01 || Terpuruk

1.1K 226 126
                                    




Seharian Shaka dan Shian terdiam di rumah sakit, kini orang tuanya sudah diautopsi, dan keduanya mendengarkan penjelasan polisi tentang kematian kedua orang tuanya.

"Nyonya dan tuan Valleryant meninggal dunia sekitar pukul 1 dini hari, mereka meninggal dunia setelah meminum teh Chamomile yang terdapat racun sianida di dalamnya."

"Maksud bapak orang tua saya keracunan?" Tanya Shaka dengan tatapan terkejut.

"Ya, lebih tepatnya diracuni, dan kami sudah mengamankan dua tersangka yang bekerja di rumah anda."

"Siapa?" Tanya Shian dengan suara parau.

"Ibu Nara dan anaknya yang bernama Zearka, akan kami selidiki lebih lanjut, dan akan kami kabari lagi segera," sahut pak polisi tersebut yang membuat Shaka terkejut dalam diam.

Shian tersenyum seolah tak percaya, "bukan Zearka, gak mungkin Zearka, bapak pasti salah sangka," ucapnya dengan suara gemetar, menolak apa yang polisi itu bicarakan tentang Zearka.

"Kami belum bisa memastikan, kami harus menyelidiki lebih lanjut, untuk saat ini keduanya menjadi tersangka, saya harus pergi, permisi," sahut pak polisi, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Shaka dan Shian di ruang tunggu.

Shian kembali meneteskan air matanya, "Zearka gak mungkin sejahat itu, gue yakin bukan Zearka."

"Zearka atau bukan, gue pastiin orang yang udah ngebunuh nyokap dan bokap gue mendapat hukuman yang setimpal, atau lebih nyakitin dari itu," gumam Shaka seraya mengepalkan kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya.

"Bukan Zearka, gue yakin bukan Zearka.. bukan.." racau Shian di sela tangisan lirihnya, sementara Shaka hanya diam dengan tatapan tajam dan kedua tangan yang terkepal di atas paha.

**

"Sudah saya bilang! Saya tidak membunuh keluarga Valleryant! Saya tidak punya racun seperti itu!" Jerit Nara yang tengah diintrogasi di sebuah ruangan.

"Saya yakin Zearka yang melakukannya, anak itu aneh, anak itu psikopat! Bahkan sejak kecil dia selalu menyakiti seekor burung dan memotongnya hidup-hidup!" Jerit Nara lagi dengan napas memburu.

Seorang petugas kepolisian yang bertugas mengintrogasi Nara pun mendengus kecil, "kami menemukan sisa racun di kantung baju anda yang tergantung di kamar," ucapnya seraya menunjukan sisa racun berbentuk kristal kecil di plastik klip.

"Itu bukan milik saya, saya bahkan tidak tahu soal racun itu! Saya yakin Zearka pelakunya! Tangkap anak gila itu! Dia gila! Dia bajingan yang saya adopsi dari panti asuhan! Dia bukan anak kandung saya!" Jerit Nara lagi.

"Zearka sudah memberikan keterangan, bahwa anda memintanya untuk memberikan teh Chamomile pada tuan dan nyonya Valleryant, bahkan Zearka tidak tahu bahwa teh itu beracun, anda tidak bisa menuduhnya seperti itu. Dan menurut keterangan maid-maid lain di rumah itu, anda sering mencuri barang-barang milik keluarga Valleryant dan melontarkan ujaran kebencian, itu sangat jelas bukan?"

Nara menggelengkan kepalanya, "jangan memojokkan saya, saya memang membenci keluarga Valleryant, tapi saya tidak berani untuk membunuh mereka! Saya masih punya hati!"

"Ah anda juga bisa dikenai pasal berlapis, bahwa selama anda menjadi ibu untuk Zearka, anda selalu melakukan kekerasan pada Zearka, sebaiknya anda mengaku, jika anda terus mengelak hukumannya akan semakin berat-."

ZEARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang