Mereka adalah makhluk jalang dan tidak tahu malu.
Jangan pernah terlibat dengan mereka, atau kau akan mendapat kesialan seumur hidup.
Dalam perjalanan hidup seorang Uchiha Sasuke, ia telah kenyang dengan kalimat-kalimat seperti itu.
Namun pertemanannya dengan Hinata adalah murni keputusannya sendiri.
Insiden antara ia dan Hinata di festival kebudayaan sebelum kelulusan dari sekolah menengah atas, telah mengubah si remaja polos menjadi seorang pria.
Ia tak akan pernah melupakan tanggal keramat tersebut, karena tepat satu bulan sebelum ulang tahunnya yang ke delapan belas.
Ia ditugaskan membawa Hinata pulang ke rumah semata-mata karena rumah mereka searah, dan remaja Uchiha tersebut termasuk dalam segelintir anak laki-laki yang mau berteman dengan si Omega.
Sasuke mengayuh sepeda yang membawa mereka berdua dengan kencang. Lengan mungil terbalut kulit berwarna putih susu itu melingkari pinggangnya dengan erat dan terasa sangat lembab hingga membasahi seragam sekolah si remaja.
Sesekali Uchiha muda menolehkan kepala untuk memastikan kondisi penumpang di belakang sepeda. Peluh sebesar jagung menghiasi dahi dan pelipis Hinata, ditambah napas yang terasa berat. Bahkan seragam sekolah siswi itu telah berubah warna karena telah basah oleh keringat.
Kala itu pengetahuannya tentang kaum Omega masihlah sedikit.
Sejauh yang ia tahu, jika Omega mengalami kondisi demam tinggi atau gejala yang mirip dengan sakit parah maka Omega tersebut diharuskan cuti dari kegiatan apapun, baik bekerja atau bersekolah kemudian menghabiskan waktunya untuk berlindung di dalam rumah.
Hinata hanya tinggal berdua dengan ibunya yang sering tak ada di rumah karena bekerja sebagai perawat para lansia di panti.
Ia tak sampai hati meninggalkan gadis itu di depan pintu, karena itu ia memapah si gadis menuju kamar walaupun logikanya sudah memperingatkan bahwa tidak etis memasuki kamar seorang perempuan.
Yang terjadi selanjutnya hanya berupa potongan memori samar dan tidak berkesinambungan. Aroma manis memabukkan yang mengingatkannya pada padang bunga lavender.
Hal pertama yang ia ingat ketika mendapatkan kembali kesadaran adalah lantunan kata maaf berulang dari Hinata.
"Maaf... Kumohon maafkan aku..."
Setelah itu barulah ia bisa mencerna apa yang terjadi, dimana ia dan Hinata tergolek di atas lantai tatami tanpa sehelai benang pun.
Rasanya aneh mendengar ucapan maaf dari anak perempuan yang menjadi korban dalam situasi ini.
"Kupikir seharusnya akulah yang meminta maaf."
Berbagai perasaan campur aduk, antara rasa malu, takut sekaligus kebingungan.
Ia dan Hinata tidak memiliki hubungan spesial sehingga hal seperti ini tak seharusnya terjadi.
Remaja itu segera menegakkan tubuh ketika ia menyadari beberapa jam telah berlalu dan semestinya ia kembali ke sekolah sampai acara festival selesai.
Sebelum ia sempat berdiri, sebelah telapak tangan telah mencekal pergelangan tangan kirinya dengan erat.
"Ku-kumohon... ja-jangan jauhi aku. Kita... tetap bisa berteman, kan?"
Onyx hitam si pemuda memindai kondisi sang Omega yang kini tengah berlinang air mata dengan rambut indigo terurai dan acak-acakan. Tatapan dari sepasang netra perak itu penuh permohonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection SH - Alternate Universe
ContoJidai wo Koeru Renketsu to Omoi. Kumpulan kisah pairing Hinata dalam berbagai tema dan zaman - mostly AU. Mind to RnR? Disclaimer : Semua karakter Naruto milik Masashi Kishimoto-sensei. rank tertinggi : #1 di shortstorycollection # 14 di SasuHina #...