Nurra merasakan sakit di kepalanya sehingga sulit membuka mata. Ia berfikir apakah ia berhasil diselamatkan dari kecelakaan malam itu?
Nurra mengira ia masih hidup, dan ia merasakan sakit dikepalanya yang menandakan itu bukan mimpi. Dia mengira sedang terbaring dirumah sakit sekarang. Perlahan Nurra membuka matanya dan melihat keadaan sekitarnya yang terlihat asing.'Apa benar ini dirumah sakit?' pikirnya. Ruangan yang ia tempati itu lebih terlihat seperti kamar mewah dengan dekorasi kuno seperti kerajaan Eropa.
Ia terbangun diatas kasur yang luas dan mengenakan gaun merah yang menurutnya aneh menambah keheranannya, ia ingin beranjak dari atas kasur itu tapi sakit dikepalanya terlampau sakit dan menghalangi niatnya untuk berdiri dan mencari tahu dimana dia berada saat ini.
"Siapa yang mengganti pakaianku?"-dia sangat risih dengan gaun yang ia kenakan, karena dia sama sekali tidak menyukai pakaian seperti itu.
Merasa sakit dikepalanya sedikit hilang, Nurra ingin mencari keberadaan orang tuanya sekarang. Ia tau pasti orang tuanya sangat mengkhawatirkan nya saat ini. Dengan susah payah ia berdiri dan mendekati ke arah pintu kamar tersebut.
Nurra menghentikan langkahnya saat ada seorang wanita muda memakai pakaian seperti seorang pelayan memasuki kamar tersebut. Dan anehnya lagi, orang tersebut tidak terlihat seperti orang asia."Duchess... "-ucap wanita dihadapannya tersebut.
"Baguslah Duchess sudah sadar sekarang. Saya sangat khawatir, Duchess sudah empat hari pingsan. Saya takut Duchess tidak akan bangun."-ucap orang asing tersebut sambil menangis yang membuat Nurra semakin bertanya-tanya dimana dia sekarang.
"Duchess? Apa maksudmu? aku tidak mengerti. Dimana aku sekarang, dan siapa kau? Jangan bermain-main dengan ku!"-ucap Nurra.
"Apa Duchess melupakan saya? Saya pelayan pribadi Duchess. Saya juga yang sudah menemani anda sejak kecil Duchess. Apa benar Duchess tidak mengingat saya? Saya Merina Duchess." -ucapnya dengan raut wajah kekhawatiran.
"Kau bercanda? Aku tidak mengenal mu. kenapa kau terus memanggilku dengan sebutan Duchess? Kau kira ini zaman apa? Berhentilah berakting, ini bukan drama kolosal. Bisa-bisanya kau memperlakukan korban kecelakaan seperti ini."-kesalnya
"Sekarang katakan ini dimana? Katamu aku pingsan empat hari? Terus dimana orang tua ku? Kenapa aku dipakaikan pakaian seperti ini?" -lanjutnya.
"Tunggu sebentar Duchess."- bukannya menjawab, wanita yang terlihat seperti pelayan tersebut malah meninggalkan nya diruangan itu dan menutup pintu kamar itu hingga Nurra tidak bisa keluar untuk mengejarnya.
"Hei kau! Kenapa pintunya di kunci! Aku mau keluar! Buka pintunya! Ada koruptor yang harus kutangkap, sialan!"
Teriak Nurra panik. Bagaimana tidak, jika dia baru terbangun selama empat hari pingsan. Lantas bagaimana persidangan itu? Dia harus dapat memenjarakan koruptor itu.Nurra mendapati dirinya dikunci dikamar luas itu pun tidak tinggal diam, ia berjalan menyusuri kamar itu untuk mencari sesuatu yang dapat memberinya petunjuk dimana dia sekarang. Nurra tidak yakin bahwa ini rumah sakit, atau jangan-jangan ia diculik? Banyak pertanyaan dikepalanya saat ini.
Ia berjalan ke arah meja rias di salah satu sisi ruangan itu. Dan ia dapat melihat pantulan dirinya dari cermin yang ada di meja rias tersebut.
"Ini bukan aku!"
Kaget Nurra melihat wajah asing tersebut. Kulit putih pucat, bermata coklat terang dan berambut merah gelombang. Ini jelas-jelas bukan dirinya.Tidak bisa berkata-kata, Nurra terdiam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Nurra mengingat perkataan orang asing tadi yang memanggilnya Duchess.
Apa benar ia seorang Duchess? Tidak! Nurra jelas-jelas bukan seorang Duchess, tapi orang yang ia lihat di pantulan cermin itu bisa jadi benar seorang Duchess. Dan Nurra sekarang berada didalam tubuh Duchess ini. Hanya itu kemungkinannya. Jika ada kemungkinan lain, sudah pasti Nurra benar-benar gila.Nurra berfikir keras, apakah ber transmigrasi itu benar adanya? Dia sering membaca novel seperti itu, Nurra tidak ingin percaya bahwa ia ber transmigrasi tapi semua yang ia lihat membuktikan bahwa ia benar-benar ber transmigrasi. Tapi ia menjadi siapa? Nurra masih bertanya-tanya.
"Apa ini dunia novel? Jika iya, siapa raga yang aku masuki ini? Oh tidak! Apa aku sudah mati di kecelakaan malam itu?!"
Yah, Nurra harus menerima kenyataan bahwa ia sudah mati.Nurra menangis, tidak tau harus berbuat apa ditempat asing seperti ini. Tidak satupun orang yang ia kenali disini, bagaimana ia menjalani hidup.
BRAKK!
terdengar suara pintu kamar itu seperti dibuka kasar oleh seseorang.
Seorang pria tampan. tinggi, dengan rambut hitam dan mata yang sama hitamnya dengan sorot mata tajam terlihat berdiri di ambang pintu tersebut lalu berjalan kearah Nurra. Dan dibelakangnya terlihat seorang pelayan yang sebelumnya masuk kekamar itu.
"Oh! Ternyata kau sudah sadar Duchess? Aku sedikit kecewa, kenapa kau tidak langsung mati saja?!" -ucap pria tersebut.
Siapa pria ini, kenapa ia berkata kasar seperti itu, pikir Nurra.
"Duke, Jangan memarahi Duchess. ia baru sadar dari pingsannya."- ucap pelayan yang ada disamping pria itu, yang Nurra ketahui namanya adalah Merina, karena dia sendiri yang mengatakan kepada Nurra sebelum nya.
"Diam kau! Jangan mentang-mentang kau pelayan pribadinya, kau berani menentang ku? Disini aku tuan rumahnya kau tau itu?"-balas pria itu dengan suara lantangnya.
"Maaf Duke... " Ucap Merina menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...