08 || Mie Ayam

692 180 187
                                    



Zearka membeli 3 mie ayam dan 3 air botolan, kemudian membawanya menggunakan nampan ke atap sekolah yang sudah boleh ditempati lagi, namun ia tak menemukan ketiganya di sana.

Zearka pun mengecek pesan dari Sargas.

Sargas
Di lapangan.

Zearka mendengus sebal, ia pun pergi ke lapangan dengan susah payah, ia takut tersandung sesuatu hingga menumpahkan apa yang ia bawa.

Zearka agak risih saat ia lewat semua orang terus tertuju padanya, mereka benar-benar membencinya karena masalah Aji.

Zearka tiba di lapangan, ternyata Sargas dan teman-temannya yang lain tengah bermain basket di sana.

"Sargas!" Panggilnya dengan tatapan malas.

"Sini lo!" Teriak Sargas seraya berjalan ke sebrang sana.

Saat Zearka mengikuti langkah Sargas, sebuah bola mengenai lengannya cukup keras, hingga satu nampan berisi 3 mangkuk mie ayam itu terjatuh dan tumpah berserakan.

Zearka menoleh pada Shaka yang tengah mengejar bola basket, kemudian Shaka tersenyum kecil padanya.

"Gak sengaja, kayaknya lo harus bersihin," ucap Shaka yang kembali melanjutkan kegiatannya.

Razkal yang melihat itu hanya tertawa dan kembali bermain, sementara Sargas mendengus sebal.

"Lemes banget jadi cowok, kesenggol dikit langsung jatoh, beresin! Beliin yang baru!" Titah Sargas yang langsung bergabung dengan temannya yang lain.

Zearka berusaha menahan marah, sayang sekali mie ayam ini, terbuang karena ulah Shaka yang disengaja. Ya, ia yakin Shaka sengaja melakukan itu untuk menyulitkannya.

Zearka tidak mau masalah ini menjadi besar, ia pun berjongkok untuk mengambil mie-mie itu menggunakan garpu dan sendok, mungkin kuahnya akan ia lap dengan kain nanti.

Pemandangan itu tak lepas dari murid-murid yang berada di kelas dan sekitar sana, mereka mengambil gambar Zearka hanya untuk dijadikan story mengejek.

"Di rumah jadi kacung, di sekolah pun jadi kacung."

"Kacung siapa nih?"

"Kasian banget."

"Pembunuh emang harus diperlakuin kayak gini, bahkan harus lebih parah."

"Gak punya, udah bunuh orang masih sempet sekolah."

"Siapa yang bilang dia baik? Topengnya mulai kebongkar! Haha!"

Begitulah caption yang mereka tulis di foto Zearka.

"Kenapa gak lo jilat aja, Ze?" Tanya Sargas seraya tertawa pelan, namun tak ada jawaban dari Zeaeka.

Razkal pun memantulkan bola basketnya ke kepala Zearka, melakukannya berulang kali hingga membuat Zearka geram.

"Diem, atau kuah mie ayamnya gue lempar ke muka lo," desis Zearka yang membuat Razkal dan Sargas tertawa.

"Kacung lo udah bisa ngelawan, Ka!" Ujar Sargas sambil menepuk-nepuk bahu Shaka.

"Bersihin pake mulut lo aja," saran Shaka yang membuat Zearka terdiam dengan tatapan tajam.

"Kenapa diem? Majikan lo nyuruh tuh, katanya bakal lakuin apa pun buat nebus semua kesalahan nyokap lo." Razkal mengompori, ia senang ketika Shaka mau menunjukan kebenciannya pada Zearka.

"Jilat sekarang, ini perintah gue, Zearka," pinta Shaka sambil tersenyum licik.

"Lo duluan aja yang jilat, nanti gue ngikutin lo," balas Zearka yang terdengar berani, hal tersebut membuat senyuman Shaka luntur, tergantikan dengan raut wajah yang mengerikan.

ZEARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang