part 33

24.8K 1.7K 65
                                    


Dengan hati-hati, ia naik di atas kasur itu agar Javier tidak terbangun. Perhatikannya wajah Javier, sembari mengusap rambut pria itu.

"Kenapa kau berubah seperti ini?" Ikasya menyapu air mata yang membasahi sudut mata Javier.

Ikasya tahu, Javier pasti menangisi Nachella sebelum ia tertidur. Memiliki pria itu seutuhnya belum cukup ternyata. Ia tidak mendapat apa yang Javier janjikan padanya.

Dan bodohnya, sedikitpun ia tidak membenci Javier. Sikap dingin Javier tidak dapat membekukan hatinya.

"Aku ingin kau kembali seperti dulu, disaat kau masih mencintaiku." Ikasya ikut membaringkan tubuhnya disamping Javier.

Dengan berbantalkan lengan Javier, ia memeluk tubuh pria itu sembari menutup mata. Satu yang ia rasakan, kenyamanan. Andai saja Javier masih mencintainya, Ikasya tidak perlu melakukan hal ini diam-diam.

Sampai pagi datang, Ikasya masih tertidur tanpa mengubah posisinya. Javier membuka matanya perlahan sebelum menyadari Ikasya yang tidur sambil memeluknya.

Sontak, Javier berteriak, hampir lompat dari kasur itu. Lengannya yang Ikasya jadikan bantal, ia tarik paksa sampai Ikasya terkaget dan bangun.

Membayangkan ia tidur dengan Ikasya semalaman membuatnya hilang akal untuk tidak memaki wanita itu, sebelum ia menarik tangan Ikasya dan menyeretnya keluar.

Setelah mengumpulkan kesadarannya, Ikasya dapat melihat Javier yang menatapnya penuh jijik. Bahkan kata-kata yang keluar dari mulut pria itu berhasil membuat luka baru di hatinya.

"Jalang sepertimu tidak pantas memasuki kamar ini." Javier membuka pintu kamarnya dan menarik paksa Ikasya keluar.

Ikasya hampir terjatuh karena Javier  melepaskan tangannya tiba-tiba setelah ditarik kuat. Ia sudah berdiri di luar kamar sembari memandang Javier yang ada di ambang pintu kamar itu.

"Kenapa aku tidak boleh tidur dikamar ini?" Ia memegang pergelangan tangannya karena terasa sakit. Bisa-bisa tangannya membiru karena cengkraman Javier yang terlalu kuat.

"Karena ini kamar Nachella. Kau tidak ada hak untuk itu."

"Dia bukan lagi istrimu. Kalian sudah bercerai, apa kau lupa?"

"Sudah bercerai bukan berarti aku tidak bisa mendapatkannya kembali."

Ikasya tercengang mendengar ucapan Javier, apa maksudnya? Apakah Javier ingin membawa Nachella kembali dan menyingkirkan dirinya?

Segila itukah Javier karena ditinggal Nachella? Apa bagusnya wanita itu. Ikasya merasa dirinya lebih pantas mendampingi Javier.

Apa yang bisa Nachella lakukan, dia juga bisa lakukan. Lantas, dimana letak kekurangannya? Sudah sejauh ini ia melangkah untuk mendapatkan Javier kembali. Tidak akan ia kalah untuk kedua kalinya.

"Aku tidak akan membiarkanmu membawa Nachella kembali."

Javier tertawa mendengar Ikasya berkata seperti itu.
"Kau bukan penghalang bagiku."

"Selamanya kau hanya akan punya satu istri, dan itu aku!"

Lucu rasanya mendengar wanita tidak tahu malu di hadapannya. Apakah ada sesuatu yang bersarang dikepala Ikasya.

Bukannya mereka saling sepakat untuk berpisah kala itu. Bagaimana bisa Ikasya datang mengejutkannya dengan mengatakan ia menghamili wanita itu.

Karena itulah ia sudah tidak bisa mempercayai Ikasya lagi. Tapi sudah terlambat menyadari bahwa wanita itu licik. Javier terlanjur masuk ke perangkapnya.

Tapi semudah itukah Javier menyerah? Tentu tidak. Ia akan keluar dari jeratan Ikasya. Menyingkirkan wanita itu lalu memiliki Nachella seutuhnya.

Kali ini, apa pun itu akan ia lakukan asal Nachella kembali padanya. Ia sudah tidak perduli jika semua orang membencinya. Hidup tanpa Nachella lebih buruk dari pada dibenci satu dunia.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang