"Yah, aku akan merebutnya kembali," ucap Ikasya.
"Tanpa kau sadari, kau mengaku bahwa kau memang perebut."
"Apa?!"
"Oh! Tenanglah. Aku tidak berniat memancing perkelahian dengan mu. Aku sepenuhnya mendukung mu untuk mendapatkan Javier."
"Tanpa dukunganmu aku akan tetap mendapatkannya, KARENA DIA MILIKKU! WANITA PERTAMA YANG DIA CINTAI ITU AKU, BUKAN KAU!!"
"LANCANG!!" Merina datang dan menampar Ikasya saat itu juga.
"Merina.. " Nachella sedikit kaget dengan kedatangan Merina yang entah dari mana.
_________
Diperjalanan pulang, Javier yang ditemani Mark dan Zen. Tanpa sengaja mereka bertemu orang tua Javier. Darwis dan Lyana memang ingin berkunjung dikediaman anaknya itu. Terlebih Lyana yang ingin melihat keadaan menantu kesayangannya, Nachella.
"Kalian sedang apa disini?" tanya Lyana.
"Hanya ada beberapa pekerjaan yang harus diurus," jawab Javier.
"Ibumu ingin sekali berkunjung menemui Nachella. Apa hubungan kalian sudah membaik?" tanya Darwis.
"Hmm.. Akan membaik."
"Benarkah? Baguslah, putraku pasti bisa memberikan cucu kan?" Lyana yang mendengar itu tersenyum karena putranya mulai berubah.
"Pasti bu.."
"Pasti sulit" Zen berbisik ke telinga Mark menyambung ucapan Javier. Mark yang mendengar itu hanya menatap Zen memberikan isyarat untuk diam.
"Kenapa? Apa yang ku ucapkan salah? Kau tahu sendiri bahwa Duchess-" Sebelum Zen menyelesaikan ucapannya, dengan cepat, Mark menarik Zen dari sana. Walaupun suara nya hanya didengar mereka berdua, bisa saja itu didengar oleh Javier ataupun orang tuanya.
"Kau diamlah, jangan ikut campur." Mark menutup mulut Zen dengan tangannya, manusia seperti Zen memang harus disingkirkan. Bisa-bisa dia mengganggu keromantisan antara anak dan orang tua itu.
"Aku hanya berpendapat." Zen menyingkirkan tangan Mark dan kembali berbisik.
"Simpan itu, tidak ada yang ingin mendengarnya." Mark menyarankan Zen untuk berhenti berkomentar, ucapan pria itu perlu disaring. Apa dia tidak takut kehilangan pekerjaan hanya karena itu? Kebiasaannya meledek Javier dari belakang. Apalagi Zen selalu membawa-bawa dirinya untuk bergosip ria. Mark tidak ingin dirugikan karena Zen.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan. Sesampainya disana, mereka melihat ada sebuah kereta kuda yang berhenti di halaman kediaman Javier. Setelah melihat siapa yang turun dari kereta kuda itu, Javier terpaku memandang dua orang yang selama ini ia hindari. Kedua orang itu adalah orang tua Nachella. Ia takut Nachella akan membujuk kedua orang tuanya agar mereka bercerai.
"Kebetulan sekali kita bertemu disini." Lyana dengan riang menghampiri sahabatnya.
"Ah, aku senang melihatmu." Beryna memeluk lyana saat itu juga.
"Nachella pasti sangat senang sekali kedua orang tuanya juga datang," ucap Darwis.
"Tentu, dan sudah lama kita tidak berkumpul juga," jawab Marvin, ayahnya Nachella.
Sebenarnya kedatangan Marvin dan Beryna untuk mempertanyakan perceraian itu, mereka hanya ingin memastikan apakah Nachella benar-benar berniat untuk bercerai dengan Javier. Mengingat Nachella tidak pernah lagi datang dan memberikan kepastian kapan mereka bercerai setelah hari itu, saat Nachella mengadu hendak mengakhiri rumah tangganya.
Marvin harap, putrinya tidak mengubah keputusan semudah itu walaupun Javier berubah.
Marvin dan Beryna sama sekali tidak melihat kearah Javier walaupun pria itu terus mencoba mengajak mereka berbicara. Orang tua Javier yang menyadari itu, menguatkan anaknya untuk bersabar. Putranya itu memang salah. Darwis dan Lyana tidak menutup mata akan hal itu. Mereka harap, anaknya juga bisa mengambil hati kedua Marvin dan Beryna suatu saat. Dan dapat meyakinkan bahwa ia bisa membahagiakan Nachella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...