Ponsel win berdering saat ia masih berdiri mematung menonton berita pagi ini yang membuatnya seakan - akan masih bermimpi. Mendengar suara ponsel membuat Bright berdiri dan membalikan tubuhnya melihat win yang masih terdiam kaku disana.
Win hanya diam dan melihat siapa yang menghubunginya saat ini. Nama Nani tertera pada layar ponselnya, ia sebenarnya enggan untuk mengangkat panggilan itu namun ia segera menggeser layar hijau pada ponselnya .
" Ya phi" Seru win lemas saat mengangkat panggilan Nani .
"Kau dimana? Kau sudah melihat berita pagi ini? " Tanya Nani tenang, meskipun ia sedang sibuk memutar otaknya untuk menyelesaikan masalah win, tapi ia sebisa mungkin tetap menciptakan ketenangan untuk win.
"Aku di kondo ku phi. Bagaimana ini bisa terjadi? " Win masih mematung menunduk membuat Bright menyadari bahwa win mungkin yang akan lebih terluka dengan pemberitaan ini nantinya.
"Aku tak tahu bagimana bisa kontrak kerjamu terbongkar ke media. Aku akan pikirkan jalan keluarnya. Kau hanya perlu melakukan tugasmu seperti biasa. Aku akan mengunjungimu nanti " Nani memutuskan sambungannya dan ia menyandarkan tubuhnya untuk membuat dirinya lebih rileks.
"Kau baik-baik saja? " Bright menghampiri win yang masih diam terpaku.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita mengaku pun mungkin masyarakat tidak akan ada yang percaya pada kita" win menatap Bright membuat lelaki yang berdiri di hadapan nya itu langsung menarik tubuh nya ke dalam pelukannya.
"Tenanglah, kita bisa melewati ini bersama - sama. Sebaiknya kau jangan dulu memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi " Bright mengelus lembut kepala dan pundak win hingga wanita itu sedikit tenan.
Bright sadar bahwa win yang akan lebih merugi dibanding dirinya karena win seorang aktris dan model terkenal dengan sejuta prestasi tanpa sensasi, pengumuman resmi hubungan mereka saja menjadi hot topic dengan begitu banyak doa dan pujian kepadanya, karena win tak pernah ada scandal apapun dengan seorang pria.
Tapi kini berbeda, ia diberitakan memberikan pengumuman palsu pada publik hingga banyak orang yang mencaci dirinya bahwa ia hanya ingin membuat dirinya lebih populer dari sekarang, bahkan ada yang menyangkut pautkan persaingan ketat antara dirinya dan Gigie. Win dinilai tak ingin tersaingi dengan artis pendatang baru tersebut karena kenyataannya Gigie lebih populer saat ini meskipun masih banyak orang mengakui kualitas akting win lebih baik dari pada Gigie.
"Aku akan buatkanmu sarapan" Seru Bright saat melihat win sudah lebih tenang meski wajahnya masih nampak murung. Bright sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, win melihat ponsel Bright terus saja berdering dan tertera nama Guns disana, tapi Bright tidak memperdulikan panggilan ponselnya yang berdering sedari tadi membuat win membuka suaranya.
"Kau tidak angangkat ponselmu? Guns terus menghubungimu, mungkin ia ingin membahas masalah ini padamu? " Seru win terus memandang punggung Bright.
"Biarkan saja. Saat ini yang terpenting adalah dirimu! " Bright sudah membawa dua piring nasi goreng di tangannya. Lalu la mengambil duduk samping win, Bright pun segera memberikan win sendok.
"Makanlah. Kita baru bisa berfikir setelah kita mengisi perut kita " Bright tersenyum menatap win yang masih terdiam.
"Kau tak takut penilaian masyarakat padamu mungkin akan buruk? " Win menatap Bright dalam, ia melihat tak ada kecemasan di wajah Bright tentang pemberitaan ini.
"Aku justru mengkhawatirkanmu! Aku tak masalah orang di luar sana menghinaku. Yang paling penting saat ini adalah dirimu" Bright mengelus pelan pucuk kepala win. Win merasa hatinya semakin berdebar dengan ucapan dan sikap Bright saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED OF LOVE [BRIGHTWIN]
Fanfiction" Setiap moment kita bersama,bisa jadi saat itulah awal aku mulai merasa seseorang datang padaku. pertama-tama yang aku lakukan adalah membuka hatiku, hingga tanpa sadar membuat semua kebersamaan itu menjadi berharga"