"Ku mohon lepaskanlah Bright!" Pinta bomi membuat win membuka mulutnya tak percaya. Ia segera mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, ia takut akan ada yang melihat bomi saat ini. Win segera membangunkan bomi dari berlutunya untuk segera berdiri.
"Apa yang kau lakukan bomi? Apa harus sampai seperti ini?" Win menatap bomi lurus dan penuh amarah. Apa maksudnya bomi melakukan ini dan meminta hal konyol yang tak mungkin ia lakukan.
"Jika memang kau meminta aku untuk berlutut aku akan berlutut untukmu!" Seru bomi dengan air mata yang sudah mengalir.
"Kau gila! Pulanglah, aku tak ingin melihatmu " Seru win kesal dan ia melewati tubuh bomi sampai akhirnya suara bomi membuat ia menghentikan langkahnya.
"Mereka putus karenaku! Aku bersalah pada Gigie" Teriak bomi membuat win penasaran dan ia segera membalikan tubuhnya.
"Apa maksudmu? " Win menarik lengan bomi agar ia bisa menatapnya.
"Bisa kita bicara sebentar? " Bomi menghapus air matanya dan kini ia meminta agar win mau mendengarkannya.
***
Dew menggaruk kepalanya hingga rambut yang sudah ia tata rapi harus berantakan karena ia sangat pusing dengan dokumen dokumen yang ada di hadapannya. Ia memang tak langsung menjabat petinggi di perusahaan, ia masih sangat banyak belajar dan saat ini sang ayah menempatkannya sebagai karyawan di bagian pemasaran. Ia menyesal karena sudah sangat yakin ia mengatakan ingin bekerja di perusahaan ayahnya dan jika kenyataannya bekerja di perusahaan ayahnya seperti ini, ia benar benar menyesal. la tak mengerti perhiasan - perhiasan yang begitu banyak nama dan model, ia bukan lelaki metropolis yang paham akan barang - barang branded. Ia hanya tahu seputar sport, game dan otomotif , selebihnya jangan harap ia akan mengerti.Ia tak bodoh hanya saja selera yang dimilikinya berbeda dengan anak - anak kaya yang kebanyakan lebih suka mewarisi perusahaan keluarganya berbeda dengan Dew yang sama sekali tak tertarik. Dew menarik nafas panjangnya dan membuka layar ponselnya, ada foto Tontawan disana. Ia melakukan ini semua untuk membuat Tontawan bangga padanya meskipun ia harus berpusing pusingan seperti ini. Dew tersenyum sebentar menatap foto dirinya dan juga Tontawan yang mereka ambil 5 tahun lalu saat pertama kali mereka pacaran.
Dimana mereka masih kuliah di salah satu universitas international, Dew meraba layar ponselnya sambil mengucapkan sesuatu yang menambahkan semangatnya.
"Kau harus bangga padaku nanti! Jadi berhentilah membanggakan lelaki lain di luar sana " Seru Dew dan kini mengecup foto itu dengan mesra. Jika ia mengingat kejadian 5 tahun lalu, ia selalu saja dibuat senyum oleh kisah mereka. Kisah yang tak akan pernah ia lupakan.
🍂🍂
Saat itu di musim hujan 2018, Dew berlari menuju mini market yang tak jauh dari kondo Bright. la segera memasuki mini market itu, ia berjalan mengambil satu cup ramen dan rumput laut untuk ia nikmati di mini market tersebut. Ia membayar lebih dulu sebelum membuat ramennya, saat ia hendak meletakan ramen itu di meja dekat kaca mini market, seorang wanita yang juga sedang berdiri disana tiba - tiba menggebrak meja itu hingga kuah ramen nya sedikit tumpah dan membuat nya terkejut melihat wanita yang berdiri di sampingnya terlihat sedang marah"Aaarrgghh ~ Aku akan buktikan kalau aku itu bisa" seru wanita itu menggebu - gebu membuat Dew mengerutkan keningnya bingung Wanita itu kembali memakan ramennya setelah aksi marah - marah dadakannya itu.
Dew terkekeh dan tak memperdulikan kuah ramennya yang sedikit tumpah. Namun saat ia hendak memasukan ramen itu ke dalam mulutnya, wanita itu tak sengaja menyenggol tubuh nya hingga kuah dan mie ramen itu tumpah sampai mengenai mulut dan baju nya.
Bukan hanya ia yang terkejut, wanita itu pun ikut mebelalakan matanya tak percaya kalau ia sudah melakukan hal bodoh itu pada seorang pria.
"Aah - Maaf" Tontawan segera mencari tissue dan membantu Dew yang kepanasan karena kuah ramen yang menumpahi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"