Zearka berjalan dengan langkah santai di lorong rumah sakit, ia menenteng satu paperbag berukuran besar, kemudian memasuki kamar rawat Aji, hingga mengundang tatap dari Aji.
"Bang Eza udah pergi, kenapa lo lama banget?" Tanya Aji yang terlihat kesal.
"Abis beli ini, antriannya panjang," sahut Zearka, tanpa ragu ia mengeluarkan squishy dari paperbagnya dan menaruhnya di tangan Aji.
"Biar jari-jari tangan lo gak kaku," ujar Zearka yang membuat Aji tertawa, Aji meremas-remas Squishy itu di tangannya.
Zearka pun mengganti selimut Aji dengan selimut yang ia bawa, selimut bergambar hamster kecil-kecil yang terlihat menggemaskan.
"Arghh! Nanti gue diejek Haikal!"
"Heh? Gue kira lo bakal suka," Zearka nampak bingung, namun ia menggeleng kecil seolah tak peduli.
"Ze, gue bukan anak kecil," gumam Aji dengan tatapan kesal saat Zearka mengeluarkan satu set pajama bergambar hamster juga.
"Gak apa-apa sih, biar lo gak bosen."
"Gue bakal pulang."
Zearka mengerutkan dahinya, "kata siapa?"
"Kata gue, udah bosen banget di sini, bayangin 3 bulan lebih gue di sini, apa gak gila gue?"
"Kalau di rumah nanti lo sama siapa?"
"Ya lo nemenin guenya di rumah, lagian akhir-akhir ini gue udah terapi, gue bisa jalan sedikit-sedikit."
"Kapan pulang?"
"Kata bang Eza 3 atau 4 hari lagi."
"Oh Yaudah, hari ini ada jadwal terapi lagi?"
"Gak ada, besok pagi ada. Kenapa lo kayak gak seneng gitu gue pulang?"
"Bukan gak seneng, cuma kan lo belum sembuh."
"Udah sih, Lebay amat," gumam Aji, dan Zearka hanya berdecak kecil.
"Tapi kalau gue udah di rumah, gak perlu ditemenin 24 jam, jadi lo gak perlu lama-lama nemenin gue, nanti Shian ngambek lagi," ujar Aji lagi.
"Ya ya ya terserah, yang penting lo cepet sembuh, gue pengen loat lo di sekolah lagi."
"Gue ngulang kelas nanti, jadi lo lulus duluan."
"Gak sekalian pindah sekolah? Biar gak diganggu Razkal."
"Gue tau Razkal sering gangguin gue," gumam Aji yang membuat Zearka terdiam sejenak dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Terakhir yang gue inget, Hmm.. rambut gue..." lanjut Aji sambil menyentuh kepalanya sendiri, suaranya memelan di akhir kalimat.
"Lo inget rambut lo diapain sama Razkal?" Tanya Zearka, dan Aji menganggukkan kepalanya.
"Rambut gue dibakar sampe kena kulit kepala, gue lupa rasanya, buat pertama kalinya gue nangis depan dia mohon-mohon buat berenti lakuin itu."
Tangan Zearka terkepal erat setelah mendengar cerita mengerikan dari Aji, "apa lagi? Lo gak pernah mau cerita sama gue."
Aji merengut sendu, "hm, mereka punya komplotan di luar sana, kalau gue cerita ke kalian, mereka bakal gangguin kalian juga, gue gak mau itu terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEARKA
Teen Fiction"Jika memang rasa sakitku bisa menyembuhkan lukamu, akan ku sembuhkan setiap waktu. Maaf, karena kehadiranku hidupmu menjadi sekacau ini, Shian." -Zearka