03 || Ambil aku saja

943 214 248
                                    


Pelan-pelan aja bacanya.

"Yeay! Kak Zear beliin Sean bubur ayam Mang Aa!" Sean berteriak heboh seraya berlari ke dapur, hal sekecil apa pun yang ia dapatkan selalu membuatnya senang.

"Seneng banget," gumam Shian seraya tersenyum kecil, dan Sean hanya tertawa sambil duduk di sampingnya.

"Habisin ya? Sean belum makan dari malam."

Sean menganggukan kepalanya, ia pun memakan buburnya seorang diri, sementara Zearka masih mengurus kucing kesayangan Shian di belakang.

Sean makan dengan berantakan, namun Shian membiarkannya, agar Sean terbiasa makan sendiri.

"Sean mau kak Zear."

"Maksudnya?" Tanya Shian yang tak mengerti.

"Sean mau di rumah sama kak Zear, kak Zear gak boleh sekolah," sahut Sean yang terdengar oleh Zearka yang baru tiba di dapur.

"Sean udah janji bakal ijinin kakak sekolah," ucap Zearka seraya mencuci tangannya di wastafel, ia mendadak takut Sean berubah pikiran dan memaksanya untuk tetap di rumah lagi.

"Besok aja sekolahnya, Sean mau jajan sama kak Zear!" Sahut Sean yang tak mau mengerti.

"Sean gak boleh gitu, kak Zear udah siap mau ke sekolah, Sean jajan sama Bibi Mar aja ya?" Shian berusaha membujuk Sean, membuat Sean mendadak berhenti makan dan menatapnya dengan tajam.

"Kakak gak bakal sekolah, tapi Sean janji besok ijinin kakak ke sekolah," ucap Zearka seraya tersenyum pada Sean, membuat Sean membalas senyumannya.

"Iyaaa!" Sahut Sean, lalu melanjutkan sarapannya dengan penuh semangat.

"Maafin Sean," ucap Shian yang merasa bersalah, karena Sean, Zearka tak bisa pergi ke sekolah lagi.

"Santai aja, aku udah bilang sama wali kelas, dia baik dan bisa ngertiin kita."

Zearka mendekat pada Shian, ia menuangkan air ke dalam gelas Shian, "aku mau vaksin Nana, boleh aku ajak Sean? Sekalian belanja cemilan."

"Boleh, bawa mobil aja biar kamu gak repot, kuncinya di lemari ruang tengah, gak perlu ijin Shaka, itu mobil aku," sahut Shian.

"Hm, kamu mau nitip sesuatu?"

"Beliin bahan-bahan buat bikin carbonara, aku lagi pengen makan itu."

"Okay. Kayaknya sekalian antar kamu ke sekolah aja, abis itu belanja dan ke klinik," ucap Zearka, dan Shian kembali menganggukan kepalanya.

**

Zearka sudah mengantar Shian ke sekolah, dan kini ia berbelanja di supermarket bersama Sean, ia menitipkan Nana yang terkurung di dalam kandang di tempat penitipan.

Sebenarnya penjaga di sana menolak, namun Zearka memohon karena Nana tak boleh dibawa masuk.

Sean terlihat senang berbelanja, Zearka membiarkan Sean mengambil apa pun, hingga Trollynya penuh dengan makanan Sean semua.

"Kenapa Sean jajan sebanyak ini? Mau buka warung?" Tanya Zearka sambil tertawa pelan.

"Sean suka makan, Sean harus beli banyak! Nanti main warung-warungan!"

"Sean, Sean boleh beli apa pun, asal di rumah Sean jangan nangis sambil nyari mama lagi, kasian kak Shian dan kak Shaka," ucap Zearka berharap Sean mau mengerti.

"Iya, tapi Sean mau jajan yang banyak lagi ya?"

"Iya, boleh."

ZEARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang