Mata Jemima mengerjap-erjap. Entah, ia tidak tahu sejak kapan ia pingsan seperti ini. Ketika ia bangun, ia masih berada di dalam mobil. Darah segar yang tadi keluar dari kepalanya sudah mengering. Tanda bahwa ia memang sudah terlalu lama pingsan di dalam kegelapan.
Jemima ingin bangkit, tapi ia masih melihat sosok mengerikan berada di depan kemudi sambil mengobrak-abrik isi tasnya. Berusaha membuka lembar demi lembar kertas yang ada di dalam tas entah digunakan untuk apa.
Sosok itu menoleh, tapi buru-buru Jemima memejamkan mata untuk pura-pura pingsan. Sungguh. Jemima tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Satu-satunya hal yang ia tahu adalah ia akan lebih terancam jika sosok itu tahu jika dia sudah membuka mata.
Tangan Jemima bergetar tapi ia masih mencoba untuk menahannya. Jemima kembali mengerjap tapi ia kemudian melihat sosok itu seperti meniru tulisan tangannya.
Semakin lama Jemima semakin merasa ngeri. Buru-buru ia memutar otak, ia harus segera pergi dari sini untuk menyelamatkan diri jika mendapatkan kesempatan.
Sosok itu sepertinya masih sibuk dengan kesibukannya. Sedangkan Jemima menemukan tongkat yang tadi ia gunakan untuk memukulnya tepat di atas kepala Jemima. Untuk itu, Jemima tidak akan membuang kesempatan lagi, ia mengambil tongkat itu kemudian dengan sekali hentakan, Jemima memukul kepala itu keras-keras.
"Dasar kurang ajar! Perempuan gila!"
Untung saja Jemima berhasil keluar dari dalam mobil. Meski dengan tertatih, ia buru-buru berlari menjauh sebelum ia ditangkap lagi.
Tapi ...
Jemima tidak tahu ini di mana. Ia hanya melihat sungai yang mengalir begitu deras tepat di depannya. Sepanjang ia berlari, ternyata ia hanya mengikuti ke mana arah sungai ini mengalir.
Ya Tuhan di mana ini?
Hari sudah sangat gelap. Tidak ada lampu penerangan sama sekali hingga menyulitkan Jemima untuk bisa melihat dengan jelas. Apa lagi gerimis semakin memperparah keadaan.
"Jemima!!!"
Entah. Jemima tidak tahu siapa dia. Kenapa dia mengenal namanya. Kenapa dia menculiknya, Jemima sama sekali tidak tahu!
Jemima hanya berusaha untuk terus berlari. Tapi sayang, tenaganya tidak cukup kuat untuk melarikan diri dari laki-laki itu. Tiba-tiba saja dari arah belakang sosok itu sudah menarik rambutnya, membuat Jemima terjungkal ke belakang hingga sosok itu langsung menggendong Jemima untuk kembali ke tempat mereka semula.
"Siapa kamu! Pergi! Apa-apaan ini?!"
"Kamu harus mati, Jemima!"
Mata Jemima melebar. Lalu terdengar dengungan lengking yang tiba-tiba muncul di otaknya.
"Kasus ini tidak sepicik yang kamu kira. Ingat, Jema. Mungkin sekarang, nyawamu juga sedang diincar oleh seseorang."
Suara Benjamin yang baru ia katakan siang tadi kepada dirinya.
Ya Tuhan, kenapa dia tidak percaya padanya?!
"Lepas! Lepaskan aku!"
Ya. Kali ini Jemima memang di lepaskan. Tapi tiba-tiba dia sudah berdiri di tepian sungai dan bersiap untuk didorong masuk ke dalam aliran itu.
"Jangan! Aku mohon! Lepas!"
"Selamat tinggal, Jemima."
"Tolong! TOLONG!!!"
Situasinya sudah sangat genting, tapi Jemima sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Lalu dengan sekali dorongan, sosok itu berhasil mendorong tubuh Jemima hingga Jemima terlempar ke dalam aliran sungai yang sangat deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
PARALYZED
RomanceJEMIMA AUDREY, Adalah gadis biasa-biasa saja sebelumnya. Namun tiba-tiba, hidupnya berubah ketika ia mulai menyadari ada yang tidak beres di dalam hidupnya. Ketika ia menyadari bahwa selama ini dia diawasi oleh seseorang. Mulai menyadari bahwa ada p...