahwa mungkin saja Bright juga masih menyukai Gigie.
Win kembali menatap Tam yang masih terdiam itu, ia merasa rahasianya bersama Tontawan harus terbongkar karena kebodohannya.
"Kau yakin Gigie mantan pacar Bright?" Win memastikan bahwa Tam tidak sedang membohonginya.
"Ya- " Jawab singkat Tam membuat win semakin penasaran.
"Kau tahu dari siapa bahwa Bright mantan pacar Gigie?" Win menatap sinis Tam, sebenarnya win agak kesal saat mendengar lelaki itu pernah berpacaran dengan Gigie.
Gigie selalu saja menjadi bagian hidup win tidak hanya dalam rebutan popularitas tapi juga mereka harus rebutan perhatian Nani dan sekarang haruskah mereka rebutan Bright? Tunggu kenapa win berfikir akan merebutkan Bright dengannya? Tapi entah kenapa win merasa ia tak rela jika Bright kembali dengan Gigie.
"Aku mengetahuinya dari Tontawan phi " Semakin win bertanya semakin terbongkar semua rahasia mereka.
"Ceritakan semuanya padaku apa yang Tontawan katakan padamu!" Paksa win membuat Tam membulatkan matanya. Ia takut jika ia menceritakan masa lalu Bright, win mungkin akan bertengkar dengan Bright yang sekarang ini sudah menjadi kekasih win, pikir Tam.
"Tontawan hanya mengatakan bahwa dulu p'bai berpacaran dengan Gigie sebelum dia menjadi seorang selebriti" Tam sedikit ragu namun ia memutuskan untuk menceritakan semuanya pada win agar pekerjaannya aman.
"Lalu? " Win semakin penasaran dibuatnya.
"Ya mereka putus setelah tiga tahun berpacaran karena gigie memutuskan untuk menjadi seorang artis. Padahal saat itu Gigie sudah menerima lamaran P'bai" Tam memainkan jari - jarinya tanda ia sangat gugup dengan apa yang ia katakan pada win.
Win hanya diam saat mendengar semua itu, apa? Melamar? Bukankah itu sudah mencapai tahap serius dalam suatu hubungan? Bodoh sekali Gigie meninggalkan Bright hanya karena ia ingin menjadi seorang selebriti, batin win yang terus saja berkecamuk segala macam emosinya.
Di saat itu Bright sudah datang menghampiri win yang sudah bersiap untuk pemotretan kali ini. Bright berdiri tepat di hadapannya dan win hanya menatapnya sinis.
"Ini , cuaca disini begitu panas. Kau jangan sampai sakit karena sejak kemarin kau juga tidak bisa beristirahat" Bright memberikan minuman dingin vitamin C untuk win, win memincingkan matanya menatap Bright. Meskipun ini hanya pura - pura , entah kenapa win kesal dengan lelaki yang kini sedang mengerutkan keningnya bingung melihat tatapan win.
"Kau tak usah perhatian padaku! Bukankah sedari tadi kau juga tak memperhatikanku? " Win menepis minuman yang masih di tangan Bright, enggan untuk menerima minuman yang Bright berikan.
Tam sadar bahwa win saat ini sedang marah dengan Bright, ia takut kalau kemarahan win karena ulahnya yang membicarakan masa lalu Bright dengan Gigie sehingga membuat atasannya itu seperti matahari siang ini , panas.
"Aku bukan sengaja mencueki mu. Aku hanya sedang merasa tak enak badan" Seru Bright yang merasa aneh dengan sikap win saat ini. Apa hanya karena Bright mendiaminya sejak mereka bertemu pagi tadi dan win marah padanya? Bukankah itu aneh? Pikir Bright namun ia enggan membalas kekesalan win karena saat ini ia benar - benar tak enak badan.
"Jangan beralasan" semakin enggan menatap Bright dan ia hanya sibuk mengacakan wajahnya pada cermin kecil yang ada di tangannya.
Bright enggan bertengkar dengan win hari ini dan ia memilih untuk kembali ke tempat duduknya dan beristirahat sebelum dirinya di panggil. Win sendiri terus saja memperhatikan Bright yang berjalan semakin jauh darinya dengan tatapan sinisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"