Sudah beberapa menit berlalu saat Nayla sudah tiba di rumah. Berada di dalam kamar dan mengganti pakaiannya dengan piyama. Saat Nayla merebahkan tubuh ke atas tempat tidur, ponselnya pun berdering tanda pesan masuk.
"Aku udah sampai, Nay."
Nayla berkerut kening ketika Alga mengirimkan sebuah pesan yang memberitahukan jika pria itu sudah tiba di rumahnya. Nayla bingung, mengapa Alga harus memberitahukannya. Sedangkan Nayla tidak bertanya sama sekali.
Nayla baru saja berniat meletakkan ponsel miliknya kembali saat notifikasi kembali berbunyi.
"Cuma sekedar info aja. Kali aja kamu khawatir."
Untuk beberapa saat Nayla hanya diam menatapi pesan yang Alga kirimkan. Dan mencoba untuk membalasnya.
"Oh, syukurlah kalau begitu."
Nayla menatapi pesan yang ingin ia kirimkan kepada Alga. Nayla ragu. Merasa jika pesannya terkesan tidak peduli.
Nayla memutuskan untuk menghapus pesan yang hendak ia kirimkan. Dan mulai mengetikan kalimat baru.
"Gimana dengan motorku, Mas?"
Seketika saja Nayla berkerut kening. Merasa aneh dengan pesan balasan yang baru saja selesai ia ketikan. Merasa tidak pantas saja menanyakan hal itu, sedangkan Alga sudah berbaik hati menolongnya. Dan jika perlu bertanya demikianlah, Nayla seharusnya meminta pendapat Ketrin. Atau lebih tepatnya tidak perlu repot-repot memikirkan hal itu.
Nayla menghela nafas. Akhirnya kembali menghapus pesan itu. Dan memutuskan untuk tidak membalas. Tapi baru saja Nayla selesai menghapus pesannya. Pesan dari Alga kembali masuk.
"Kamu nggak perlu bingung balas pesanku. Kamu baca aja aku udah seneng."
Sepasang alis Nayla terangkat. Sepertinya Alga menyadari jika Nayla kebingungan atau ragu ketika hendak membalas pesannya, yang berarti sejak awal Alga terus memantau ponselnya.
Nayla kembali menghela nafas. Kembali mengetikkan sebuah balasan.
"Maaf, Mas, seharusnya aku yang nanya, ya. Bukan kamu yang lapor."
Kali ini Nayla benar-benar mengirimkan pesan yang ia ketikan. Dan tanpa menunggu lama, pesan balasan dari Alga sudah Nayla terima.
"Ah, masa, sih? Menurutku nggak harus gitu."
Nayla membaca pesan Alga. Kebingungan bagaimana ia harus membalas pesan itu. Tidak ada kalimat yang pas menurut Nayla untuk membalasnya. Sampai akhirnya pesan Alga kembali masuk di tengah-tengah kebingungan Nayla, membuat ia merasa tertolong.
"Lagi pula ini resiko untukku yang mencoba mencuri perhatian kamu, Nay."
Nayla menghela nafas. Menatapi dan mengulang setiap kata pada pesan terakhir yang Alga kirimkan. Alga memang tidak bicara banyak ketika mengantar Nayla pulang. Tapi sepertinya banyak hal yang mengganjal dalam hatinya. Salah satunya seperti pesan yang Alga kirimkan.
Nayla mulai mengetikan pesan balasan untuk Alga.
"Motorku gimana, Mas?"
Nayla terpaksa mengirimkan pesan yang sebelumnya ragu untuk ia lakukan. Sengaja agar pembicaraan tentang perasaan itu dapat dihindari. Sama seperti sebelumnya, tanpa menunggu waktu lama Nayla sudah mendapatkan kembali pesan balasan.
Alga mencantumkan emotikon tertawa diawal pesannya.
"Motor kamu aman. Kamu juga lihat sendiri dia masuk ke dalam rumah."
Nayla menyengir — malu. Sepertinya Alga menyadari jika Nayla sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Dan hal itu dibenarkan langsung oleh pesan yang baru saja masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA PENANTIAN.
RandomNayla Amira, gadis berusia 27 tahun. Tiga tahun hidupnya, ia habiskan hanya untuk menantikan kepulangan sang kekasih. Sampai ia tidak menyadari telah tenggelam dalam sebuah harapan dan mengabaikan kehidupannya. __________ Alga Wijaya, pria berusia...